13. Bandara

97 10 1
                                    

Happy reading✨

Hari ini Alea berangkat buat ke surabaya, naik pesawat mau naik apalagi. Orel ada di samping dia sambil nenteng koper hitam dia yang ukurannya sedang. Heara, Nana, Dion, Dean, dan juga pasangan dablek kita Ezka dan Cia juga nganter Alea ke bandara. Tentang Heara, cewek itu mutusin buat nggak ke surabaya karena dia masih pengen di jakarta. Gak tau tuh anak gak kangen apa ya sama maknya.

"Berapa lama di sana?" Tanya Orel, cowok itu pake jaket item yang dia sampirin di bahunya. "9 hari sih kayanya, lo jangan kangen sama gue ya."

Heara yang berada di belakang mereka langsung mendengus keras. Bagaimana tidak? Nana di samping dia ngerangkul tangan dia yang lagi bawa tas merah isi makanan oleh oleh buat keluarganya yang di titipin ke Alea, dan Dion yang dari tadi ngeliatin sinis tangan Nana. Capek Heara tuhh.

"Lo pada kalo gak mau gue semprot, mending ngejauh dari gue sekarang!" Heara udah ancang ancang pengen gebukin mereka berdua pake pantofel coklat punya dia.

"Apasih Araa, gue tuh diem tau dari tadi." bukannya Nana atau Dion yang jawab tapi Dean dan di angguki sama Ezka dan Cia. Sungguh membuat Ara darah tinggi:)

"Leaaaa, janji sama gue jangan lama lama. Bisa mati muda gue ngadepin mereka yang makin hari makin bikin gue pengen jedotin pala mereka!!" Heara langsung lemparin tas merahnya ke Orel yang dengan sigap nangkep itu tas, terus langsung meluk Alea dan nangis yang bener bener nangis di sana.

"Yaelah mbak udah kaya mau gue tinggal bertahun tahun aja lo. Cuma seminggu lebih inii, yaudah sih." Ucap Alea sambil ngelus ngelus punggung Heara nenangin.

Alea ngelepasin pelukannya dan beralih ke Orel, "Maaf ya gue gak bisa nganterin lo ke bandara besok. Hati hati buat besok, titip salam sama tante." terus dia beralih ke temen temennya yang lain. "Lo pada! Jangan bikin Heara susah ye, ntar gue balik Heara tinggal badan doang kan gak lucu." terus dia ketawa ngakak padahal gak ada yang lucu.

Yeahh mungkin ini cuma waktu yang singkat, tapi siapa yang tau kedepannya bukan?

•••

Alea dan Orel udah berangkat, ninggalin kota Jakarta yang padat karena hujan dan macet. Belum lagi kecelakaan yang entah kenapa sering terjadi. Membuat kendaraan macet total.

Seperti saat ini, Heara yang saat ini sedang berada dalam mobil Nana mendengus kasar. Bagaimana tidak? Kemacetan yang terjadi sudah cukup parah. Di tambah lagi dengan keadaan di depan sana, sebuah mobil pengangkut hewan ternak—Ayam, itu mengalami masalah. Ayam ayam yang sudah di kandangi entah bagaimana caranya bisa terlepas dan membuat kekacauan di seluruh jalanan.

"Naaa ini kapan sihh selesainyaa akhh gue pengen tidur aja rasanya!" Nana hanya menghela nafas mendengar kalimat yang sama selama 27 kali dari mulut Heara. "Lo kira gue iron man yang bisa nangkep 'Penjahat' kecil bernama ayam yang berbuat onar di jalan raya? Gue juga gak tau Hearaaa!!"

Entahlah mungkin saking dongkolnya dengan pertanyaan Heara dia sampai membalas tidak nyambung seperti itu.

Sudah 3 jam mereka terjebak macet seperti ini namun belum bisa sampai di tempat tujuan. Benar benar membosankan. Heara membuka hpnya, mencoba vidiocall dengan Alea.

Nada dering ke 3, panggilan di jawab oleh Alea. "Halo mbak?"

"Halo Aleaa!! Huwwwaaa gue bosen lo tau? Gue udah hampir 3 jam di sini dengan keadaan macet parah anjing huhuu pengen gue terbangin aja nih mobil biar kaya aladin, bedanya kalo aladin pake karpet kalo gue pake mobil hehe." Nana yang di sampingnya tertawa mendengar penuturan gak masuk akal Heara.

"Ngomong apasih ra, nglantur amat hahahaha" Nana receh banget emang.

''ya terus hubungannya ama nelepon gue tuh apa mbak?" Alea nanya sambil ngorek hidungnya, ngupil:)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 28, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hujan Mengatakan Segalanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang