How long has this been goin' on?
You been creepin' 'round on me
While you callin' me "baby"
How long has this been goin' on?
You been actin' so shady
I've been feelin' it lately, babyHow Long ; Charlie Puth
----------🥀----------
"Kamu tahu nggak? Sakit, Ken! Siapa cewek itu?! Siapa cewek itu, hah?!"
Seorang perempuan berambut pirang itu melempari barang yang ada di sekitarnya. Air matanya terus saja menetes. Tak peduli seberapa berantakan dirinya, ia tetap marah dan bahkan kecewa dengan kekasihnya itu.
"Sherly, dengerin aku dulu. Sher, stop. Kita bicara baik-baik."
Si pria berusaha membujuk gadisnya yang masih saja terisak. Ia melepaskan vas bunga yang sejak tadi digenggam oleh gadisnya. Entah apa yang terjadi pada vas itu jika Kenzie tidak cepat cepat mengambil alih benda itu.
Kenzie merangkul pundak ringkih kekasihnya dan segera membawanya duduk di sofa putih miliknya. Langsung saja ia memeluk erat gadis itu. Ia sedikit lega karena Ayah dan Ibu nya sedang berada di luar kota untuk urusan pekerjaan mereka sehingga tidak tahu pertikaian antara kedua anak manusia itu.
"Jelasin, Ken!" Sherly menuntut Kenzie di sela isakan tangisnya.
"Aku tahu aku salah. Aku minta maaf, Sher." Si Pria hanya mampu mengucapkan kata maaf. Entah tidak berani mengatakan yang sesungguhnya atau memang sengaja menyembunyikan sesuatu di belakang kekasihnya itu.
"Aku nggak butuh maaf kamu! Aku butuh penjelasan kamu, Kenzie!"
Kenzie diam. Ia menunduk. Tak berani menatap Sherly. Sedangkan Sherly menatap Kenzie dengan tatapan yang sangat kecewa. Ya, Sherly kecewa untuk kesekian kalinya dengan lelaki yang ia sebut sebagai kekasihnya. Oh tidak, mantan kekasihnya mungkin sebentar lagi.
"Diam mu udah menjawab semua, Ken. Kamu selingkuh, dan ini bukan pertama kalinya. Aku kecewa." Ucapnya lirih.
"Sher, aku mohon. Untuk kali ini jangan tinggalin aku. Aku janji ini yang terakhir kalinya. Aku nggak bisa tanpa kamu, Sher. Please?"
Dengan cepat Kenzie menoleh kearah Kekasihnya. Matanya benar-benar menyiratkan permohonan. Namun kali ini Sherly akan tetap pada keputusannya. Ia tidak bisa melanjutkan hubungannya dengan Kenzie. Menurutnya, ini bukan kesalahan. Kesalahan hanya akan diperbuat sekali saja, tetapi ini berulang kali. Tolong, Sherly juga perempuan biasa yang memiliki rasa lelah. Ia tidak bisa bersabar lebih lama lagi untuk menghadapi kebiasaan kekasihnya satu ini.
"Aku mau kita selesai, Ken."
"Tap—"
"Kamu selingkuh dan bukan untuk pertama kalinya aku tahu kamu selingkuh, Kenzie! Aku juga ingin bahagia, aku ingin menjadi satu satunya, dan kamu nggak bisa bikin aku kayak gitu. Tapi aku berdoa kepada Tuhan supaya selingkuhan mu itu nggak mengalami hal yang sama kayak aku."
"Nggak—"
"Kenzie,"
Deg.
Suara itu..... Kenzie sangat mengenalnya.
Mereka berdua menoleh. Dan ini yang Kenzie takutkan. Mereka melihat seorang gadis mungil yang menangis sesenggukan di depan pintu seraya meremas kuat sling bag unicorn miliknya. Bahunya bergetar hebat. Air matanya turun begitu saja melihat seorang yang sangat ia sayangi mendekap erat perempuan di sampingnya itu.
"Rain," lirih Kenzie yang hampir tidak terdengar.
"Aku dengar semuanya."
Gadis yang dipanggil Rain itu berjalan menghampiri dirinya. Saat ini Kenzie tak ubah seperti seorang maling yang tertangkap basah. Ia tak bisa berkutik di depan dua gadis yang menyandang status kekasih dan selingkuhannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEPTEMBER RAIN
Teen FictionDear memories.... Kali pertama kita bertemu, aku tak menyangka jika dirimu akan menjadi bagian terpenting dalam kisah hidupku. Kali pertama bertemu, tak ada sedikitpun degup jantungku berdetak lebih kencang seperti seorang yang sedang jatuh cinta. B...