Muqoddimah

40.1K 427 16
                                    

Sybill POV

Sejuk. Langit pagi yang sedari tadi berawan gelap kini telah berubah menjadi hujan lebat, merubah moodku menjadi lebih cerah. Baiklah, kalian boleh menyebutku sedikit aneh. Kalau kebanyakan orang akan semakin bersemangat seiring dengan cuaca yang kian menghangat, maka aku justru merasakan sebaliknya. Suasana hatiku akan terasa jauh lebih baik saat keadaan langit cukup gelap. Aku benci panas-panasan. Entahlah, aku cenderung sulit berkonsentrasi dan tidak bisa berfikir dengan jernih saat di bawah terik matahari, sebaliknya aku bisa lebih fokus saat cuaca tengah mendung atau bahkan hujan deras. Terdengar lucu memang, namun inilah aku. Mencintai air tapi tidak bisa berenang. Membenci panas tapi hobi jalan-jalan.

Oh ya, kita belum berkenalan. Namaku Sybilla Tsani Mahira, biasa dipanggil Neng Sybill, atau cukup Sybill saja. Sejujurnya aku tidak pernah nyaman dengan embel-embel 'neng' yang kerap kali dikaitkan dengan namaku. Bukannya sok-sokan mau merendah, meskipun terlahir dari keluarga Kiyai aku tidak termasuk golongan manusia ningrat yang gila hormat. Kalau saja bisa, aku hanya ingin menjadi manusia biasa-biasa saja, tanpa tundukan kepala dan rasa hormat berlebihan seperti yang sudah sejak lama ku dapatkan bahkan sejak dilahirkan ke dunia ini. Tapi inilah dunia nyata, bukan surga yang mampu menjamin semua yang kita mau pasti selalu bisa kita dapatkan.

Saat ini aku sedang menempuh pendidikan di salah satu universitas ternama di Kota Mojokerto. Universitas Sidrotul Muntaha, salah satu kampus swasta yang cukup favorit di sini. Tapi memang dasar aku bukanlah seorang aktifis, meskipun sudah menginjak semester ke-4 di kampus ternama sekalipun, tidak banyak orang yang mengenal namaku. Dan soal prestasi akademik, dengan berat hati harus ku katakan kalau aku bisa dibilang memang bukan termasuk golongan mahasiswa dengan IPK nyaris sempurna tapi juga bukan yang terendah. Intinya aku hanyalah mahasiswa biasa-biasa saja, tidak popular dan bahkan jarang dikenal banyak orang. Terbukti, selama hampir dua taun di sini, aku hanya memiliki dua sahabat dekat, sebutlah Yasmin dan Nurma. Kedekatan kamipun tercipta dengan tidak sengaja. Kami menjadi dekat karena tragedi yang menimpa kami tepat di hari pertama menjalani ospek di kampus ini. Tidak terlalu bagus kalau harus diceritakan, karena pertemuan kami saat itu bukanlah hari penuh kesan yang indah, melainkan hari tersial sepanjang masa.

Bagaimana tidak, aku yang baru pertama kali masuk kampus diharuskan membawa beberapa benda dengan teta-teki super nyeleneh yang tidak masuk logika. Sebut saja 'sayur bukan punya gue = sayur lo deh, keripik jerawat = peyek, susu milyader = susu beruang' dan masih banyak lagi benda-benda dengan perumpamaan ngawur yang membuatku dan umi sakit kepala. Aku yang notabene sering absen waktu kelas pramuka, benar-benar dibuat frustasi memecahkan seluruh teka-teki itu. Alhasil aku hanya mampu membawa 4 dari daftar 10 benda yang diminta. Dan sebagai hukumannya mau tak mau aku harus mencari 10 panitia ospek dari beberapa fakultas yang berbeda di seluruh penjuru kampus. Memuji ketampanan dan kecantikan mereka dengan bukti video rekaman saat aku melakukannya. Hal yang hampir sama juga menimpa dua manusia yang akhirnya menjadi sahabat superku saat ini. Begitulah kira-kira cara Allah mempertemukan dan mendekatkan kami.

***

Rifat POV

Jam 11:16 pagi. Aku mendesah gusar menatap sekelompok manusia-manusia super berisik yang seperti biasa, selalu menyajikan tonotan gratis bagi pengunjung lain di kantin kampus ini. Sebentar lagi adzan Dzuhur akan segera berkumandang, tapi aku justru dipaksa datang ke sini menyaksikan tingkah absurd mereka yang sangat bermanfaat bagi entah siapa. Ku paksakan kedua kakiku melangkah mendekat kearah medan pertempuran dan langsung mendapat atensi super heboh seperti biasanya.

"Yailah, itu muka asem bener? Abis berantem lagi sama Naura? Kamu kegap celamitan lagi sama maba?"

Tanpa menjawab borongan pertanyaan Haris, aku memilih untuk melarikan tanganku ke arah rambutnya dan mencabut beberapa helai rambutnya dengan cepat.

Be My Real Gus!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang