Hari sudah mulai gelap, Menjelang maghrib. Tapi keduanya masih berada di keadaan hening.
Canggung.
Hanya ada suara dentingan sendok beradu dengan piring. Yap mereka berada di salah satu restoran nasi goreng, kata Orel sih dia pengen ngerasain nasi goreng mafia gitu. Yahh maklum gak pernah makan di luar sih.
"Kalo gak ada yang mau di bicarain kita pulang aja." Kata Alea.
"Ntar dulu, makan aja ini lo belom habis tuh." Orel menunjuk piring Alea yang masih penuh dengan nasi gorengnya.
"Kenyang." Jawabnya singkat.
Orel cuma menggeleng lalu melanjutkan makannya. Alea mendelik karena gak di hiraukan
Alhasil dia cuma nyender di kursinya habis itu minum es teh manis sambil ngeliatin cowok itu makan.Tanpa sadar, Alea tersenyum melihat Orel makan dengan lahap- merempet rakus, karena cara makan cowok itu sudah seperti gak makan satu minggu.
"Gue tau gue ganteng, gak usah di liat in mulu." Kata Orel tanpa melihat Alea.
"Iya lo ganteng.." Alea bergumam pelan tapi masih tertangkap di pendengaran Orel yang di balas senyum aja.
Setelah beberapa menit, akhirnya Orel selesai makan. Cowok itu hendak mengambil rokok sampoerna nya ketika Alea menghentikan pergerakan Orel dengan menggenggam tangannya. "Lo boleh ngerokok, ngevapor, mabok, terserah asal jangan di depan gue." Ucapnya dengan muka datar.
Orel hanya tersenyum lalu mengantongi rokoknya kembali.
"Tujuan gue ngajak lo kesini itu, bukan cuma buat makan doang. Jangan ngambek dulu. Anggep aja ini date gagal kita yang kemaren." Ucapnya menerawang mengingat saat date mereka terganggu karena Heara.
"Terus?" Tanya Alea menatap Orel malas.
Cowok itu tersenyum sebelum menoleh ke arah Alea dengan pandangan yang sulit di artikan dan mengatakan hal yang sama sekali tidak di perkirakan oleh cewek itu. "Be mine, please."
Yup itu bukan pertanyaan melainkan pernyataan, Alea sampai gak habis fikir mengenai hal itu.
"Hah?" Pikirannya melayang pada hari di mana dia bersama Heara dan di beri tahu sesuatu.
FLASHBACK ON
"Gue tau lo lagi deket sama cowok. Siapa?" Kata Heara berjalan santai sambil menyeruput es coklat- minuman favoritnya, menuju kursi di sebelah Alea.
"Kevin." Jawab cewek itu tanpa melihat Heara.
"Gue punya firasat, ada 2 cowok yang bakal nembak lo. Dan gue saranin, pilih orang yang bikin lo nyaman. Jangan pernah milih dengan pikiran. Ikutin kata hati lo." Ucap Ara sambil tersenyum miring, menatap ke arah pintu utama.
"Hah? maksudnya?" bengong Alea.
"Apa?" Heara menengok ke arah Alea.
"Mbak tau sesuatu? apa?"
"Gue gak tau apa apa."
FLASHBACK OFF
Sekarang Alea mengerti maksud Heara. Alea paham dengan maksud cewek chubby itu. Ternyata ini yang di maksud Heara.
Apa Heara tau ini semua? apa Heara bohong saat mengatakan dia tidak tau apa apa?
"Alea!" Tepukan di pundaknya berhasil menyadarkan Alea dari lamunannya.
"Hah?" Alea melihat Orel dengan wajah bingung. Dia mengatupkan bibirnya saat menyadari sesuatu, dan memandang Orel datar. "Barusan, lo ngomong apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Mengatakan Segalanya
Teen FictionHujan. Kata itu membuatku teringat akan 2 hal kenangan. Kenangan manis yang pernah hinggap di memoriku hingga saat ini. Namun di balik kenangan manis tersebut, tersimpan rasa ketakutan yang selama ini hinggap saat kenangan manis itu terlintas dalam...