15 ; mencari petunjuk

46 12 0
                                    

Renjun benar-benar menunggu di parkiran sekolah, sudah hampir sepuluh menit ia berdiri disana namun kepala sekolah belum juga datang. Langit sudah gelap, anak-anak sekolah bagian pagi sudah hampir pulang semuanya. Renjun berpikir sejenak apakah harus terus menunggu atau memilih pulang. Baru kakinya akan melangkah keluar tapi panggilan dari mrs. Wendy membuatnya menoleh menatap guru itu yang masih terengah.

"Kepala sekolah suruh kamu ke ruangannya."

Renjun kesal, setelah datang ke ruang kepala sekolah ia harus menunggu lagi padahal ia belum meminta izin kepada kakeknya untuk pulang telat dan untungnya sebelum Renjun benar-benar beranjak, kepala sekolah datang dan duduk dihadapannya.

"Maaf tadi ada rapat lanjutan ." Jelas kepala sekolah dengan raut lelah terpampang jelas diwajahnya.
"Jadi, apa maksud kamu menanyakan kasus ini lagi? Karena kasus ini sudah lama ditutup dan sudah lama menghilang beritanya."

"Sebelumnya… kalau saya bilang siswi itu meminta bantuan pada saya, apa bapak akan percaya?"
Kepala sekolah tertegun, pasalnya selama ia menjabat bahkan kepala sekolah sebelum ia pun tak menemukan masalah seperti Renjun.

"Kamu yakin Renjun?"

"Yakin, bahkan dia sering menampakan wujudnya padahal saya bukan anak indigo, saya mohon agar bapak menceritakan apapun yang bapak tahu tentang kasus ini bahkan jika boleh, saya ingin bertemu pendiri sekolah ini."

Kepala sekolah tersenyum simpul mendengar penuturan Renjun, ia rasa Renjun benar-benar ingin memecahkan kasus ini.

"Sayangnya pendiri sekolah ini sudah meninggal setahun yang lalu, jikapun saya menceritakannya— pasti akan sangat rumpang, karena saya tidak terlalu ingat kasus ini." Semangat Renjun yang membara mulai luntur mendengar penuturan kepala sekolah tadi. tapi, semangatnya kembali saat kepala sekolah dengan senang hati menceritakannya sebisa mungkin.

"Siswi itu berada diangkatan ke-tiga sekolah ini, tapi sayangnya ia tewas ditahun ke-dua sekolahnya. Tidak ada data pasti apakah siswi itu dibunuh atau bunuh diri yang pasti mayatnya ditemukan di belakang gudang sekolah dengan gunting yang digenggamnya."

"Gunting?"

"Lidahnya— terpotong, pihak sekolah tidak tahu menahu tentang kelanjutannya karena kami sepenuhnya menyerahkan kasus ini kepada pihak kepolisian dan kasus ini ditutup tanpa ada penyelesaian."
Renjun diam, ia ingat dengan gambar kemarin di sketch booknya… gadis itu, bukan bunuh diri tapi dibunuh.

Sebenarnya masih banyak yang ingin Renjun tanyakan tapi ia urungkan karena jam sudah menunjukan dua sore ia takut kakeknya akan mencarinya, Renjun tersenyum simpul dan berterima kasih pada kepala sekolah yang menyempatkan untuk berbincang dengannya.

Renjun keluar ruangan dan langsung menemukan Donghyuk, Sunwoo dan Jeno yang bersender didepan ruang kepala sekolah, melihat Renjun sudah keluar, ketiganya langsung mengerubungi Renjun.

"Gimana? Gw penasaran banget nih!" Tanya Donghyuk heboh sambil memukul-mukul pundak Renjun.

"Kalian ngapain disini? Bukannya ma—"

"Gak ada guru" potong Jeno cepat.

"Eh? Bentar-bentar, cewek itu gak ada deket lo lagi sih Jun?!" Ucap Donghyuk lantang, membuat Jeno harus mendekap mulutnya, bagaimana pun mereka masih berada dilingkungan sekolah jangan sampai orang lain—selain anak markas— tahu kasus ini.

"Gak tau, mening kalian sekarang ikut gw ke ruang arsip siswa." Ucap Renjun lalu bergegas diikuti yang lain.

Gadis itu tersenyum, berterima kasih dalam diam kepada sosok yang sekarang sedang serius menyelesaikan kasusnya.

Truth adventure - RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang