√ [7 - Kejutan]

55 33 8
                                    

Happy readers💞

***

Hari yang cerah mengawali segalanya setelah kejadian ricuh kemaren, pake acara dihukum segala. Sungguh Anharra kapok atas itu segalanya karena ia tak pernah telat dan selalu tepat waktu, apa lagi kan posisi dia sekarang adalah ketos. Itu tanggung jawab yang sangat besar dan ia tak mau namanya tercoreng untuk kedua kalinya dihukum dibawa tiang bendera panas-panasan dan menjadi pemandangan langkah bagi siswa siswi yang lewat disana.

Coba aja waktu itu mama dan saudara tirinya gak bikin masalah saat ia ingin pergi sekolah, mungkin semuanya gak akan jadi seperti ini.

***

Seperti biasa setelah pulang sekolah ia tak lupa mampir di Caffe pemberian Ayahnya. Tak lupa mengecek keadaan disana dan berjumpa dengan mba Gugun asisten Caffe nya..

Kali ini setelah pulang sekolah Anharra dikejutkan dengan sesuatu yang ia tak sangka-sangka akan kehadiran orang itu. Ya, seseorang yang mungkin dikenal olehnya, bahkan sangat kenal.

Ketika Anharra hendak membuka pintu Caffe yang terbuat dari kaca dan berlapisi aluminium di sisi pintu itu untuk masuk dan ingin mendekat kearah kursi kasir kebanggaanya itu, ternyata ada seseorang disana yang tengah berbincang-bincang dengan Gugun asistenya. Sosok yang entah itu tinggi atau tidak, ia tak tahu karena sedang berada dalam posisi duduk yang jelas itu sangat familiar wajahnya di mata Harra.

bergegas ia beranjak mendekat kearah orang itu. Entah kenapa semakin mendekat iya semakin tak asing dengan wajah orang itu.
Tak sabar ia untuk menegur dan menyapa orang itu.

"Kaakkkk Key," Teriak Anharra lima meter dari kedua orang yang sedang berbincang bincang itu.

Dengan mata yang tak bisa di tebak, mulut yang mengagak lebar besar membentuk huruf 'O'. Ia sadar bahwa lelaki yang duduk di kursi itu bersama Gugun adalah kakak kandungnya sendiri. Key Ananta Bramastha.

Ya! Key Ananta Bramastha. Satu satunya kakak laki² Anharra yang sangat ia sayangi. Begitu juga dengan Key, ia sangat menyayangi adik kesayangannya itu. Adik kecil yang selalu bersamanya ketika main jungkat-jungkit di taman dekat kompleks perumahan Jordan city tempat tinggal mereka.

Sekarang tak terasa, setelah sekian lama tak berjumpa. Tubuh yang dulu hampir sama tingginya dengannya sekarang telah menjulang tinggi mengalahkan monas jakarta. Dengan stelan hoodie hitam, rambut yang menjulang kedepan dengan warna sedikit kecoklatan telah mengubah gaya cowok steylan itu. Tapi, yang tak berubah dari dirinya ialah mata coklat terang yang selalu menjadi alasan kenapa cowok itu handsame dan sangat familiar dimata para girls disekolahnya.

***

Yang sangat diherankan Anharra dari diri cowok itu adalah, ketika Anharra heboh dan terkejut akan kedatangan orang itu, hingga acara Harra teriak karna tak menyangka kakak kesayangannya itu datang. Tapi, cowok itu tak berekspresi sama sekali ketika Anharra datang bahkan ia seperti tak mendengar apa-apa ketika Anharra meneriakinya.

Begitu pula dengan Gugun asistennya, mengapa tiba-tiba ia berubah dan menjadi budek seperti orang yang duduk didepannya itu. Sungguh Anharra kaget dengan sikap keduanya.

'What? Apa gue udah mati, apa gue barusan teriak atau hanya halusi nasi makanya mereka gak dengerin gue.
Atau jangan-jangan gue sudah almarhum dan yang neriaki mereka itu cuman bayang-bayang gue'. Batinnya.

'Aaahk yah tuhan, gue belum mati kan. Gue mau ketemu sama kakak gue, kenapa banyak halangannya ginih sih'. Batinnya lagi seperti orang frustasi karna menganggap dirinya hanya bayang-banyang semata.

DimensikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang