"Siapa yang nyuruh lo, ho~ney?" tanya seorang laki-laki tampan dengan nada yang begitu tenang namun mengandung ancaman di dalamnya.Perempuan dengan penampilan yang sudah berantakan itu hanya terus menangis tanpa henti. Dia Zora, si pendendam yang sudah mendapatkan balasannya bahkan hingga saat ini ditangan orang lain pula. Terikat di sebuah kursi dengan pakaian yang sudah compang-camping karena perilaku gila seseorang.
"Kenapa cuma diem, sweetheart? Lo masih punya mulut, kan?" sebuah gunting besi menggesek kulit lengan Zora lembut, menimbulkan sensasi dingin yang membuatnya semakin dilanda ketakutan.
Srekkkkk
Kembali, laki-laki itu menggunting pakaian yang Zora kenakan. Membuat baju perempuan itu hampir terbuka dari bagian pundak hingga ke bagian dadanya.
Zora menggelengkan kepalanya, dia menangis terisak. "A-ampun... ampun Kazam! Tolong lepasin gue! Gue cuma disuruh sama perempuan itu!" Zora yang ceroboh kembali tertangkap basah oleh korbannya sendiri. Kali ini oleh sesosok lelaki yang memiliki kekejaman seperti seorang pyschopath. Kazam Bayakar.
Kazam mengangkat sebelah alisnya tertarik. Senyuman miringnya mulai muncul.
"Perempuan? Siapa?" tanyanya lagi dengan nada yang kali ini terdengar sedikit excited.
"Tapi gue mohon, setelah gue kasih tau namanya tolong lepasin gue. Gue janji gak bakal muncul lagi di hadapan lo!"
Selintas pikiran jahat muncul di otaknya, siapa tau jika dia memberitahukan dalang dibalik aksinya ini, maka Aliandra akan berhenti menyiksanya. Karena sudah dipastikan dia akan berhadapan dengan Kazam Bayakar, seorang yang sama mengerikannya dengan perempuan berjiwa iblis itu.
"Kenapa gak, sweetheart?" Senyuman manis bertengger di wajah Kazam.
Sercecah harapan muncul. Ia yakin setelah ini hidupnya akan kembali normal, sedangkan Aliandra akan mendapat balasannya. Dan hal itu membuat senyumannya merekah lebar.
"Aliandra, nama lengkapnya Aliandra Safira. Kelas 12 Ipa 4, ketua eksul Jurnalist," jawabnya bersemangat. Zora, dia masih belum menghilangkan dendamnya pada Aliandra. Semakin hari rasa iri itu malah semakin besar. Dan setelah ini dengan senyuman manisnya ia akan tertawa di atas penderitaan yang akan perempuan iblis itu alami. Secepatnya.
Kazam melempar guntingnya kasar ke lantai. "Thank you, sayang. Gue suka cewek yang nurut kaya lo," kemudian laki-laki itu mengecup pipi Zora. Wajahnya bersemu merah karena perlakuan Kazam. Lagipula siapa perempuan yang tahan dengan pesona yang laki-laki itu miliki?
"Karena lo udah jadi perempuan yang baik, maka gue akan kasih lo hadiah," kali ini Kazam mengelus pipi Zora lembut, dan perempuan itu tanpa sadar terpejam menikmati.
Ia berjalan ke luar kamar dan beberapa waktu kemudian ia kembali datang dengan beberapa teman laki-laki di sisinya.
Zora terkejut melihat beberapa orang asing mulai masuk ke dalam ruangan yang sama dengannya. Apalagi dengan penampilannya yang sangat terbuka seperti ini. Zora, dia... ketakutan.
"Kazam, kenapa lo manggil mereka semua kesini?!" tanya perempuan itu panik.
Kazam menyeringai menyeramkan. Dan hal itu membuat Zora bergetar ketakutan. "Gue kan udah bilang bakal kasih lo hadiah, sweetheart! Masa lo lupa?"
Zora menggeleng tidak mau. Air matanya yang sempat kering kembali mengalir deras.
"Cup-cup-cup... jangan nangis Zora sayang. Gue jamin pasti lo bakal keenakan! Udahlah gue cabut ya, ada urusan yang lebih menyenangkan! Gak usah bilang terima kasih ke gue, sweetheart! Bye-bye!"
"Kazam! Please, tolong lepasin gue! Kazam! Kazam! Tolong! Tolong!"
Namun sayang, Kazam Bayakar tidaklah sebaik itu. Siapapun yang mencoba-coba bermain dengannya, maka akan Kazam suguhkan permainan yang paling menyenangkan dan juga mematikan.
Kazam menyeringai di dalam perjalanannya. "Aliandra Safira... you played with the wrong person...." bisiknya senang. Ia sudah tidak sabar untuk dapat memperkenalkan mainan-mainan tajamnya pada tubuh perempuan itu.
Ah, tidak ada yang tau betapa excitednya Kazam saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Sides of the Devil
Teen FictionKazam Bayakar, laki-laki tampan yang selalu menyakiti hati para wanita. Sikapnya yang manis dan banyak tersenyum itu hanyalah sebuah pencitraan. Di luar ia terlihat seperti pria impian semua wanita, namun siapa yang tahu jika sebenarnya dia tidak le...