s e p t e m .

171 26 6
                                    

Bis belum berangkat lebih dari satu jam yang lalu, tapi keadaan bis kelompok 6-10 ini benar-benar ribut, membuat kepala seisi bis mampu berdenyut-denyut.

Pasalnya, teriakan Somi, Yoojung dan Doyeon memenuhi bis kala Sungwoon menyetel musik di dalam bis. Dimatikan pun percuma, mereka akan marah-marah berteriak lebih keras supaya jangan di hentikan musiknya.

Para panitia seperti Sanggyun, Yongguk, Daniel, Kenta, Donghan, Taehyun, Taedong, Tongho, dan yang lain pun sibuk bermain pabji di kursi panjang bagian belakang. Tanpa sadar membuat kebisingan bertambah karena makian terhadap permainan itu.

Ada tingkah absurd dari Jaehwan dan Jisung yang berkeliling bis berpura-pura mengamen.

Oh jangan lewatkan juga perdebatan Ahn Yujin dan Choi Yena yang tak berhenti dari 45 menit yang lalu. Seperti tak bosan terus-terusan beradu mulut padahal kursi mereka berjauhan. Di bantu dengan Jang Woonyoung dan Jo Yuri yang mendukung Yujin, Minju dan Chaewon yang mendukung Yena. Benar-benar kacau kursi bagian belakang bis, Guanlin rasa di kursi bagian rada depan semuanya tentram aman dan damai saja.

Lengan Guanlin tiba-tiba terasa memberat, ada sesuatu yang bergerak di sana. Saat menoleh, ia menemukan kepala Jihoon yang sibuk menduseli lengan kirinya. Reflek Guanlin mengelus surai lembut itu.

"Ji kenapa?" Yang ditanya malah diam. Kemudian mendongakan wajahnya menatap Guanlin dengan wajah yang sangat memelas sambil mencebikan bibirnya.

"Pusiing~" Guanlin menghela napasnya saat Jihoon merengek tak nyaman. Dengan tangan kanan panjangnya, Guanlin mencolek lengan Woojin di samping. Tetapi bangku sebelah bisa-bisanya terlelap bersenderan. Woojin menyender pada bahu Daehwi, Daehwi yang menyender pada bahu Jinyoung, dan Jinyoung yang kepalanya terantuk-antuk kaca jendela.

"Sstt udah gapapa, tidurin aja biar pusingnya ilang," Guanlin memiringkan tubuhnya dan menyenderkan kepala itu di dadanya, kemudian membelainya lembut.

"Gak bisa tidur." Jihoon kembali merengek, sangat tak nyaman dengan keadaan. Guanlin menatap sebal biang-biang keberisikan yang ada. Rasanya Guanlin ingin membekap mulut mereka satu per satu.

"Tunggu dulu ya disini?" Niatnya guanlin mau menegur mereka, tapi Jihoon menahan lengannya.

"Jangan!"

"Hah?!"

"Jangan kemana-mana dulu."

"Ah i-iyaa," Guanlin terdiam, kemudian mengelus kepala belakang Jihoon perlahan. Bundanya sering melakukan itu saat Guanlin rewel. Tangan satunya lagi sibuk menepuk-nepuk punggung Jihoon perlahan-lahan, Guanlin pun bersenandung pelan. 10 menit kemudian, dengkuran halus dari Jihoon terdengar membuat Guanlin bernapas lega.

Guanlin mengernyit bingung kala bis terasa sangat hening, tidak ada kebisingan lagi seperti beberapa saat yang lalu. Dengan perlahan ia mengintip keadaan di bis, takut membangunkan si manis. Namun yang Guanlin dapatkan adalah beberapa pasang mata yang menatap ke arahnya dengan pandangan yang menurut Guanlin horor. Sedang apa sih mereka!?

Dengan kikuk, Guanlin kembali pada posisinya barusan. Masih sibuk mengelus dan menepuk pelan Jihoon. Lama-lama ia juga ikut mengantuk, Guanlin pun memutuskan untuk memejamkan matanya, menyusul Jihoon bertualang di alam mimpi.

###

"SEMUANYA AYO SIAP-SIAP! BENTAR LAGI KITA SAMPE DI LOKASI YANG DITUJU" suara kak Sungwoon terdengar lewat mic yang tersedia di bis. Mereka sudah berada di dalam bis sekitar 6 jam termasuk istirahat dan pemberhentian ke pom bensin. Ini semua dikarenakan kemacetan lalu lintas yang terjadi hari ini, rumornya kecelakaan lalu lintaslah yang menjadi penyebab. Jika lalu lintas lancar, mereka hanya memerlukan waktu sekitar 2 jam untuk sampai ke tempat tujuan.

campfire • panwinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang