17. pdkt?

3.2K 214 13
                                    

Setelah Tzuyu pergi meninggalkan pasangan MiChaeng, Mina mengambil alih tempat duduk Tzuyu.

"Kamu gamau masuk?"

Chaeyoung menoleh sambil meneguk sodanya lalu menggeleng. "Disini enak, adem"

"Didalem kan ada Ac sayang"

Chaeyoung terkekeh, ia memberikan kaleng sodanya pada Mina, tidak menolak melainkan wanita itu langsung menegaknya.

"jangan dihabis—"

Mina tersenyum dengan mulutnya yang membulat karna seluruh soda itu berada di dalam mulutnya.

"Ah kamu, aku kan masih mau"

Senyum mina makin terlihat, matanya pun sudah hilang karna senyumannya. Ide buruk dari kepala jorok Son Chaeyoung terbesit.

"Sini, aku pangku. Jangan di telan dulu sodanya"

Mina mengangguk, ia berdiri dan duduk di pangkuan kekasihnya. Mina mengangkat kepalanya, mengisyaratkan 'apa? Kenapa?'

Tanpa aba aba Chaeyoung menyatukan bibir mereka, Mina tak menolak, ia sudah tahu apa yang akan di lakukan sang kekasih, Begini-begini Mina tak sepolos itu, ia mulai membagi sedikit demi sedikit soda itu kemulut sang kekasih.

Decakan dan desahan tak senonoh mulai terdengar saat soda dalam mulut Mina sudah tidak ada lagi. Niat hati hanya ingin membagi sodanya, Mina malah terjebak didalam pelukan Chaeyoung yang memabukan.

Mina menepuk bahu Chaeyoung, mengisyaratkan bahwa nafasnya sudah habis. Chaeyoung mengerti dan menjauhkan bibirnya dari bibir manis kekasih.

"Lemah, baru sebentar nafas kamu udah abis"

"Sebentar apa nya!" pukulan di bahu mebuat Chaeyoung tertawa, wanita yang (masih) berada di pahanya sangat lucu untuk tak di goda.

"Masuk yuk?"

Mina menaikan alisnya. "No sex tonight, okay? Aku mau tidur"

Chaeyoung mengangguk. "Lagian, kalo kita having sex kedengeran sama yang lain"

Keduanya terdiam sebelum menyatukan bibir mereka kembali. Tak seperti tadi, ciuman ini sangat lembut dan hangat, cinta memandu ciuman kali ini, bau laut dan bunyinya ombak yang terbentur batu membuat ciuman mereka terasa sangat romantis.







"Ugh, gross" Tzuyu menarik tangan Sana kedalam van. Van miliknya cukup besar dan sekarang mereka berada di tempat penyimpanan.

Tak tahu, Tzuyu yang mengajaknya, berasalan mencari senter padahal di dalam laci dekat toilet ada.

"Tzu, gelap"

"Ya makanya kita cari senter!"

"Tapi di dalam laci kan ada"

"I-itu ... yang itu jelek, San!"

Sana mengeratkan pegangannya pada tangan Tzuyu, padahal Tzuyu bisa menyalakan lampu nya, tapi wanita itu memilih beralasan lampu nya mati agar Sana bisa memeluk tangannya.

"Ketemu!"

Tzuyu bersyukur, alasannya hanya kebohongan belaka, entah kenapa senter yang sebenarnya sudah ia taruh di dalam laci ada di tempat penyimpanan.

"Yuk, cepet keluar Tzu"

"Sebentar, mau sosis ga?"

Wajah Sana memerah. "Jangan aneh aneh!"

"Aneh apanya sih? Sosis Sana, sosis, buat di makan— oh.."

Mengetahui apa maksud Sana, Tzuyu tertawa. "Apasih kamu San, aku kan perempuan mana punya Sosis, kecuali pake dildo yang bisa di pasang di pinggang! Hahaha"

Kata-kata Tzuyu barusan malah menambah rona manis di wajah Sana. Wanita berdarah jepang itu melepas tangan Tzuyu dan keluar dari ruang penyimpanan.

"Hey Sana! Sana! Kok keluar sih?! Aku salah bicara?!"

"Bukan salah lagi, pabo, pabo, pabo" Sana memaki nya didalam hati saat mendengar teriakan Tzuyu dari dalam sana.

"Loh Sana? Kok belum tidur?"

Chaeyoung dengan Mina yang bergandengan tangan memergoki Sana yang sedang mengipas-ngipas wajahnya.

"kok mukanya merah gitu? Dia pergokin gue ciuman apa ya.."

"engg ... Lagi—"

"San—! Eh Chaeng"

Tzuyu keluar dari ruang penyimpanan dengan penampilan yang sedikit lusuh. Chaeyoung tersenyum melihatnya.

"Hahaha, Tzu, ga nyangka gue, lo bakal secepat ini having sex sama Sana"

Mina yang melihatnya juga mengangguk sambil tersenyum. Tzuyu melotot sedangkan wajah Sana kembali memerah.

"Heh! Kalo ngomong!"

Chaeyoung terkekeh, "No, its okay, Really. Lo udah nyimpen perasaan lama banget, lega kan kalo dia udah tau?"

Sekarang keadaan berbalik. Sana melotot sedangkan wajah Tzuyu memerah. Sana menolehkan wajahnya ke arah Tzuyu yang membuat wanita tinggi itu menunduk.

Dalam hatinya, ia mengutuk teman sohibnya itu.

Melihat keadaan ini, Chaeyoung menyadarinya. Sana dan Tzuyu tidak baru saja menyelesaikan Sex nya, entah apa yang dilakukan mereka di dalam sana, yang jelas, Chaeyoung membeberkan rahasia sahabatnya.

"Shit" gumamnya.

"eee.. San, maksudnya tu.. Perasaan.. Eee.."

"Perasaan having sex!"

Son shoking Chaeyoung menoleh kearah kekasihnya, brilliant!

"Bener! Perasaan Having sex maksud gue. Dia tuh penasaran banget sama rasanya having sex"

Sana mengangguk sambil meng-o kan ucapan Chaeyoung, namun dalam hatinya, Sana tak percaya.

Tentu Sana tau, Sana tau Tzuyu punya perasaan padanya. Bagaimana Sana tidak tau? Beberapa menit yang lalu Tzuyu bilang ingin melakukan pdkt dengannya.

Pasangan Michaeng meninggalkan Sana dan Tzuyu disana. Keheningan terjadi di antara mereka. Tzuyu hanya menunduk yang membuat Sana menghela nafasnya. Sana mendekat, Tzuyu bisa merasakannya, ia menutup matanya, bersiap jika Sana akan menamparnya.

Namun, bibir lembut dan manis menempel di bibir miliknya, tidak ada lumatan, hanya kecupan sekejap yang membuat Tzuyu mendongkakan kepalanya

"Tzu, kamu bilang mau pdkt."

"ah, i said that haha.. Eh?"

"Tzu, kamu bilang mau pdkt sama aku"

"m-maksudnya?"

Sana berdecak, ia meninggalkan Tzuyu yang kebingungan disana. Kesal, kenapa Tzuyu tidak peka, padahal arti dari ciuman yang Sana berikan adalah ciuman yang berarti ia mengizinkan Tzuyu dengan sepenuh hati melakukan pdkt dengannya.

Twice In Love [revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang