16. berani

4.4K 215 13
                                    

Chaeyoung melemparkan kaleng soda ke arah Tzuyu yang sedang melamun, seperti biasa wanita itu mempunyai reflek yang bagus.

"Nice catch!"

Tzuyu memutar matanya, Chaeyoung terkekeh. Terdengar suara kaleng yang terbuka, sesaat kemudian kaleng itu terbuang, isinya sudah kosong.

"Cepet banget?!"

"Lagi haus." Tzuyu kembali melamun, menatap kearah matahari yang hampir menurun, senja. Chaeyoung kembali terkekeh.

"Gausah terlalu dipikirin, namanya reflek, reflek lo kan bagus"

Tzuyu berdecak "Ini mah bukan bagus"

"Bener. Terlalu bagus" Chaeyoung tertawa, Tzuyu kembali berdecak.

"Kalian gamau masuk? Emang ga dingin?"

Suara lembut yang membuat jantung Son Chaeyoung berdetak dua kali lebih cepat. Ya, wanita yang beberapa hari lalu resmi menjadi pacarnya.

Wanita itu menyentuh bahu Chaeyoung yang bebas terekspos. "Dingin" ucapnya.

"Makanya aku butuh kamu untuk menghangatkan" Jawaban dari Chaeyoung mengundang gelak tawa dari wanitanya.

"Ucapan kamu manis"

"Hanya untuk kamu"

Tzuyu berdiri dari tempat duduknya. "Kalian aja yang nikmatin senja, gue mau masuk"

"Dasar bucin aneh" lanjut Tzuyu saat melewati Mina yang membuat kedua insan itu tertawa terbahak bahak.

Tzuyu berjalan sembari melamun, meratapi tindakannya yang bodoh mencium Sana secara tibatiba.

Mereka memang sudah dekat, karna beberapa hari ini mereka terlihat sedang berduaan, bercanda, dan juga beberapa kali Jeongyeon melihat Tzuyu dan Sana hang out bersama.

Tzuyu tersenyum mengingat saat pertama kali mereka bertemu, bukan saat Tzuyu membentak Sana, tapi saat...

"Tzuyu, bantu ibu sebentar?"

Wanita tinggi itu mengangguk, mengekori Bu Hyuna, menuju perpustakaan.

Sesampainya disana Bu Hyuna menyuruhnya untuk membawa beberapa buku paket yang letaknya memang berada ditempat tinggi. Wanita itu langsung setuju.

Tzuyu itu anak yang pendiam, tidak punya seorang teman sampai—

"Aduh!" Wanita mungil, yang tingginya sangat berbeda jauh dengannya.

"Kalau jalan liat liat dong!" Lanjutnya, membantu wanita yang sudah terduduk dari jatuhnya. Wanita itu bukan asli korea, Tzuyu tau saat melihat matanya.

Cantik. Pikir Tzuyu, pipinya memerah, matanya tak lepas dari wanita itu.

"Heh tinggi! Jangan mentang mentang lo tinggi lo ngehirauin orang pendek yang jalan didepan lo"

Tzuyu melihatnya, melihat wanita mungil yang memegangi tangan wanita jepang itu.

"Sorry"

"Sorra sorry sorra sorry, ini korea bukan inggris!"

Tzuyu membungkuk, meminta maaf secara formal. Ia berjalan mencari tempat buku paket itu kembali, namun wanita mungil itu tak mau melepasnya, padahal wanita (cantik) jepang yang ia tabrak sudah memaafkannya.

"Heh! Lo satu kelas sama gue kan?! Lo mau kemana?! Heh! Jangan kacangin gue!" Wanita itu mencoba menyamai kecepatan kaki Tzuyu melangkah namun tak bisa.

Lima langkah kaki Tzuyu sama dengan satu langkah kakinya. "Heh! Pendiem! Tinggi! Misterius! Kayak karakter wattpad!"

Terus memanggilnya dengan sebutan aneh. Sampai Tzuyu berhenti

Wanita itu kehabisan nafas, nafasnya terengah engah, Tzuyu pun terkekeh, padahal cuma jalan cepat.

"Apa" jawabnya

"Lo.... hah... mau... hah... kema...na.."

"Kesana, buku paket"

Chaeyoung mengangguk, "Gue bantuin... Son.. Chaeyoung.. Gue.. Nama"

Tzuyu tersenyum "Chou Tzuyu"

"Aduh!" Pikiran Tzuyu buyar, wanita (cantik) jepang yang tahun lalu ia tabrak, dengan tak sengaja, tertabrak lagi. Namun kali ini bukannya meminta maaf Tzuyu justru tersenyum. Tangannya terulur

"Duuuh, eh—" Sana mendongkak melihat Tzuyu, pipinya memerah mengingat apa yang Tzuyu lakukan siang tadi.

"Gue bantu" Singkat, tapi Sana seakan tak sadar melihat senyuman wanita tinggi yang ada didepannya.

"Makasih" uluran tangan Tzuyu di terima.

Tzuyu menariknya, iya, menarik wanita itu kepelukannya.

Sana terkejut ingin melepas tapi Tzuyu justru mempererat pelukan itu.

"Gak ada yang liat, tenang aja, ga akan jadi bahan bercandaan lagi"

Mulai memperlembut pelukan itu, Tzuyu mengusap punggunh Sana berulang kali hingga naik ke rambutnya.

Bohong kalau Tzuyu tidak bergetar, sedaritadi hatinya sudah diambang akan jatuh ke tempat yang paling dalam, hati Sana.

Jatuh sejatuh jatuhnya, itulah perasaan Sana sekarang. Melupakan tentang Son Chaeyoung yang ia sukai selama setahun hanya dengan sebuah pelukan dari temannya.

Jantung mereka berdua seirama, secepat dan sekencang itu.

"Liat senja yuk?"

"Udah jam 7 Tzuyu.."

Lawan bicaranya terkekeh, "Yaudah liat apa aja, asal sama kamu"

Sana mendongkakan mukanya, menatap Tzuyu aneh. "Kok tibatiba manis gini?"

"Kan pdkt."
















Menyesal, menyesal kembali ketempat tadi, bukannya melihat indahnya ombak, Tzuyu dan Sana malah melihat MiChaeng berciuman intens. Melihat Mina yang sudah terduduk diatas pangkuan Chaeyoung, Tzuyu tau sudah tak lama lagi mereka berdua pindah.

"Ma-mau ditegur?" Ucap Sana, mukanya memerah.

"Gausah, jangan ganggu kesenangan teman kita" diakhiri dengan tawaan Tzuyu dan Sana kembali kedalam.

Twice In Love [revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang