Kianara Evelyn Vernando merupakan salah satu siswi di Pelita High School sekolah elit di Jakarta.
Dia memiliki paras yang sangat cantik juga manis. Bibir merah muda yang tipis, hidung tidak terlalu mancung, kulit putih bersih, juga lesung pipi di kedua pipinya sebagai pemanis.
***
Sekarang udah jam 6 pagi, sedangkan yang empunya kamar masih asik dengan mimpinya, padahal pagi ini kelas Nara ada ulangan dengan Pak Beno guru terkiller seantero sekolah.
"Hoammm...waktunya sekolah" Nara masih meregangkan ototnya dan mengumpulkan nyawanya.
"Hah? Kok? Mamaaa.... Nara kok ga dibangunin sih" teriak Nara ketika melihat jam wekernya. suara cempreng Nara terdengar sampai ke dapur.
"Apasih sayang? Kamu kenapa teriak teriak gitu" Rani, mama Nara yang penuh kesabaran masuk ke kamar anak gadisnya itu.
"Mama ih, kenapa coba ga bangunin Nara. Nara kan jadi kesiangan" Nara ngedumel sambil berlari ke kamar mandi.
"Yee siapa suruh kebo. Udah ah mama mau lanjut masak" Rani lalu meninggalkan kamar anak gadisnya itu.
Rani menyayangi ralat sangat menyayangi anak-anaknya yakni Reno, Rino dan Kianara. Reno yang paling tua 5 menit dibanding Rino. Yap mereka kembar.
Abang-abang Kianara itu sangat menyayangi adiknya, mereka sudah seperti papa kedua bagi Kianara, mereka juga sangat protective terhadap Nara.
Papa mereka adalah pemimpin perusahaan Vernan's Group yang bergerak dibidang properti.
Dukk..
"Pffttt.. hahaha woi lo kenapa bego" Rino ketawa sangat keras. Rino memang yang paling usil di keluarga Vernando.
Nara hanya meringis kesakitan. Lututnya agak memar karena terantuk anak tangga ketika ia berlari tergesa-gesa."Astaga dek lo kenapa dah lari-larian gitu. Jatoh kan jadinya. Mana yang sakit? " Reno menghampiri Nara yang masih terduduk menahan air mata. Reno memang the best.
"Sshh... ini bang" Nara menunjuk lututnya yang sedikit memar dan lagi-lagi Nara hanya meringis.
"Sakit bego! Malah di tekan-tekan pea" Nara mendelik ketika Reno menekan Lututnya yang memar.
"Ngomong ape lo? Tuh mulut ntar gue cabein baru tau rasa" Reno menyentil bibir Nara pelan.
"cabein bang cabein biar tambah seksi tuh bibir. Hahaha" Rino kompor.
"Diem lo bang" Nara mendelik kesal ke Rino.
"sayangnya gue kaga punya lobang HAHAHA" Rino semakin ketawa ngakak, sampai Rani mendengar suaranya dari dapur. Sedangkan Nara menggerutu kesal melihat tingkah abangnya yang paling usil itu.
"Ayok dah gue gendong" Reno menggendong tubuh Nara di punggungnya otomatis Nara langsung melingkarkan tangannya ke leher Reno.
"Suara kamu bang toa banget. loh kamu kenapa dek kok digendong gitu? " Rani langsung bertanya ketika ke ruang makan melihat Reno menggendong Nara.
"Jatoh mah.. udah ah Reno anterin Nara kesekolah dulu, udah telat nih. Dek lo sarapan di mobil aja biar ga lama" Reno langsung meminum habis susu yang dibuatkan mamanya begitu juga Nara dan Rino.
"kalo gitu, Rino berangkat duluan ya mah. Dadahh mama sayang" Rino mengecup pipi Rani, Ia berlari lalu bergegas ngeluarin motornya dari garasi. Sedangkan Rani hanya menggelengkan kepala melihat anaknya yang satu itu.
"Ini bekal kamu sayang, mama masukin ke tas kamu ya. Kamu bang jangan ngebut bawa mobilnya" sang mama memberi nasehat terlebih dahulu kepada Reno dan Nara.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Husband
Teen Fiction⚠️ Hanya cerita pasaran! "Lo ganteng tapi sayang lo bego" Kianara Evelyn Vernando. "Lo lucu kalo lagi marah" Gilang Adhyastha Utama. Berurusan dengan Gilang tidak akan ada habisnya. Jadi bersiaplah untuk menerima segala konsekuensi ketika membaca...