Unknown
Nanti kencan yuk?Siapa ya?
Unknown
Hmm, gue siapa ya?Lah? Kok diri sendiri nggk tau?
Kamu amnesia?Unknown
Hehe. Udh nanti malam gue jemput
Dandan yang cantik ya"Siapa sih? Kok aneh?" Gumam Arvie sambil memakan batagor nya yang membuat temannya heran.
"Heh napa lu? Kok ngegumam?" Tanya Naura sambil makan bakso nya.
Arvie, Naura dan Ardes sedang dikantin sekolahnya, tpi tiba tiba saja Arvie bergumam tidak jelas yang tentu mengundang tanda tanya kedua temannya.
"Eh? Ini ada orang yang nggak dikenal chat Arvie terus ajak kencan Arvie. Kan aneh." Tutur Arvie sambil menunjukkan handphone yang berlogo apel setengah digigit.
"Udah, nggak usah dipikirin. Paling cuman iseng." Seru Ardes setelah membaca chatan Arvie dengan orang tidak dikenal itu.
"Eh eh bentar deh. Kayanya gue tau nomornya." Seru Naura setelah berkata seperti itu ia mengotak Atik handphonenya.
"Nah kan dapet. Itu nomornya Vanka." Ujar Naura dengan semangat.
"Naura tau dari mana?"
"Gue kan nyimpen semua nomor cogan dan line pastinya." Jawab Naura dengan santainya.
"Nanti kalo Mirza tau gimana?" Tanya Arvie yang tentu khawatir dengan hubungan sahabatnya.
"Ya nggak papa. Kan gue cuman nyimpen tapi nggak pernah chat, jadi nggak masalah lah."
"Nggak boleh gitu Naura. Harusnya Naura jaga perasaan Mirza, kan bisa aja Mirza cemburu."
"Udah biarin aja Vie. Nanti kalo mereka putus terus si Naura galau galau nggak jelas, kita diemin aja biar tau rasa." Cecar Ardes dengan santai tapi mengandung nada sinis.
"Yee, nggak solid lu jadi temen." Delik Naura tak suka dengan perkataan sahabatnya. Ardes ini ya kalo ngomong suka nggak mikirin perasaan orang lain.
"Bodo. Makanya pikirin perasaan pacar lu lah, jangan jadi kaya orang bego."
"Ngaca mba. Sendirinya suka nggak mikirin perasaan orang lain dengan kata kata pedas lu."
"Lu nya aja yang baperan."
"Udah ih. Apaan sih gitu aja diributin, kaya anak kecil deh." Seru Arvie kesal setelah itu Arvie pergi meninggalkan kantin menuju taman belakang sekolah SMA Mutiara Bangsa.
"Lu sih Des. Cari ribut terus." Tuduh Naura yang masih kesal dengan Ardes.
"Lah? Nggak ngaca mba? Perlu gue bawain kaca?" Setelah perkataan pedasnya keluar dari mulutnya, Ardes juga pergi meninggalkan kantin menuju ruangan musik.
"Ish, kok jadi pada marah sih?" Heran Naura dan tentu juga kesal karena merasa ia yang disalahkan.
"Tau ah, mendingan gua ke kelas aja."

KAMU SEDANG MEMBACA
Arvie
Teen FictionGladeon Arvie Orzie, seorang anak perempuan yang paling polos di keluarganya dan keluarganya orang yang sangat kaya serta mempunyai banyak perusahaan besar. Banyak yang menginginkan keluarganya bangkrut dengan menggunakan berbagai cara. Semenjak kem...