⌊ B A H L U L - 9 ⌉

373 32 0
                                    

Pagi hari di kediaman Hyonjoon, atau Hwall yang saat ini berumur 4 tahun. Hwall memiliki 3 abang dan 1 adik perempuan, namun pada saat itu ibunya Hwall sedang mengandung Ryuki.

Saat ini Hwall sedang memandangi ketiga abangnya itu yang sedang asik berceloteh lucu di meja makan, terkadang ayahnya menanggapi celotehan mereka.

Jadi Hwall-ie tidak diperhatikan? Hey Hwall-ie ada disini, di depan kalian. Batinnya.

"Sarapan~" Sapa Ibunya Hwall, membawa beberapa piring dan menyajikannya pada Gyun, Jean, Boobiel, serta si ayah yang sedang terkekeh lucu.

"Dimana makanan Hwall-ie?" Gumam Hwall menunduk.

Dan sepertinya itu terdengar di telinga sang ibu.

"O-oh! Hwall-ie!? Ne, mama akan segera mengambi–!?"

Hwall memundurkan kursi tempatnya duduk. Lalu turun melompat.

"Tidak perlu, Hwall-ie tidak lapar."

Dan setelah itu Hwall masuk kamar nya sendiri, tidak. Kamar antara Hwall dan Gyun, sang Hyung pertama.

Dia duduk di tengah ruangan , mencari mainan. Berusaha untuk mengalihkan rasa laparnya. Tidak lama kemudian, pintu terbuka.

"Hwall-ie sayang, ayo sarapan"

Hwall hanya asik sendiri. Dia sudah lelah untuk mencari perhatian pada kedua orang tuanya. Namun yang ini lebih parah, bukankah harusnya yang kecil dulu yang diberi sarapan? Tapi kenapa tidak.

Kemudian, suara baringthone milik ayahnya menyapa pendengaran Hwall.

"Hyonjoon ya! Ayo sarapan!"

Ucapnya sedikit berteriak.

Hwall menoleh sembari tersenyum. "Sudah Hwall bilang, tidak lapar. Sama sekali tidak." Kemudan dia asik bermain lagi.

Ayahnya masuk, lalu segera menggendong Hwall yang asik bermain boneka bola. "Nanti ayah belikan eskrim kalo Hyonjoon mau makan"

Angguk Hwall senang. Kemudian ayahnya membawa Hwall sambil berpeluk di leher sang ayah.

"Maknae kita datanggg~"

Hanya Gyun yang menyambut. Hwall melihat abangnya itu ikut senang, karena Gyun adalah abang yang paling Hwall sayang.

"Gyun-hyungg~" Spontan ketika duduk di kursi meja makan.

Gyun tertegun, melihat adiknya tersenyum.

"Eoh? Hyungieee jangan melamunn~"

Gyun hanya tertawa, melihat adiknya bertingkah lucu.

"Nah, sekarang. Ayo sarapan bersama" Kata Ibunya membawa piring berisi Omelet.

Ditangan kiri si Ibu, membawa susu tawar. Kesukaan Hwall.

Hwall mengangguk ngangguk senang, mengeluarkan suara di perutnya, ya pertanda lapar. Dia makan karena pengaruh es krim yang dijanjikan seorang ayah.

Hwall menoleh ke ayahnya yang sibuk dengan laptop. "Appa~ es krimnya jadi?"

Tidak ada jawaban dari sang ayah, Hanya raut wajah yang ditekuk layaknya orang kesal.

"A-appa?"

"Mwo! Hwall-ie mau beli eskrim? Ne, nanti Gyun hyung belikan"

Sela si Hyung pertama.

Walaupun Hwall senang, tapi tetap saja Hwall kecewa dengan ayahnya itu. Dia yang menjanjikan eskrim untuknya, namun sekarang Gyun hyung yang akan membelikannya.

"Hyung-ie~ tabung saja uang mu, jangan belikan aku eskrim.. tidak penting.." Katanya seraya menunduk.

Si Ibu yang merasa menyesal kurang memperhatikan anak ketiganya ini.

"Siapa yang bilang Hwall tidak penting..?" Kata Ibunya sembari mengaduk bubur.

Sang ayah menatap sinis, "Hyonjoon, kalo kamu berani berucap seperti itu ayah akan mengubah sikap mu, karena kamu adalah ahli waris keluarga kita"

"Berhenti memanggilku ahli waris"

Hening.

Bahkan Omeletnya belum tersentuh sendok yang ia pegang.

"Ne, Hwall ingin bermain.. Di kamar.."

"Kalo begitu Hyun–"

"Tidak, Hwall ingin bermain sendiri.."

Sela Hwall cepat memotong perkataan Gyun. Kemudian Hwall pergi, ke kamarnya.

Si ayah yang terlihat kesal, mengikutinya. "Hyonjoon! Belajar, kamu harus pintar. Jangan terlalu banyak bermain. Kamu adalah ahli waris"

Katanya sekali lagi.

"B-berhenti.. Memanggilku ahli waris.." Gumamnya.

Sang ayah mengambil buku diikuti dengan kotak pensil BNHA milik Hwall.

Sebenernya, saat itu. Hwall ingin menangis.

"Hwall!"

"Hwalll!"

"Heo Hyonjoon"

"Hwall!!"

Mata Hwall terbuka karena mendengar secara samar suara yang memanggil namanya, melihat remangnya lampu. Suara damai, mungkin pagi hari. Merasakan sesuatu yang berat pada tangannya. Sakit. Semua tubuhnya ngilu.

"H-hwall oppaaaa" Ryuki menangis.

Tidak hanya Ryuki, Nyu, Haknyeon, Sangyeon, dan Younghoon berada di sisi ranjangnya.

Hwall sempat melamun, memperhatikan semua wajah yang berada di ruangan.

"T-tunggu.. Kalian ini siapa?"

Hah?

Nyu tidak sanggup menatap Hwall, dipikirannya Hwall lupa ingatan.

"S-saya siapa?"

Oke hening.

"Muka lu jangan pada gitu goblok, gua bercanda."

"Anjing"

"Eh Hwall kok bangsat ya?"

"Ga lucu setan"

"Hwaaaaa, Nii-chann.. Ryuki sempet mikir kalo Nii-chan kehilangan ingatan"

Hwall cuma ngakak pelan aja. Gila kali kalo dia ngakak keceng bisa bisa tulangnya nambah remuk.

Hwall ngeliat Nyu. "Kaki lu masih sakit?"

"Bangsat, pala lu hampir ancur malah mikirin kaki gua" Kata Nyu sinis.

"Oh ya , gua bawa bento nih." Sambung Haknyeon.

"Dih, bawa. Lu tadi mesen pake aplikasi, jan bohong lu panjul" Sinis Sangyeon.

Haknyeon nengok, "Lah, lu ga mau? Yaudah buat gua aja laper nih abis nguli."

Sementara itu, Younghoon menatap Hwall dengan rasa senang sekaligus sedih. (seme op:v).

Hwall ternotice, "Kenapa bangsat?"

"Se enggaknya lu tobat kek, toxic mulu. Mikir kalo lu lagi ngomong anjing tiba tiba belom istighfar tapi nyawa lu udh ilang"

Sinis Younghoon membuat Hwall ketawa.

To be continue.

BahlulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang