jangan beri lagi luka itu

4 1 0
                                        

Rindu ini dapat dipertanyakan untuk apa ia datang tanpa sebab ia menghilang, tidak dapat disimpulkan hati yang meringis kesakitan. Jawaban dari semua pertanyaan jujur tak dapat ku terima walau itu membuat ku bungkam tentang keinginan, sejak pagi berjalan hanya dapat ungkapan yang selalu diucapkanya lewat isyarat hati. Ini memanggil ku untuk memberontak!

"Permisi pak!" Panggilku dari luar pagar rumah tahanan.

"Ada apa neng?" Tanya seorang bapak petugas.

"Saya ingin jenguk ayah saya pa"

"Waduhhh ini bukan waktunya jam jenguk tuh... Kalo boleh tau siapa ayah Eneng..."

"Hmmm... Pak firman Aditya..."

"Ohhh tahanan yang namanya firman, iya saya kenal... Yang kasus pembunuhan itu ya... Hmmm tunggu sebentar ya..."
Ini sangat mengguncang jiwa ku, kejadian itu sangat memilukan serasa ingin aku juga menyusul mamah dan meminta maaf atas apa yang ayah lakukan.

"Aduh maaf neng... Pak firman gak mau bertemu siapa siapa lagi..."

"Bapak udah bilang saya anaknya"

"Udah... Tapi kata dia, dia gak punya anak seperti eneng.... Anaknya udah gak ada"

"Tapi saya anak kandungnya..."

"Yang sabar ya neng... "

"yaudah deh pa, saya bisa minta tolong sekali lagi titip makanan ini dan...(ku ambil secarik kertas) kasih ini juga ya pak..."

"Iya nanti saya sampaikan..."

Apa yang seharusnya ku lakukan, disaat hujan membasahi kerusuhan hati, jadi ini yang dimaksud tante Rina. Tempat berada dalam lingkup yang cukup ramai lalu lalang mobil dan motor.

"Ina, kamu ngapain disini??"

"Pak andri,... Hmmm...."

"Nunggu angkot?, Disini jarang ada angkot.... Saya antar yuk,..."

"Gak usah pak nanti saya naik taksi aja"

"Hmmm sebenarnya ada yang ingin saya bicarakan sama kamu tentang dara"

"Ka dara??"

"Iya, kita bisa bicara"

Tempat dimana rahasia yang akan ku ketahui, ia membawa sebagian besar rasa kelam tak dapat diarungi.
"Dimana kita sekarang?"

"Di tempat Kaka mu"

"Lalu mana ka dara?!"

"Aku dan Kaka mu menyukai tempat ini, jadi jika aku kangen sama dia ya dateng ketempat ini"

"Terakhir kali aku liat pak andri pergi sama ka dara, kemana Kaka bawa ka dara?!"

"Aku menyesal na... Harusnya hari itu aku gak putus dari dia mungkin sampai sekarang dara masih hidup"

"Aku gak ngerti maksudnya, apa kamu yang membunuh ka dara?"

"Semua memang karena saya, mungkin kamu benar saya yang membunuh dara. karena saya, seharusnya saya gak tinggalin dia sendiri disini!,... aku telah menghancurkan hidupnya"

"Maksudnya?, Kalo ngomong tuh yang jelas apa maksudnya?!!"

"Dara hamil karena saya dan saya lepas tanggung jawab lalu tinggalin dia gitu aja, maafkan saya na..."

*Plak!!!
"Saya pantas dapat..."

"Ini tuh gak seberapa! Kenapa pak andri bisa sekejam ini sama ka dara!!..."

"Kamu boleh penjarakan saya na... "

"Pak andri pikir dengan semua itu bisa menebus dosa!!!.... Semua udah kacau dan gak akan kembali seperti semula!!!..."
Dia menggut kasih sayang ku rindu dan kini melenyapkan. Tangan ku masih mengepal erat sangat erat hingga kuku ku menancap pada kulit nya.

"Pembunuh!!!.... Kamu pembunuh!!... Harusnya aku gak mudah percaya kamu baik sama aku!!!..."

NUMBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang