Part 9

898 42 11
                                    

Happy Reading 😀
.

.

.

.

"Nara, bangun! Siap-siap gih Gilang udah nungguin dibawah,"Ucap Rani membangunkan anak gadisnya yang terlelap di siang hari.

Setelah pulang sekolah, tidur siang menjadi pilihan yang paling tepat untuk mengistirahatkan diri, melepas penat.

"Eunghh.. apasih Mah?" Ujar Nara seraya meregangkan otot-ototnya.

"Bangun! Kalian kan mau fitting. Gimana sih," Rani berdiri disamping ranjang Nara sambil berkacak pinggang.

"Ntar."

"5 menit," lanjut Nara setelah jeda.

"Ga ada 5 menit 5 menitan. Bangun sekarang! Mandi, biar wangi, biar ga ileran!" Geram Rani.

"Ish! Nara ileran aja udah cakep, disuruh mandi, ntar malah cowo-cowo yang liat Nara lagi yang ileran"

"Eh neng, ngaca gih, liat nih muka kusut, rambut berantakan. Darimana cantiknya atuh ah," ujar Rani sambil memegang ujung rambut anaknya.

"Yeu, sirik amat muka kentang," ejek Nara kepada Mamanya.

"Wah berani kamu ya ngatain Mama. Dasar anak durhaka!" Omel Rani.

"Piss.. Hahaha" Nara langsung saja berlari ke kamar mandi, takut Rani mengeluarkan tanduknya karena habis dikatain.

***

"Pstt.. diem-diem Bae, ngopi ngapa ngopi," ujar Gilang akhirnya, setelah berdiam selama 5 menit di mobil.

"Apasih ga jelas banget," kesal Nara. Ia hanya memalingkan wajahnya ke arah jalanan di kirinya.

"Ra, gue mau ngomong serius sama Lo!" Ujar Gilang

Nara mengernyitkan dahinya mendengar ucapan Gilang. "Emang Lo pernah serius? Idup Lo kan candaan semua"

"Pernah! Inikan kita mau nikah serius"

"Iya nikahnya serius, tapi ada unsur paksaannya!" sarkas Nara langsung memalingkan wajahnya.

Gilang mencengkeram erat setir mobilnya hingga kuku jarinya memutih. Ia tidak jadi melanjutkan perkataannya.

"Eh, Gilang! Kalo Lo mau mati jangan ngajakin gue! Pelanin mobilnya! Gila Lo ya!" Teriak Nara ketika Gilang menaikkan kecepatan mobil.

Gilang diam. Terus melaju cepat, tidak menghiraukan perkataan Nara. Entah kenapa ia menjadi sangat marah seperti ini.

****

"Jalannya jangan cepet-cepet dong! Gue pusingnih," ujar Nara mengimbangi langkah Gilang ketika mereka sudah sampai di parkiran butik Tante Renata.

"Lama Lo!"

"Kan gara-gara Lo juga bawa mobilnya kaya orang kesurupan."

Renata's Boutique

"Eh Gilang udah datang nak?" Tanya Tante Renata menyambut kedatangan ponakan satu-satunya itu.

Gilang hanya tersenyum sambil menyium punggung tangan Renata dan diikuti Nara melakukan hal yang sama.

"Halo, siapa ini namanya? Cantik sekali," tanya Renata kagum.

"Kianara Tante. Panggil Nara aja Tante," jawab Nara sambil tersenyum manis.

"Cantik ya Lang?" Renata menyikut lengan Gilang bermaksud menggoda. Gilang.

Gilang menggaruk kepalanya yang ngga gatal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Bad HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang