*oppa?*

1K 166 47
                                    

Mungkin seharusnya aku tidak tidur larut malam karena disuruh mengumpulkan sampah dibelakang gedung sekolah bersama murid-murid lain yang juga berbagi takdir denganku.

"Ah? Ada Queen disini"

Aku memutar tumitku dan menemukan Yoongi dengan seringaian khas di bibirnya.

Sayangnya yang terlintas dipikiranku adalah cowok itu dapat hamil. Memang katanya 'langka', tapi bisa sajakan Yoongi menjadi salah satu spesies itu?

"Kenapa wajahmu? Kau senang melihatku pagi ini?" tanya Yoongi, kini alisnya tertekuk. Ia berjalan kearahku dan sedetik kemudian sapu ijuk yang ada digenggamanku sudah berada di tangannya.

"Hei!" teriakku. Yoongi hanya mengedikkan bahu lalu menunjuk tumpukan sampah. "Kau yang mengutipnya, gak ada serokan dan aku tak mau membuat tanganku kotor"

Aku hanya bisa menggerutu sambil menggertakkan kaki ke tanah untuk meredakan kesal.

"Dasar uke..." gumamku sebelum mendekati tumpukan sampah itu.

"Ah, Yehri-sunbae, biar kami saja yang mengutipnya" ucap seseorang ketika aku mulai menundukkan tubuhku. Ternyata beberapa junior yang tak kukenal namanya.

"Ah, apa aku tidak merepotkan kalian?" tanyaku dengan nada yang halus dan mencoba untuk terlihat simpati. Padahal aku senang karena tidak jadi mengutip sampah itu.

"Tentu saja, Sunbae. Tak mungkin kami setega itu membuatmu mengutip sampah"

Baik sekali! Ini salah satu keuntungan menjadi primadona sekolah.

"Maaf merepotkan kalian ya," ucapku dengan nada sedih. Mereka mengangguk semangat dan segera memunguti sampah itu. Aku menepuk tanganku untuk menghilangkan debu yang menempel lalu pergi meninggalkan lokasi itu. Tadi, aku dapat melihat kalau Yoongi hanya menyapu jejak dedaunan beberapa menit sebelum pergi meninggalkan kerumunan itu. Aku penasaran dia akan pergi kemana.

Jalan cowok itu tergesa-gesa, dari belakang seperti anak kucing yang ingin bertemu dengan induknya karena mau menyusu.

Yoongi memasuki lab bahasa. Yang aku tau, kelasnya tak ada jadwal bahasa Korea maupun Inggris hari ini. Tentu aku tau karena ia sekelas dengan Jimin.

Tentu saja aku semakin penasaran dan berjalan lebih cepat lalu mengintip dari lubang pintu. Sialnya, aku tak dapat melihat dengan jelas. Sepertinya menguping saja tak masalah.

"Kau menungguku lama, hm?"

Aku memutar bola mataku. Bisikan Yoongi ke lawan bicaranya itu sok seduktif sekali! Aku menunggu balasan dari siapapun itu, namun tak ada balasan.

"Kenapa diam? Ngambek?"

"Gak kok,"

"Sekarang malah bohong?"

"Gak kok, Oppa."

O...Oppa?

Jujur, sejak lawan bicara Yoongi berbicara, yang kupikirkan hanya Jimin. Suaranya mirip sekali dengan suara Jimin. Tapi, mana mungkin cowok itu manggil Yoongi dengan Oppa!

Setelah itu, aku segera menjauh dari lokasi itu. Selain takut ketauan dan sudah saatnya masuk kelas, aku sudah mengumpulkan informasi yang valid.

Yoongi punya pacar. Tapi cewek. Tapi sepertinya ia biseksual? Ingat kemarin dia mencium Jimin?

Kalau begitu, sama saja ia mempermainkan Jimin-ku, kan? Ia bukan hanya uke perebut pacar, tapi seorang playboy!

Namun tetap saja, aku harus menyelidiki satu hal.

The Queen Bee (Yoonmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang