"Yaudah, kita jalan dulu ya Kak. Besok atau lusa nanti kita kasih hasilnya yang udah jadi."Perempuan yang di panggil kakak itu mengangguk pada perkataan adik kelasnya. Tidak lupa dengan senyuman manis yang mampu membuat orang lain sulit tuk berpaling dari wajahnya.
"Yaudah, gue tunggu ya. Inget deadline-nya."
Dua adik kelas di hadapannya itu mengangguk. Kemudian berjalan keluar perpustakaan sembari berbisik satu sama lain.
"Kak Alia manis banget ya."
"Iya, lembut lagi suaranya. Gak pernah kebayang gimana kalau dia lagi marah."
"Gue rasa selama hidupnya dia gak akan pernah bisa marah. Paling-paling kalau orangnya udah keterlaluan dia cuma bilang, 'iya gak papa, jangan di ulangi lagi ya.' Sabar banget kan?"
"Banget-banget! Seandainya gue cowok, udah gue gebet tuh kak Alia."
Aliandra Safira tersenyum miring di tempat duduknya. Ia mendengar semua perkataan yang katanya bisik-bisik itu.
"Dasar bego. Mereka gak tau aja gue gimana." Gumam Aliandra pelan.
Saat ini sudah tidak ada siapapun di dalam perpustakaan, kecuali Aliandra dan satu orang penjaga yang sedang keluar entah kemana hingga akhirnya menitipkan ruangan ini padanya. Aliandra membuka sebuah buku tebal bersampul merah darah dengan gambar tengkorak berwarna hitam.
Menyeramkan, satu kata yang menggambarkan buku itu. Namun bagi siapapun yang telah membuka dan membaca tulisan di dalamnya pasti akan lebih terkejut lagi setelah melihatnya. Itu buku diary Aliandra.
23 Januari 2019
Kapan mereka mati? Dasar benalu!
Kemudian sebuah kater tajam menggores jari telunjuk Aliandra. Membuat darah segar keluar mengalir dari sana. Tanpa merasa kesakitan ataupun jijik, Aliandra mencetakkan jarinya yang berdarah di bawah tulisan yang tertanda.
"Karya gue emang selalu yang paling indah," ujar Aliandra sembari mengelap jarinya dengan tisu kering. Ia menatap kamera cctv yang terpasang di ujung ruangan. Kemudian memasang senyuman miring yang terlihat menyeramkan.
Ini... Satu sisi Aliandra yang terlanjur kelam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Sides of the Devil
Teen FictionKazam Bayakar, laki-laki tampan yang selalu menyakiti hati para wanita. Sikapnya yang manis dan banyak tersenyum itu hanyalah sebuah pencitraan. Di luar ia terlihat seperti pria impian semua wanita, namun siapa yang tahu jika sebenarnya dia tidak le...