Lisa masih menarik napasnya perlahan mencoba untuk mengurangi detak jantungnya yang berdetak tak beraturan itu.Ia berdiri tegak dan menstabilkan aliran darahnya yang mengalir begitu cepat.
Taehyung yang sejak tadi memperhatikan hanya terdiam di buatnya.
"hey! What happen with you?"tanya taehyung penasaran.
"ah? Ow? Nothing! "jawab lisa cepat.
"trus kenapa lo kaya gitu coba? Habis liat hantu lo ya?"ucap taehyung sembari terkekeh pelan yang membuat lisa hanya bisa membalasnya dengan tatapan sinis.
"jangan kaya gitu dong,emosian lo ,ntar cepat tua loh"ucap taehyung lagi.
"eh lo diam ya! Mau gua sumbat tu mulut ha?"jawab lisa.
Dan duduk di sofa yang ada di hadapannya lebih tepatnya di sebelah taehyung yang sedang asik melahap pizzanya.
Lisa melipatkan tangannya di depan dadanya dengan tatapan sinis dan bibirnya yang ia manyunkan.
"aish,berapa lama lagi sih gua harus nunggu cuman buat harga pizza yang nggak seberapa ini?"ucap lisa dalam hati.
.
.
.
.
.
.
Kemudian pintu depan apartement pun berbunyi menandakan ada seseorang di balik pintu itu yang akan masuk.Taehyung dan lisa melihat ke arah pintu secara berasamaan dan sosok yang ada di balik pintu tersebut pun mendekati mereka berdua.
Ya dia adalah jin yang telah menyelesaikan urusannya di apartement sebelah dan kembali dengan segera agar bisa bertemu lagi dengan lisa selama yang ia bisa.
Ia tahu bahwa lisa pasti tak akan berlama lama jika tahu sifat sebenarnya dari para penghuni apartement itu terutama taehyung yang terkenal akan kejahilannya.
"eh lisa mau minum apa?" ucap jin berbasa basi sembari menaruh sesuatu seperti kantong hitam di atas meja.
Ia hanya sekedar mengulur waktu agar lisa tak merasa bosan.
" nggak usah repot repot gue harus balik cepat banyak kerjaan dan pesanan yang harus gue antar"ucap lisa.
"lah ko gitu sih padahal aku cuman pengen nawarin minuman jarang jarang loh aku bikin minuman dengan tangan aku sendiri buat cewe selain ibuku "ucap jin lagi sembari tersenyum.
"oh jadi nama lo lisa,lo udah berapa lama sama hyung gue"ketus taehyung di cela suasana canggung jin yang mencoba mengekspresikan perasaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BAD GIRL
Non-Fiction"plaakk.. "tamparan yang begitu keras mendarat di pipinya. Bahkan kali ini ia bisa merasakan seperti setrika panas yang di taruh di pipinya bahkan tamparan itu terasa sampai ke telinganya. "lho dan uang lho itu sama sekali nggak ada harganya di mat...