6. Kencan Singkat

88 13 0
                                    

Suasana ruangan sepi, hanya ada dentingan sendok dan piring yang beradu. Mereka bertiga seolah makan dengan khidmat tanpa peduli sekitar.

"Abis ini mbak Ara mau kemana?" Alea membuka suara saat mereka selesai makan.

"Gue mau ke kamar lo dulu, abis itu nanti sore anterin gue ke salon ya. pokoknya harus bisa!"

"Ohh ok--"

"Nggak bisa, Alea mau gue ajak ke taman nanti. Jangan monopoli Alea mulu dong!" Sela Orel.

Karna Heara yang tau rencana Orel, dia akan membungkam Orel agar tidak membantah permintaannya dengan mengancam cowok itu.

"Ohh,, gak boleh yaa.. Hmm Yakin nih? okee." Dengan senyum manis yang membuat Orel langsung peka jika itu adalah sebuah ancaman maka dengan cepat dia akan menghentikan kalimat selanjutnya. "Alea gak apa apa lo ikut sama Orel, Tap-"

"HEH!! Yaudah geh sana sama Alea, sampe sore aja tapi."

"Lo siapanya Alea gue tanya coba? Apa hak lo ngatur ngatur Alea?" Pertanyaan Heara sontak membuat Orel menatapnya tajam, jika di ilustrasikan bisa di pastikan mata Heara akan bolong karena terus mendapat tatapan tajam yang membunuh.

"Mbak, nanti gue anterin lo deh ya. Plis gausah cari keributan lo berdua."

Heara hanya mendelik pada Orel dan kembali berjalan ke kamar Alea. Dengan langkahnya yang feminim namun manja dia menghentak hentakan kakinya seperti anak kecil. Sifat Heara memang seperti itu.

Jika Heara sedang kesal, dia akan bersikap manja dan terkesan seperti anak kecil. Beda lagi jika dia marah atau cemburu, dia akan diam saja seharian dan seolah acuh pada orang yang telah membuatnya marah.

"Maafin Heara ya, lo juga udah tau gimana sikap dia kan? jangan di ambil hati omongan dia. Dia kalo lagi kesel atau badmood emang gitu."

Orel hanya mengangguk dan menatap Alea. Seandainya saja dia tidak memberi tahu Heara tentang rencananya. Ughh sial!

Alea juga merasa ada yang tidak beres antara keduanya. Mungkinkah keduanya ada hubungan? tapi kenapa hati Alea merada kesal? Huft seandainya dia tau yang sebenarnya.

׺°”˜'”°º×.׺°”'˜”°º×

A L E A

Hari ini gue sama Heara lagi ke salon, katanya sih dia mau tampil cakep di depan Dika.

Semoga aja tuh anak nggak salah orang lagi. Jika kalian mau tau, mantannya Heara tuh kayanya lebih dari 15 dan mereka semua sangat sangat brengsek.

Gue akui Heara memang cantik dan imut jika di bandingkan dengan gue. Dia punya banyak mantan juga karena kebanyakan temennya itu punya koneksi banyak, jadi dia selalu punya pacar ketika dia udah menjomblo.

Heara pernah ngenalin gue ke satu orang cowok, dia tinggi putih dan murah senyum saat sama Heara. Namun sayang, dia lebih banyak diam dan menatap dingin para cewek yang berjajar rapih untuk bertegur sapa dengannya. Kata Heara ngenalin dia ke gue tuh soalnya gue pinter ngeluluhin hati orang yang dingin banget, dia sampe bawa buktinya ya itu Orel.

Nama cowok itu Rehan kalo gak salah. Rehan pernah ngasih gue senyuman tapi cuma 2 detik pas kita saling ketemu, hal itu membuat Heara memukul pundaknya karena tidak bisa ramah sama gue. Entah apa yang dia pikirin tentang gue karna gue sama sekali gak peduli.

Kata Heara mungkin kita bisa lebih leluasa saat bicara, makanya dia akan beranjak meninggalkan tempatnya tapi Rehan seolah nggak mau Heara pergi. Heara bingung dan kata 'Gak!' seolah menyuruhnya duduk.

Hujan Mengatakan Segalanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang