Fear

3 0 0
                                    

Bayangan hitam dari asap dan arang menutup pandangan langit. Tebing tampak menjulang semakin tinggi. Percikan api beterbangan laksana kunang-kunang. Guo Huai terjatuh dari tebing curam begitu lama, dunia seakan bergerak lambat. Seekor burung kuntul besar terbang melingkar menghampirinya, membuat portal yang menangkap sang lelaki paruh baya agar terjatuh di kasur di dalam rumahnya dengan selamat.

Hari demi hari, Zuo Ci menjaga Guo Huai sembari menunggunya kembali tersadar. Sang pertapa sakti terus duduk menunggu di sampingnya tak kenal lelah. Entah apakah lelaki tua renta ini akan tetap bertahan hidup.

Hingga suatu masa, Guo Huai perlahan membuka matanya. Menemukan dirinya sudah ada di rumah dan bukan di dalam peti mati. Ia terbangun dan menemukan Zuo Ci berdiri di sisi ranjangnya.

"Akhirnya kau sadar juga. Aku tak menyangka kondisimu separah ini." Kata Zuo Ci.

Bukan senyuman yang didapatkan sang pertapa sakti, namun tatapan tajam dan wajah masam dari Guo Huai.

"Dengar, aku tidak bermaksud mengkhianatimu. Aku dipaksa untuk melakukannya." Zuo Ci mencoba menjelaskan yang terjadi pada Jiang Wei saat itu.

"Kau bilang bahwa kau ingin aku menyelamatkan Shu..." Ucap Guo Huai lirih. "Tapi kau, uhuk-uhuk...memberikan Jiang Wei yang dia inginkan..."

"Aku Pertapa Sakti. Aku tak bisa memihak siapapun dengan kemampuanku melihat masa depan."

"Kau melakukannya sejak kau mengabdi pada Negeri Shu, BRE-Ohok!"

Guo Huai mengambil belatinya dan menerjang Zuo Ci, namun tubuhnya yang lemah membuatnya hilang keseimbangan dan terjatuh dari ranjangnya. Digenggamnya belati itu dan ditariknya dari sarung kukit menjadi sebilah pedang yang dihentakkan ke lantai untuk membantunya berdiri. Batu merah delima di pedang itu menyala terang, namun hanya mengubah tubuhnya menjadi Prajurit Kegelapan. Ia masih mengenakan jubah tidur putih dengan garis biru di sisinya dan pedangnya masih menyala merah. Tangannya masih bisa mengayunkan pedang itu dengan kuat, namun Zuo Ci bisa melompat menghindarinya.

"Pedangmu menyala. Kau ketakutan." Kata Zuo Ci. "Kau yang menginginkan ini. Jangan sampai Jiang Wei mendapatkan keinginannya."

Guo Huai menjatuhkan pedangnya, lalu duduk bersimpuh dengan kepala tertunduk dan berkata, "Keluar dari rumahku."

"Tapi..."

"AKU BILANG KELUAR!"

Zuo Ci tertegun. Ia harus menjaga Prajurit Kegelapan yang terpilih tanpa sengaja itu untuk tetap berperang mengubah sejarah suram yang dilihatnya di masa depan, namun jiwanya masih terguncang karena kejadian yang meninggalkan bekas luka dalam di hatinya. Zuo Ci membiarkan Guo Huai untuk sendiri dan keluar dari rumahnya.

Sementara itu...

Jiang Wei kembali ke tenda kemahnya, menyusun rencana selanjutnya untuk menaklukkan negeri Wei. Sejurus kemudian, Xiahou Ba dagang menghampiri Jiang Wei dengan kesal.

"Kau tak bilang padaku jika ingin menjadi Prajurit Kegelapan. Yang kau lakukan diluar sana keterlaluan!" Kata Xiahou Ba.

"Ini perang, Xiahou Ba. Sebagian dari kalian akan mati, tapi itu adalah pengorbanan yang pantas." Jiang Wei masih sibuk memperhatikan peta di meja kerjanya.

"Menggambar alat vital pria di wajahku itu pengorbanan?" Xiahou Ba menunjuk bekas luka di pipi kanannya. "Ini penghinaan! Dan lihat dirimu dan setiap kali kau meneriakkan KEBAJIKAN dengan lantang, kau menebar janji palsu!"

Jiang Wei menggebrak meja, lalu menatap Xiahou Ba dengan mata merah menyala dan berkata, "Kau meragukan kepemimpinanku?"

"Kau takut kehilangan anggotamu?" Xiahou Ba balas bertanya dan memiringkan kepalanya.

Contract of RedemptionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang