Dear memories....
Kali pertama kita bertemu, aku tak menyangka jika dirimu akan menjadi bagian terpenting dalam kisah hidupku.
Kali pertama bertemu, tak ada sedikitpun degup jantungku berdetak lebih kencang seperti seorang yang sedang jatuh cinta. Bahkan, kali pertama kita bertemu aku masih menjadi milik lelaki lain.
Aku masih teringat jelas ketika kita masih bersama, aku bahkan memikirkan seribu cara agar aku bisa terlepas darimu karena rasa sialan ku pada orang masa lalu ku.
Memories, kau begitu sabar meyakinkan diriku jika rasa mu begitu tulus, rasa mu untukku begitu besar. Sampai pada suatu hari, aku harus mengakui jika hatiku telah jatuh padamu.
Ya, aku jatuh cinta. Aku jatuh cinta dengan seorang yang dulu hampir kulepaskan.
Hari hari kami lalui dengan bahagia. Aku bahagia, kau bahagia, kita semua bahagia.
Hingga pada suatu hari, kau pergi. Bukan untuk meninggalkan ku, kau pergi untuk cita-cita mu, dan berjanji akan menemuiku setelahnya.
Kau selalu mengatakan padaku jika setiap pertemuan akan ada perpisahan. Dan inilah kenyataan buruk yang harus kuterima.
Kau pergi, dan aku menunggu entah sampai kapan.
Berjanjilah untuk pulang. Berjanjilah untuk menemui ku seperti katamu hari itu. Jangan pernah berpaling pada perempuan lain. Karena kau tidak akan pernah tahu rasanya merindu tanpa bisa melakukan apapun.
Dari 'aku' yang belum ingin melepasmu. ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
SEPTEMBER RAIN
Teen FictionDear memories.... Kali pertama kita bertemu, aku tak menyangka jika dirimu akan menjadi bagian terpenting dalam kisah hidupku. Kali pertama bertemu, tak ada sedikitpun degup jantungku berdetak lebih kencang seperti seorang yang sedang jatuh cinta. B...