[COMPLETE]
Kumpulan oneshoot uri Leader tercinta, yang menjadi Ultimate Uke di antara Uke-Uke.
Highes Rank :
5 In Ryeowook
4 In Hankyung
10 In Henry
75 In Yesung
7 In Kangin
8 In Kibum
2 In Shindong
Earth, Moon and Star Remake from straight story Tears, Rain and You
With Main Cast
Park Chanyeol (27 tahun)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Park Leeteuk (20 tahun)
And Support Cast
Choi Siwon
Jung Yunho
Summary : "Aku, bumi yang selalu mencintai rembulan, meski rembulan tak pernah melihatnya. Aku, yang selalu resah kala bintang bersinar, namun bulan malah menghilang. Aku, yang akan tersenyum begitu purnama datang, dan bintang tak menghalang."
~Happy Reading~
Awan hitam itu bergulung-gulung di atas sana, di antara bentangan langit kelabu di ambang cakrawala. Gemuruh suara guntur yang berbunyi, membuat beberapa orang mulai menutup rapat pintu rumah mereka. Padahal buliran air masih belum jatuh menapaki bumi.
Di kala angin mulai berhembus menerbangkan dedaunan kering yang berserakan. Petrikor pun mulai menyebar ke segala penjuru wilayah. Seorang pria cantik dengan kemeja biru safirnya yang melambai, berjalan pelan dengan lengan memeluk buku tebal berbalut sampul putih. Di antara buku dan tubuhnya yang terbalut kemeja biru tanpa motif, menyembul sebuah kertas berbungkus plastik bening berwarna hitam.
Angin berhembus semakin kencang, angin itu bahkan dengan teganya menerbangkan kertas hitam yang sudah ia himpit di antara bukunya dan ia. Kertas itu kini melayang terbang, tanpa sadar menuntun pria cantik itu melangkah mengikutinya. Membawanya pada tirta amarta di ujung taman musim gugur.
Tangan lentik itu dengan anggun menangkap kertas itu. Seiring dengan kertas berharga sekaligus pembawa prahara itu berhasil ia tangkap, tetes-tetes air yang sedari menggantung di atas sana itu turun. Dipandanginya kertas hitam itu dengan kosong. Seolah ada tali penting yang putus dari hidupnya. Kertas hitam itu hanyalah sebuah kertas hitam, yang tak ayal hanya sebuah undangan pernikahan. Harusnya itu bukanlah hal yang luar biasa, jika saja nama yang tertulis di sana bukanlah nama yang senantiasa ia sebutkan sehabis ia ibadah setelah nama kedua orang tuanya. Jika saja nama yang tertulis itu bukanlah nama yang selalu ia katakan, di sela doanya yang ia panjatkan. Ia tak akan sesakit itu. Leeteuk—pria dengan kemeja biru safir itu—tak akan menjadi gila, dengan menangis di tepian danau sembari memandang kertas hitam itu di antara hujan.
“Sesungguhnya Tuhan itu pencemburu, Leeteuk-a. Ia tidak suka ada nama lain yang memenuhi hati mu selain nama-Nya.” Sebuah suara terdengar di antara gemuruh hujan. Dengan nada lembut nan menyejukkan, namun memiliki sejuta makna yang berbeda. “Sudah selayaknya Ia memberitahu mu, dengan memisahkan mu dengannya. Membuatnya menikah dengan laki-laki lain, yang namanya sudah menjadi takdir untuk bersanding dengan dirinya.”
