part 6

41 2 0
                                    

Tiga orang remaja laki laki berda di rooftop sekolah. Mereka yang tak lain adalah Rano, Zayn, dan juga Ravin. Mereka sedang mengobrol ria disana. Bukan, bukan mereka. Tetapi hanya Zayn dan Ravin. Karena Rano sedang sibuk didunianya sendiri yaitu bermain game dengan headshet yang terpasang di telinganya.

Posisi mereka yaitu Rano yang tiduran di sofa dengan game nya. Di rooftop memang ada sofa yang langsung menghadap ke pemandangan yang sangat indah. Sedangkan Zayn yang duduk di balok kayu dan Ravin duduk dibawahnya.

"Eh zen" panggil Ravin.

"Apaan" sahut Zayn.

"Lo tau mbak siti yang jualan nasgor pinggir jalan deket rumah sakit ga?" tanya ravin.

"Emm, oh iya tau. Emang napa?" ucap Zayn.

"Janda noh, deketin gih. Lumayan cantik" goda Ravin.

"Iya sih tapi..." ucap Zayn menggantung.

"Tapi apaan" ucap Ravin.

"Anaknya 5 anjing! Mana mau gue, ogah jadi bapaknya tuh anak anak" ucap Zayn sambil menonyor kepala Ravin.

"Ya kan lumayan, bohay gitu juga" ucap Ravin.

"Lah ogah, lo aja sono" ucap Zayn.

"Gue kan udah ada" bangga Ravin.

"Si nenek lampir itu? Hah lo bukan di jadiin pendamping malah dijadiin lalapan buat dia, wahahaha" tawa kencang Zayn.

"Biar bagaimanapun gue sayang sama dia" ucap Ravin.

"Gaya lu tong"

Mereka tidak sadar bahwa ada seorang gadis cantik yang datang.

"Eh ada eneng cantik nih" ucap Zayn.

"Iya, mau nyari Rano" ucap Raveena dengan melirik ke Rano. Yap, gadis itu adalah Raveena.

"Oh, Rano!" ucap Zayn dengan keras meneriaki nama Rano.

"Rano!" ucap Ravin. Rano pun belom menoleh karena saking asiknya bermain game.

"Rano!" ucap Ravin sambil menabok lengan Rano.

"Apaan sih!" ucap Rano sedikit membentak. Pandangan Rano bertemu dengan Raveena. Dan cepat cepat Rano membuka headshetnya.

"Tuh dicariin eneng cantik" ucap Zayn.

"Ada apa" ucap Rano datar.

"Dicariin bu Rina" ucap Raveena yang dihadiahi oleh Rano yang langsung menggelenggang pergi.

Dasar kulkas! Batin Raveena.

Raveena pun mengikuti Rano dari belakang. Raveena mendapatkan lirikan dan tatap tajam dari penggemar Rano. Tetapi Raveena mengabaikan itu semua.

Bruk.

"Awshh" ringis Raveena menabrak tubuh Rano karena berhenti mendadak di depannya.

"Apa apaan sih lo, berhenti mendadak!" bentak Raveena.

"Ngapain" datar Rano.

"Lah kok ngapain, yang ngapain itu elo! Napa berhenti mendadak!" omel Raveena.

"Ngapain lo ngintilin gue" ucap Rano.

"Yah gue juga dipanggil bu Rina" ucap Rano.

"O"

Wtf. Umpat Raveena dalam hati.

*****

"Assalamualaikum" ucap Rano dan Raveena bebarengan.

Perfect.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang