#04 Coba dulu

61 15 11
                                    

"Papah, kok asal bilang perjodohan buat Arvie sih?!" Tanya Arven dan Arkan - bersamaan saat mereka semua sudah sampe rumah - dengan nada sedikit membentak.

"Papah, hanya ingin yang terbaik untuk Arvie." Jawab Gladeon dengan tenang.

"Papah, Vanka itu playboy dan badboy disekolah, makanya dia sampe dikeluarin dari sekolah lamanya." Arven dan Arkan pasti tidak akan tinggal diam, saat tau adik kesayangan mereka akan dijodohkan kepada orang yang salah.

"Nggak ah, Papah liat dia kaya orang baik, terus waktu itu pernah Papah ketemu dia ditempat kerja dan dia anaknya sopan." Heran Gladeon, karena pemberitahuan yang diberikan anaknya berbeda dengan yang ia lihat.

"Kan percintraan, Pah. Yakali dia didepan tamu malah nggak sopan." Jawab Arkan dengan nada yang mengjengkelkan.

"Udah lah, lebih baik kalian tidur. Nanti kita omongin lagi, tapi Papah ingin perjodohan ini tetap dilaksanakan." Ucap Gladeon seraya berjalan kearah kamarnya yang dekat tangga lantai dua.

"Udah yang bang, Arvie nggak apa apa kok dijodohin. Abang tenang aja." Arvie pun menenangkan kedua abangnya, karena ia tau abangnya hanya khawatir dengannya makanya sampai berani menentang Papahnya, padahal sebelumnya diantara mereka bertiga tak ada yang berani menentang keputusan Papahnya.

"Iya sayang, kamu tidur aja ya. Abang sama Abang Arkan nanti juga tidur." Ucap Arven seraya mengelus puncak kepala Arvie.

"Yaudah. Good night twins and brother."

"Good night too my honey." Ucap Arkan dan Arven berbarengan.

Setelah Arvie pergi kekamar, kedua saudara itu tetap berada diruang keluarga.

"Bagaimana ini?" Tanya Arven kepada Arkan.

"Kita lihat saja nanti. Mungkin saja nanti Vanka akan berubah demi Arvie." Ucap Arkan dengan tenang dan setelah itu keduanya pergi kekamar masing masing yang berada dilantai dua.

💤💤💤

"Terus lu nggak mau dijodohin sama Arvie? Kok lu aneh sih? Kalo gue diposisi lu mah, gue langsung mau mau aja. Arvie kan cantik terus kaya lagi."

"Iya sih, gue coba deh. Tapi kan-" Ucapan Vanka terputus karena ada suara seseorang yang cukup familiar.

"Apa kabar, bro?" Tanya Nova - Teman kecil Vanka, tapi karena orang tua Nova suka pindah tempat tinggal karena pekerjaan Papahnya jadi Nova, Vanka dan Mirza terpisah.

"Gila, lu kok pindah kesini kagak bilang bilang sih? Kan kali aja gue bisa kasih sambutan buat lu." Tanya Mirza - orang yang tadi bilang kalo dia mau bertunangan dengan Arvie, padahal dia sudah punya pacar yaitu Naura, sahabat Arvie - sambil cengengesan.

"Hehe, kan gue mau kasih kejutan." Jawab Nova sambil cengengesan.

"Eh eh tau nggak? Kalo si Vanka bakal dijodohin!" Anehnya yang heboh dengan perjodohan Vanka itu Mirza bukan Vanka sendiri.

"Masa? Kok gue kagak dikasih tau? Kok gue yang mau kasih kejutan malah gue yang dikejutin sih? Nyebelin ih!" Jawab Nova sambil cemberut dan anehnya mukanya malah jadi imut bukan menjijikkan.

"Bodo." Jawab Mirza sambil menjulurkan lidahnya, saat ia melihat kearah lain tidak sengaja matanya menangkap tiga  sosok wanita yang cantik.

"Eh eh, itu Arvie samperin sono, Van. Sekalian gue mau panggil my babe Naura ahhh."

"Nau! Naura my babe." Teriak Mirza dengan tidak tau malunya.

"Mirzaaaa." Bukannya malu, Naura malah ikut ikutan teriak sambil berlari kearah tempat duduknya Mirza tidak lupa menarik kedua tangan Arvie dan Ardes.

"Eh, ini siapa? Kok kaya baru liat? Atau gue yang nggak update ya?" Tanya Naura sambil menunjuk kearah Nova tapi tatapan matanya kearah Mirza.

"Ohhh, ini temen gue. Anak baru, tumben lu nggak tau sesuatu tentang sekolah?" Heran Mirza, karena segala berita baru disekolah pasti Naura yang pertama tau.

"Hai, gue Naura. Ini Arvie dan ini Ardes." Sambil menunjuk kedua teman disampingnya, Naura mengenalkan.

"Oh, hai." Balas Nova sambil melambaikan tangannya tak lupa senyum khasnya.

"Arvie mau makan nasi goreng sama es teh manis, yuk Ardes temenin Arvie."

"Udah, gue aja yang mesen." Tiba tiba saja Vanka berdiri ingin meninggalkan tempat duduknya untuk membeli pesanan Arvie.

"Kok? Kok gitu sih? Kan Arvie ngajak Ardes, kenapa Vanka yang mesenin? Ardes sama Vanka tukeran nama?" Dengan polosnya Arvie bertanya tak lupa dengan tatapan bingung.

"Ihhh Arvie, itu tuh Vanka mau mesenin makanan lu bukannya Ardes dan Vanka tukeran nama." Gemas Naura terhadap sifat Arvie yang sangat polos.

"Ohh, kirain." Jawab Arvie sambil mengangguk anggukkan kepalanya yang malah seperti anak kecil yang baru diajari sesuatu.

Tak lama Vanka datang dengan pesanan Arvie dan mereka berempat makan dengan tenang, tapi tak ada yang tau kalau ada yang menatap Arvie dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

"Oh iya Vanka, tentang perjodohan kita. Dicoba dulu aja, siapa tau nanti bisa dilanjutin. Tapi itu sih menurut Arvie, kalau Vanka nggak mau yaudah Arvie nggak maksa juga." Setelah makan, Arvie pun mengatakan apa yang ingin disampaikannya dari tadi.

"Iya, kita coba dulu."

💤💤💤

Sorry ya, kalau chapter ini agak lama publishnya tapi yang penting udah dipublish. Gue ngomong apa sih? Nggak jelas amat dah_-

Temen temen gue banyak banget yang pengen chapter ini dipublish, kayanya cerita gue seru makanya pada nggak sabar:v

Oh iya, jangan lupa tinggalkan vote dan komen.
Bye bye readers🖤

ArvieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang