Di sore hari seperti inilah yang menjadi rutinitas seorang Syakirra yakni menanti senja.
Tentu bukan hanya semburat cahaya berwarna jingga yang menjadikan Kirra menyukai senja, namun ada hal lain yang membuatnya menjadi seorang Perindu Senja.
'Jadi keinget sama lelaki yang tidak sengaja aku tabrak, ternyata dia bernama Senja. Kok bisa sama yah sama kesukaanku?' Batinnya. "Ish kok aku jadi mikirin dia sih, cowok nyebelin nawarin bonceng dan ngajak salaman hanya karena ingin menguji keimanan?huh kok ada yah orang kaya...."
"Astagfirullahaladzim, kok jadi ngomongin orang sih, tau ah bingung sendiri deh,"gerutu Kirra.
Sementara Kirra menanti datangnya senja dengan ocehan tidak pentingnya, seorang lelaki dalam kamarnya sedang memikirkan sesuatu yang terjadi tadi siang.
'Apa kata dia jaga pandangan? Masih ada ya cewek kaya dia, biasanya kan yang lain mah pada ngeliatin aku lah ini, atau cuman karena dia bercadar?' Batinnya. "Dia memang tulus mengingatkanku agar menjaga pandangan huh jadi gemess, eh astagfirullah kok jadi mikirin akhwat."
Flasback on
Senja tersenyum manis, dengan menyodorkan tangannya dia berkata"Namaku Senja, Senja Adiputra Firdaus, mau aku antar sampai tujuan dengan selamat?"tanya Senja.
Kirra mengernyitkan dahinya, dan menangkupkan tangan di depan dadanya sambil berkata
"Afwan, tidakah akhi tau bahwa seorang lelaki dan perempuan yang bukan mahramnya dilarang bersentuhan? Dalam Hadist Riwayat Thabrani di jelaskan bahwa 'Di tusuknya kepala seseorang dari pasak besi, sungguh lebih baik baginya dari pada ia menyentuh wanita yang bukan mahramnya' dan islam melarang kita untuk berdua²an dengan yang bukan mahramnya, jadi terima kasih tumpangannya akhi saya lebih baik menunggu ayah saya dari pada ikut dengan akhi yang jelas² lelaki ajnabi."Jelas Kirra yang membuat lawan bicaranya ternganga.'Niatnya mau uji keimanan dia kok malah aku yang kena nasehatnya.' Batinnya. "Ehm, iya saya juga tahu tentang itu, tadi saya hanya ingin menguji keimananmu. Kalau begitu saya permisi, wassalamualaikum."
Samar² Senja mendengar ucapannya"waalaikumsalam, jangan lupa jaga pandangan akhi!"
Flashback of
"Anak umi yang tampan ini kok melamun...ngelamunin apa?" ucap umi mengagetkan Senja.
"Eh..umi masuknya kok gak salam dulu sih kan Senja kaget," ucap Senja dengan mengerucutkan bibirnya.
Umi terkekeh lalu berkata,"iya umi minta maaf...terus kamu kenapa melamun sampai² lupa hari ini jadwal kamu setor hafalan ke abi, abi udah nunggu loh."
"Astagfirullahaladzim lupa hehe...mi Senja mau tanya dong, boleh nggak?"
"Kamu tuh ya masih muda udah pikun ya sudah mau tanya apa?"
"Mau tanya dulu abi sama umi ketemunya gimana mi?"
"Ouh jadi itu yang mengganggu fikiran kamu...emang siapa yang kamu maksud?" tanya umi dengan senyum meledek.
Sebelum Senja menjawab umi menyela lagi "umi memaklumi, remaja yang lagi kasmaran seperti kamu tapi yang pasti jangan bawa rasa itu dalam hati karena sifatnya bolak-balik, tapi bawa rasa itu dalam doa, karena doa akan terus tercatat di langit. Dan satu lagi jangan pacaran." Jelas umi.
"Umii...siapa juga yang lagi jatuh cinta." Elak Senja.
"Ngaku aja dehh" ledek umi sambil tertawa.
Itulah Senja ketika bersama orang tersayangnya maka sifat manjanya keluar bak seorang anak kecil.
Tetapi bukankah lebih baik seperti itu karena sebaik-baik orang di luar sana masih lebih baik keluargamu sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perindu Senja🌅
Teen Fiction~on going karena dari senja aku belajar bahwa semua yang di anggap indah tidaklah selalu membawa bahagia karena setelah memanjakan mata justru senjalah yang mengantarkan kita pada kegelapan,, namun dari situ bukannya aku membenci senja malah aku sel...