u n u s .

285 36 9
                                    

Guanlin meneguk air mineral tidak sabaran. Mata bergerak-gerak menatap teman-temannya yang lain di lapangan. Kemudian seorang lelaki dengan badan beruang menghampiri sambil menggiring si oranye bulat di tangan, lalu duduk di samping Guanlin dan ikut melakukan kegiatan yang sama.

"Istirahat Lin, lu udah main dari tadi," baru saja Guanlin akan beranjak berdiri, suara khas kakak kelasnya menginterupsi dan menghentikan kaki Guanlin yang akan melangkah menuju lapangan.

Ekstrakulikuler memang belum di mulai di tahun ajaran baru ini, tapi Guanlin dan tim-nya harus mempersiapkan penampilan untuk demo eskul yang akan diperlihatkan kepada adik-adik kelas baru lusa mendatang.

"Iya, Bang," Guanlin menuruti kakak kelasnya dan kembali duduk di pinggir lapangan sembari mengelap keringat yang begitu deras meluncur di atas permukaan kulitnya.

"Daftar OSIS gak tahun ini?" Kakak kelasnya, Bang Daniel, membuka percakapan di antara mereka.

"Iya, diajakin Jinyoung."

"Jinyoung?! Bae Jinyoung?! Serius lu?!" Detik selanjutnya Daniel menoleh kaget saat mendengar salah satu nama adik kelasnya dari mulut Guanlin.

"Iya anak itu lagi kesambet kali."

Guanlin memaklumi sikap Daniel barusan. Pastinya semua anggota OSIS periode sekarang akan terkejut saat mendengar nama Bae Jinyoung saat mendaftar OSIS. Bagaimana tidak? Pasalnya anak itu seringkali menantang peraturan-peraturan yang dibuat OSIS dengan sengaja. Bahkan pernah mengisi daftar blacklist OSIS periode selanjutnya sebelum dicegah oleh sang ketua OSIS, Hwang Minhyun.

Teman sebangkunya yang aktif di eskul radio sekolah itu bahkan secara terang-terangan pernah berkata tidak menyukai anggota organinasi siswa itu saat sedang siaran. Luar biasa laknat memang.

"Syukur deh dia udah dapet hidayah,"

Daniel menghela napas lega. Membuat Guanlin terkikik pelan saat melihat kakak kelasnya mengelus dada mengucap rasa syukur.

"Emang separah itu ya tu anak?" tanya Guanlin, lantas Daniel menoleh sambil mengangguk ribut. Wajahnya ia pasang seserius mungkin.

"Dulu tuh ya, Jinyoung tuh sering banget ngerjain anak OSIS, Lin! Sampe dia bisa masuk ruang OSIS utama beserta semua ruang divisi-divisinya cuma buat ngeberantakin ruangannya doang." Daniel mendengus kesal mengingat tingkah iseng adik kelasnya yang kala itu masih kelas 10 dan dengan beraninya melakukan semua hal itu. "Bahkan dia pernah ngilangin data proker anak-anak," sambung Daniel lagi.

Kembali Guanlin terkikik mendengar cerita tentang temannya itu. Guanlin tidak tahu kalau Jinyoung bisa senekat itu. Hal terparah yang Guanlin tahu, hanya dulu Jinyoung pernah mengacaukan acara kecil-kecilan yang dibuat anak OSIS. Sebatas itu saja.

"Usahain ikut LDKO ya, Lin?" Guanlin kemudian menoleh saat kakak kelasnya mengubah arah topik pembicaraan secara tiba-tiba.

"Kenapa?"

"Soalnya gua ketua pelaksananya nih," Daniel kemudian menepuk dadanya bangga, membuat adik kelas jangkungnya itu menggelengkan kepala.

"Semoga gua ga lolos ampe LDKO."

"Heh! Jangan gitu anying!!" Daniel menggeplak paha Guanlin reflek.

"Lagian, palingan gitu-gitu aja LDKO. Ga asik, Bang. Gua udah pernah denger ceritanya hyunjin pas lagi LDKO." Guanlin mencibir sambil kembali meneguk botol airnya malas.

"Engga, Lin! Nih gua kasih tau ya sama elu! Taun ini LDKO nya pasti asik lin! Gak kayak taun kemaren. Taun ini gua adain di tengah hutan, biar vibes kemahnya terasa. Gak kayak taun kemaren di Kapulaga, banyak orang lewat, gabut, ga asik, ga ada hawa-hawa menantangnya anjir. Bukan LDKO tuh namanya." Daniel menerawang apa yang terjadi satu tahun lalu saat pengalamannya berkemah. "Gua ampe susah banget anjir ngajuin proposalnya, Lin," sambung Daniel.

campfire • panwinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang