3. Rencana

359 40 1
                                    

Assalamualaikum maapin ya semuanya baru sempat update lagi.

Happy reading 🤗

*****

"Dor!"

"Eh kaget! Kaget!"

"Aduh kaget!"

"Tapi bohong yah,"

"Dah lah malas," ujar Kai.

Kai, Suho, Lay dan Sehun tengah bolos pelajaran. Empat cowok itu janjian untuk bertemu di rooftop yang menghadap langsung dengan hamparan langit.

Lay duduk di kursi kayu panjang bersama tiga teman lainnya. Mereka bolos untuk menghindari pelajaran yang tidak disukai.

"Kenapa lagi?" Suho mulai bertanya saat Sehun mengeluarkan sebatang rokok lalu memantiknya.

"Gapapa." Asap rokok mengepul di udara membuat Suho, Lay dan Kai berdiri.

"Kayak cewek lo ditanya kenapa jawabannya gapapa," cibir Kai.

Sehun tidak menggubris ucapan Kai. Cowok berbahu lebar itu kian menghisap rokoknya kuat lalu mengeluarkan asapnya.

Suho bersandar pada pembatas rooftop. "Gue tahu lo ada masalah." tebak Suho tepat sasaran.

Membuang puntung rokok dan menginjaknya. "Gue bosan jalanin hidup ini," ujar Sehun.

"Lo mau bunuh diri," ucap Lay polos.

"Jangan Hun utang boba kurang sepuluh ribu," lanjut Lay.

"Utang di kantin Mang Ujang belum lunas," tambah Kai.

"Wow impresif," celetuk Suho.

Sehun berdiri dari kursi dan berjalan ke arah pembatas rooftop memandang hamparan awan biru dengan kedua tangan tenggelam di saku celana.

"Gue serius."

"Gue bosan sama hidup kita yang penuh pujaan."

"Gue pengen cobain gimana rasanya di bully," ujar Sehun teringat pada adik kelas yang ditolongnya di kantin.

"Pasti lo kebanyakan minum boba," ujar Kai.

"Betul! Ngomongnya ngelantur," ujar Lay.

Berbalik. Menatap Kai dan Lay yang berdiri di samping Suho.

"Ck. Serius jubaedah!" sebal Sehun.

Sehun menyandarkan tubuh pada tiang pembatas. "Gimana menurut lo?" tanya Sehun pada Suho yang membelakangi mereka.

"Ucapan lo betul." Suho membalikan badan. Berjalan pada kursi panjang diikuti tiga cowok lainnya.

"Hidup kita dapat dibilang sempurna," gumam Suho berpikir.

"Kita punya segalanya terkadang sampai lupa kalau masih ada orang yang kurang mampu," ucap Suho menerawang ke depan.

"Gue mau kasih ide sama kalian," ujar Sehun.

"Kita nyamar jadi nerd supaya tau rasanya di bully."

"Sinting!"

"Ogah!"

Kompak Kai dan Lay bersamaan.

"Lo pikir dibully enak?" Kai mendadak ngegas.

"Enggak."

"Terus kenapa lo berpikir jadi nerd?" Serang Kai.

"Mau coba sesuatu yang baru." Sehun mengedikan bahu.

"Bodoh!"

"Kenapa lo sewot terus sih?" tanya Sehun pada Kai.

"Gue nggak habis pikir sama jalan pikiran lo!" cerca Kai.

"Bisa-bisanya mau nyamar jadi nerd cuma karena alasan bodoh!"

"Bacot!" Suho menengahi perdebatan Kai dan Sehun.

"Tunggu anggota EXO yang lain untuk bahas hal ini." Final Suho.

*****

"Ada yang belum mengerti?" tanya Pak Jeno.

"Udah Pak."

"Senin besok ulangan harian." Bertepatan dengan itu bel istirahat berbunyi membuat murid-murid girang.

"Selamat istirahat." Pak Jeno keluar kelas. Semua murid di kelas IPS langsung berhamburan keluar. Tujuan mereka kantin guna mengisi cacing yang sudah kelaparan.

"Kuy kantin," ajak Chanyeol.

"Bentar."

Baekhyun mengambil ponselnya yang bergetar. Tertera nama Suho Bangsawan.

"Ngapain nelpon," ujar Chanyeol tahu kalau itu panggilan dari Suho.

"Entah."

"Halo." Baekhyun mengangkat panggilan.

Rooftop sekarang.

Tut.

"Apaansi anjir nelpon cuma bilang gitu doang!" gemas Chanyeol.

"Ikutin aja siapa tau penting."

"Perut gue laper nih." Chanyeol menepuk perutnya berkali-kali.

"Nanti aja makannya." Baekhyun meninggalkan Chanyeol sendiri.

"Tunggu in Malih!" Chanyeol menyusul Baekhyun.

*****
GIMANA SAMA PART INI? PENDEK BANGET YA? SENGAJA WKWK.

AKU PENGEN PART INI SAMPAI 10 KOMENTAR BISA NGGAK YA?

BYE URI EXO-L🥰

TBC

Fake Nerd ExoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang