Alvin mengancing piyama tidurnya sambil berlari kecil kearah kamar Bunda dan Daddy-nya yang tertutup rapat. Kepala mungilnya muncul dibalik pintu sesaat setelah membuka benda yang jauh lebih tinggi daripada tubuhnya itu kemudian menutupnya kembali dengan pelan.
"Bunda~"
Bunda saat itu tengah duduk didepan meja rias sembari memoleskan krim malam diwajahnya, menoleh pada sosok kecil putranya yang kehadirannya tak ia sadari tadi.
"Loh Alvin kok belum tidur nak?"
Alvin mendekat pada Bunda dan menaruh dagunya diatas paha Bunda, merengut kecil lengkap dengan wajah sendunya, "Bunda..."
Bunda meletakkan krimnya diatas meja lalu mengusap rambut gelap anaknya, "Kenapa sayang?"
"Mau tidur sama Bunda."
"Eh? Kok tiba-tiba?"
Dari berusia 4 tahun, Alvin memang tidur dikamarnya sendiri atas permintaan anak itu. Dan Bunda juga Daddy jelas setuju karna dengan begitu, mereka tak lagi repot membiasakan Alvin untuk tidur sendirian tanpa orang tua disampingnya.
Alvin mengangguk kecil, "Takut Bunda."
"Takut sama apa sih?"
"Takut monster."
Alis Bunda mengerut, "Monster?"
"Kalau kita tidur tuh dijagain sama monster Bunda," cerita Alvin pada Bundanya.
"Siapa yang bilang?"
"Kak Beny, Bunda."
Beny adalah anak dari sahabat Daddy yang sering bermain dengan Alvin. Selisih usia mereka 2 tahun namun Beny memang pandai berbicara bual pada anak ini.
"Hey, enggak, kak Beny bohong itu ih."
"Beneran Bunda!"
"Kalau beneran harusnya Al udah dimakan dong sama monsternya."
Alvin tetap merengut, "Tapi Al tetep mau tidur sama Bunda, ya?" paksa Alvin.
"Terus Daddy?"
"Biarin aja Daddy tidur sendirian, Bunda."
"Eum, gimana ya."
Bukannya Bunda mau menolak, hanya saja suaminya pasti tak akan meloloskannya dengan mudah untuk tidur bersama Alvin meski Alvin adalah anak mereka sendiri. Daddy memang sedikit susah tidur jika Bunda tak ada disampingnya.
"Bunda..." rengek Alvin dengan wajah melas yang membuat Bunda tak enak hati menolaknya.
"Ya udah, Al balik ke kamarnya Al dulu ya. Nanti Bunda nyusul."
"Tapi Bunda janji tidur sama Al'kan ya?"
"Iya, nak."
"Janji?" Alvin mengacungkan kelingkingnya dan memaksa Bunda untuk menautkan kelingking Bunda yang lebih panjang disana.
"Iya, janji."
"Ok," Alvin mengecup jemari Bunda dan tersenyum genit. Lalu anak itu berlari kencang keluar kamar Bunda dengan tawa dibibirnya.
Sementara itu Bunda hanya bisa terkekeh geli melihat tingkah menggemaskan putranya. Tepat setelah Alvin pergi, Daddy keluar dari kamar mandi tanpa atasan. Hanya celana piyama biru malam yang membaluti tubuh bagian bawahnya.
Bunda beranjak dan berjalan kearah suaminya, membantu Daddy untuk mengenakan bagian atas dari piyamanya. Ini bukan pekerjaan Bunda biasanya namun karena Daddy keluar tanpa atasannya membuat Bunda mengerti suatu hal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Like Father Like Son
Kort verhaalBagi Vanno dan Aura, Alvin adalah segala-galanya. Bayi kecil mereka yang beranjak dewasa dan semakin menggemaskan setiap harinya. "Bunda, Alvin sudah mirip daddy, belum?" -slice of life