[HeeTeuk] Look At Me 2

1.5K 77 10
                                    

Nah, ini untuk kemarin yang minta untuk bikin lanjutan HeeTeuk Look At Me. Udah saya bikin lho, ya.

Saya juga mau minta maaf, karena lama updatenya. Saya sedang banyak tugas.

Ya sudah, tanpa banyak ngomong. Let's enjoy to story.

Happy Reading~

Ia masih termangu. Memandangi danau yang berkilau, dengan cahaya rembulan yang terbias dengan indah. Desir angin berhembus lembut.

"Gelap~"

Setitik air mata menetes membasahi wajahnya, seiring dengan rintik-rintik hujan yang ikut turun membasah. Namun, meski dengan air mata yang telah bercampur air hujan mengalir, bibirnya mengembang membentuk senyuman.

"Setidaknya tidak ada lagi kegelapan yang menenggelamkan mu."

.
.
.
.
.
.
.

Author Pov

Untuk kesekian kalinya Leeteuk terbangun dengan cara yang tidak menyenangkan. Kepalanya berdenyut sakit, namun gejolak perutnya memaksanya untuk beranjak turun dari tempat tidur. Berlari keluar kamarnya menuju kamar mandi, yang terletak di samping dapur.

Donghae dan lainnya yang sudah bangun, ikut berlari menghampiri kakak tertua mereka.

"Hooeekk hek..."

"Sudah satu Minggu berturut-turut, kamu seperti ini, Hyung. Sebaiknya Hyung pergi ke rumah sakit." ucap Yesung serius. Ia melipat kedua tangannya di dada, dan memberikan pandangan khawatir untuk Leeteuk.

"Betul kata Yesung Hyung, sebaiknya Hyung kerumah sakit." timpal Donghae, sembari membelai punggung Leeteuk dengan sayang. Ia membalikkan tubuh mungil kakaknya itu, dan mengusap sudut bibirnya lembut. "Nanti ku temani..."

Leeteuk menghela nafas. Kalau sudah begini ia tidak bisa menolak. Jadi ia hanya bergumam lelah pelan, dan mengangguk kan kepala.

.
.
.
.
.
.
.

"Selamat pagi, Tuan Park." sapa Dr. Shin ramah. Ia mendudukkan tubuhnya, dan meraih clipboard di atas mejanya. Membacanya dengan seksama. Ia berseru tertahan dan menatap dua pria tampan di depannya. "Boleh saya bertanya beberapa hal?"

"Tentu saja." jawab Leeteuk ramah seperti biasa.

"Maaf jika ini terdengar aneh." Dr. Shin membenarkan kaca mata hitam di wajahnya. "Apa anda terlahir dengan memiliki kelainan?"

Leeteuk berkedip bingung, "setahu saya tidak, Dokter."

"Apa anda mengalami pendarahan kecil setiap bulan?"

"Tidak, Dokter."

"Apa anda tahu Anda memiliki rahim?"

"Ti--- tunggu?! Rahim?" tanya Leeteuk shock. Tubuhnya bahkan spontan berdiri, menatap dokter cantik di hadapannya dengan horor.

Dokter Shin tersenyum dan mengangguk, "benar, Tuan Park. Anda memiliki rahim, organ yang hanya dimiliki wanita."

Donghae mengusap punggung Leeteuk dengan sayang, dan memintanya untuk kembali duduk. Ia menoleh memandang Dr. Shin. "Bisa anda jelaskan, Dokter."

"Sebenarnya, setiap manusia, laki-laki maupun perempuan, saat masih dalam bentuk janin kita semua memiliki rahim. Namun, di usia beberapa Minggu, rahim yang ada dalam tubuh janin laki-laki akan menyusut dan menghilang." Dr. Shin melipat kedua tangannya di atas meja. "Namun, dalam kasus Tuan Park Jungsoo sepertinya berbeda. Rahimnya justru berkembang, meski tetap ada kelainan."

"Sebenarnya maksud anda apa, Dokter?" tanya Leeteuk mutlak.

Dr. Shin tertawa renyah dan menepuk dahinya bodoh, "maaf, saya hanya ingin membuat Anda tidak terkejut, Tuan."

Oneshoot Leeteuk UkeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang