ep. 19

1.1K 66 16
                                    

Ting..tong

"Lah elah baru aja mau santai dikit udah pulang aja itu jiplakan sendal jepit" lirih Sana. Dengan perlahan tapi pasti Sana berjalan mendekat ke arah pintu. Saat membuka pintu Sana terkejud yang datang adalah Jennie. Yaitu kakak kandung Sana yang belum nikah dari abad ke-18. Canda ya gak mungkin dari abad segitu hew hew.

"Ngapain lo kesini?" Tanya Sana saat Jennie sudah menampakan wajahnya dibalik pintu. Jennie hanya diam sambil menatap Sana, perasaan rindu dalam diri Sana kepada kakaknya itu terkalahkan karena Jennie pergi ke London selama 11 tahun. "Itu siapa?" Tanya Sana sambil menujuk anak di samping Jennie.

"Hello, my name is Wonyoung" sapanya.

"Oh iya gue lupa ma anak sendiri, ini anak gue. Sayang ini tante kamu" Jennie menengadahkan tangannya ke arah Sana dan Wonyoung secara bergantian.

"Sejak kapan lo punya anak?" Tanya Sana dengan tatapan tajam.

"Sejak gue kabur dari rumah napa lo? Kakaknye pulang bukannya di sambut atau di suruh masuk lo malah ngomel di depan pintu mana tuh perut lagi bunting. Mana suami lo jaga istri aneh kaya gini pasti gak tahan deh" cerocos asal Jennie, diam-diam Sana mengumpat dalam hati.

Sana menghela napas panjang kemudian mempersilahkan masuk ke dalam rumahnya. Di belakang Jennie ada seorang laki-laki bertubuh kekar dengan bajunya yang sopan tapi menggoda para wanita buat gebuk orang. Kalo di Indonesia udah di kira orang gila yang kabur dari penjara. Tapi senyumnya sangat mematikan penonton yang melihatnya. Karena mood Sana hancur lebur gara-gara Jennie jadi menurutnya suami Jennie cuma angin berlalu.

"San..kamar mandi di mana?" Sana baru saja membalikkan badan belum duduk manis bersantai, eh perusak santai masih belum puas.

"Di belakang lah ya kali di gerbang" jawab ketus Sana dan Jennie hanya mengangguk kemudian berjalan kebelakang. Tinggalah Sana dan suami Jennie di ruang tamu. Sana bodo amat dengan suasana dia malah menyetel tv kemudian kakinya ia tumpang pada ujung sofa.

"Aw...aww" ringis Sana sambil memegangi perutnya. Lantas suami Jennie langsung mendekat ke arah Sana.

"Kenapa?" Tanyanya.

"Kayaknya mau-"

Ting tong

"Sayang oppa pul-" Jin di kejutkan Sana dengan seorang laki-laki di sampingnya.

"Kamu ngapain di sini Kai!" Bentak Jin.

"Op..ppah" ringis Sana tapi tak di hiraukan oleh Jin.

"Kai!" Bentak Jin lagi.

"Iih apaan sih ribut-ribut, loh Jin" tunjuk Jennie.

"Jennie! Lama gak ketemu ke mana aja sih" Jin beralih ke arah Jennie dan memeluknya. Kai kesal atas perlakuan Jin yang peduli dengan istri Kai bukan istrinya sendiri.

"Woi bini sendiri lagi kesakitan!!! Teriak Kai.

"Eeeh Sana....!!" Jin dan Jennie tersentak kaget dan dengan cepat berlari ke arah Sana.

"Mau jebrol ya? Yuk bawa ke rumah sakit" ucap Jennie tanpa dosa. Dengan cepat Kai menoyor kepala istrinya sendiri. "Kalau ngomong di jaga elah, situasi gak tepat" semua langsung bergegas menuju mobil agar Sana cepat ditangani.

Sampai di rumah sakit...

"Eunghhh..oppa sakit" Sana mencengkram erat tangan Jin.

"Sabar sayang" Jin mengelus lembut rambut Sana sesekali ia membenarkan rambut Sana yang berantakan dan menempel ke wajahnya. Jin sangat cemas, kakinya sudah melemas melihat sang istri tercinta meringis kesakitan.

"Bapak tunggu di sini dulu ya" ucap suster namun Jin bersikeras untuk masuk sampai akhirnya Jennie bertindak.

"Woyoung sama papa dulu ya mami mau nenangin om Jin" sambil mengelus pundak Woyoung.

"Udah Jin biasa kali kalo mau lahiran emang gitu" Jennie mengelus lembut bahu Jin. Ia mengerti keadaan Jin pasti sangat cemas dan khawatir. Jin masih tidak peduli tentang lelucon apa yang akan keluar dari bibir Jennie.

"Jin woi!!" Teman-teman satu grupnya yaitu BTS datang ke rumah sakit.

"Hyung!! Hyung lo kenapa?" Jungkook menggoyang-goyangkan tubuh Jin. Apa daya Jin yang udah lemas akhirnya terjatuh ke arah Jungkook. Untungnya teman-temannya langsung menyangga Jungkook agar tidak ikut terjatuh.

"Eee eee" seru semuanya serentak.

"Kasih ke kursi dulu" ucap Jennie sambil mengarahkan ke kursi tempat Kai dan Woyoung.

"Anak lo Jen?" Tanya Rapmon.

"Hiya dong cakep kan.." sombong Jenni.

"Ini anak lo juga? Diiih buset kalo gue masih single udah gue pacarin Jen" bisik Jimin ke Jennie. Dengan cepat Jennie menoyor kepala Jimin. "Seenak lo kate ya, anak gue bukan cabe-cabean" Jennie kini beralih ke Jin yang masih pingsan di kursi samping suaminya.

"Permisi, apakah ada suaminya? Nyonya Sana akan melahirkan" ujar suster yang terburu-buru keluar dari ruangan Sana.

"Oh sebentar ya sus, 5 menit lagi" suster agak ragu namun ia mengangguk pasti ucapan Rapmon.

"Saya kembali dulu ya" suster kini berjalan meninggalkan sekelompok orang yang berkumpul di kursi.

"WAH SIALAN" seru Suga.

"Hyung bangun eh!" Taehyung menepuk pipi Jin pelan.

"4 menit lagi" ucap Jungkook.

"Hyung!!! Bangun!! Palli!!! Get up!!" Seru Jhope dan Jimin bersamaan.

"3 menit lagi" masih dalam keadaan pingasan.

"Kook bantuin kih ini daritadi malah ngitungin waktu" cibir Jhope.

"Heh lo maknae laknat bantuin" Suga juga ikut mencibir Jungkook.

"Iya lo Kook" timpal yang lain.

"Woi ribet amat ini cepetan kurang 55 detik" Jennie memisahkan agar mereka tidak ribut dan membantunya membangunkan Jin.

"Lah cepetan" semua langsung beralih ke Jin.

"Hyung bangun! Eh tuek bangun! Bangun hyung! Sana butuh lo! Jiplakan sendal malah pingsan! Katanya superhero! Minyak kayu putih hyung! Minyak telon aja yang baunya enak! Fresh Care! Hot in cream!" ucap mereka secara bergantian.

"Eh mau endorse apa mau bangunin nih?" Tatapan tajam dilontarkan oleh Jennie.

"Om cepetan om tinggal 10 detik" ucapan Woyoung semakin membuat mereka panik. Kai menurutkan Woyoung dari pangkuannya dan membantu mereka membangunkan Jin.








































Hello maaf authar up dikit, lagi g punya kuota+ mau lomba. Dadada muach-muach.

Bang Twice Family (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang