2

337 27 0
                                    

"Aku bukan wonwoo!, nama aku wooni!, JEON WOONI!"

"Huh?"

Minggu memiringkan kepalanya, mereka terdiam beberapa. Wooni mmengerutkan kepalanya, dia memegang kepalanya, tiba tiba kepalanya terasa sakit, bahkan dia hampir menyentuh lantai jika saja mingyu tidak membantunya saat akan jatuh tadi, mingyu membantu wooni duduk, "kamu gapapa? Tanya mingyu khawatir, "gapapa, cuma sakit kepala dikit"

CHIRING

"Papih!! Mamih!!" wooni berlari kearah sorang laki laki berambut panjang dan memeluknya

"Hyung!" teriak mingyu sambil mengangkat tangannya, Jeonghan dan seungcheol menoleh lalu menghampiri mingyu. Mereka bertiga duduk. Wooni yang masing memeluk jeonghan mengerutkan keningnya, "mam, mamih sama papih tau dia?", jeonghan mengguk, "dia temen mamih sama papih waktu SMA" jelas jeonghan membuat wooni berooh ria sambil mengangguk nganggukan kepalanya. "Eeh wooni, tolong pesenin pesanan papih kek biasa ya" pinta seungcheol, wooni mengangguk sambil tersenyum lebar, "mamih mau latte kek biasa?" tawar wooni, lalu jeonghan mengangguk, setelah seungcheol memberi uangnya, wooni pergi membuat pesanan orang tua angkatnya itu

"Jadi hyung, dia yang kau bilang waktu itu?" tanya mingyu, seungcheol mengangguk, "kamu tau kan jeonghan kerja apa?"

"Guru TK?"

"Waktu itu TK tempat aku kerja kunjungan ke panti asuhan, sekalian ngajarin anak anak tk juga, disana aku ketemu wooni, awalnya aku ngira juga dia wonwoo tapi ternyata bukan, terus yang punya panti asuhan bilang kalo dia pernah koma karena kecelakaan, tapi akhirnya dia selamat cuma dia jadi amnesia, terus katanya juga dia punya saudara kembar tapi saudaranya keluar dari panti" jelas jeonghan panjang lebar. Mingyu mengerutkan keningnya, "saudara kembar? Wonwoo?", jeonghan mengangguk. "Tapi kembaran ga pernah ada kabar, tau tau udh ga ada, terus aku adopsi dia deh", mingyu mengangguk ngangguk paham

"Pesanan datang~" woi datang dengan ceria, senyumannya mengambang indah diwajah manisnya, dia menyimpan pesanan seuncheol dan jeonghan dimeja, jeonghan berterima kasih sambil mengelus rambut wooni, setelah itu wooni langsung kembali bekerja

"Kenapa wooni kerja? Bukannya kalian udah berkecukupan?" tanya mingyu sambil  red velvetnya, "itu kemauan dia sendiri, dia maksa katanya buat tambahan jajan, kita ga bisa nolak kalo buat hal positif, ya kan?" jeonghan menyenggol seuncheol, lalu seungcheol mengangguk, setalah itu mereka bertiga kembali berbincang bincang

Skip

Wooni melepas celemeknya lalu mengambil tas togebag hitam miliknya. "sunbae, aku duluan ya, dadah", setelah pamit dia langsung berjalan keluar dari cafe lalu berjalan ketempat halte bis, lumayan jauh tapi dia sudah terbiasa. Dia lebih milih pulang sendiri dari pada dijemput lagi puls dia udah dewasa dan dia ga mau ngerepotin orang tuanya

"Hmm? Tumben sepi biasanya rame" gumam wooni pelan sambil berjalan, mantel tebalnya menyelimuti tubuhnya

"Sendiri?", wooni menolehkan matanya lalu dia memutar bola matanya, "hmm" jawabnya jutek lalu kembali berjalan

Ditengah perjalanan mingyu menarik wooni kebelakangnya, "aku yang didepan", wooni ingin protes tapi dia menyadari suara mingyu berubah jadi dia diam aja. Mereka berjalan sampe mingyu tiba tiba berhenti, wooni memperhatikan mingyu sebentar lalu mengangkat bahunya dan kembali berjalan, belum selangkah dia berjalan dia ditarik oleh mingyu kepelukannya, dia memejamkan matanya erat saat mendengeran suara tembakan dari mingyu, setelah tidak terdengar lagi suara tembakan dia membuka matanya dan menghadap kearah pistol milik mingyu mengarah, dia melihat 3 orang pria berjas hitam tegeletak dijalan

Mingyu menarik wooni lari, mereka beresmbunyi dijalan kecil, mingyu menutup mulut wooni saat wooni ingin mengumpat sehingga wooni terus memukul tangannya. Saat merasa sudah aman, mingyu melepaskan tangannya dari mulut wooni, "sial kenapa dia bisa tau?"

"Iihh!! Apaansih jangan ngajak ngajak aku juga kali, inikan masalah kamu, aku mau pulang!", wooni berbalik dan berjalan pergi tapi tangannya ditarik oleh mingyu sehingga dia kembali berbalik menghadap mingyu, "nanti dianter suruh aku"

"Ga mau"

Mingyu mengambil handphonenya "halo? Jemput, lacak aja handphone ini, cepet" ucap mingyu pada seseorang disebrang telepon sana, wooni terus memberontak untuk melepas tanganny, tapi dia terdiam saat melihat sebuah foto dicase handphone mingyu, disana ada mingyu dan seseorang yang mirip dengannya

Setelah selesai, mingyu memutuskan sambungan teleponnya, wooni kemabli sadar dan kembali memberontak untuk melepaskan tangannya dari genggaman tangan mingyu yang menggenggamnya erat

"Lepas iih!"

"Tunggu mereka belum dateng"

"Kenapa harus dianter?! Aku udah biasa sendiri!"

"Huh? Seungcheol bodoh, kenapa dia ngebiarin anak ini pulang sendiri malem malem gini"

"Jangan bilang papih bodoh! Kamu yang bodoh! Lepasin"

"Enggak!"

"Ini masalah kamu! Jangan bawa bwa aku! Ih lepas"

"MEREKA ITU NGINCAR KAMU!!!" cetakan dari mingyu membuat wooni diam, dia menurunkan tangannya. Minggu mengisi mukanya kasar, lalu dia melihat mobil hitam berhenti didepan jalan kecil mereka berada laku keluar seorang pria berada besar menggunakan pakaian serba hitam

Mingyu menarik wooni ketawa mobil itu dan menyuruh wooni masuk kedalam mobil, wooni menahan pintu mobil saat mingyu akan menutupnya "kenapa kamu ga masuk?" tanya wooni, mingyu tersenyum, dia membungkukan badannya lalu tersenyum, dia mengusak kepala wooni, "aku ada kerjaan" jawab mingyu sambil tersenyum, "kerumah seungcheol, cepet dan jaga dia, jangan sampe terluka sedikit pun" perintah mingyu kearah supirnya lalu menutup pintu mobil

Wooni membalikan badannya menghadapi kebelakang, dia melihat mingyu melawan beberapa orang dengan kemeja putih dan jas hitam dengan beberapa orang yang menggunakan pakai serba hitam sama seperti orang yang berada disebelahnya. Setelah cukup jauh dari mingyu dia kembalikan badannya mebgahadap kedepan lagi

'Siapa dia? Kenapa aku ga asing sama dia? Dan dia mati?' pertanyaan itu terus berputar dikepalanya sampe dia tiba dirumahnya, dia berterima kasih lalu turun dari mobil

Saat dia masuk menutup pager rumahnya, dia menengok kearah pintu dan melihat jeonghan dan seuncheol berlari kearahnya. Jeonghan menangkup kedua pipi wooni "wooni kamu ga kenapa napa nak?" tanya jeonghan, wooni mengangguk pelan, kedua orang tuanya itu terlihat sangat khawatir. "Maafin papih ya nak ngebiarin kamu pulang sendiri, kamu kalo mau pergi bareng supir papih ya, lagi ga aman" ucap seuncheol sambil memegang kedua bahunya, "tapi pih-"

"Demi kebaikan kamu sayang"  ucapan wooni terpotong oleh jeonghan, wooni mengehela nafasnya lalu mengangguk dan tersenyum tipis membuat jeonghan dan seungcheol tersenyum. "Papi mau kemana?" tanya wooni, "papih ada kerjaan" jawab jeonghan sambil mengelus rambut putra kesayangannya, wooni bersih lucu, seuncheol tersenyum

"papih pergi dulu ya, ada kerjaan" pamit seungcheol saat bawahannya mengkode kalo mobilnya sudah siap, "hati hati ya udh siap semua?" tanya jeonghan sambil memperbaiki dasi seuncheol, seungcheol menangguk lalu mecium kening jeonghan sekilas lalu masuk ke mobil. Wooni dan jeonghan melambaikan tangannya ke sengcheol sampe mobilnya tidak terlihat, lalu mereka masuk kedalam rumah

-TBC
~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.
Knock knock moko here 🎐

Cerita gaje update~ hehe
Btw disini ada yang suka baca mangahasu ga? Aku lagi suka banget baca mangahasu, minta rekomen dong, tapi yang yaoi ya~

Dan selamat menunjukan ibadah puasa bagi yang menjalankan~

See u in next chapter

💙 -moko

Can u remember? [Meanie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang