"Yehri! Kenapa kamu diam saja?"
Hoseok tiba-tiba berada disampingku, merangkul pundakku sambil menyisir rambut dengan tangan lainnya.
Aku hanya menghela napas, dengan malas menjauhkan tangannya yang terasa berat dipundakku, "Aku malas sekolah."
"Kau malas sekolah setiap hari, Yehri. Tapi hari ini terlihat sangat malas."
Kupicingkan mata kearahnya, Hoseok memang selalu menyadari hal kecil disekitarnya, membuatku kagum namun terkadang merasa jengkel karena kalau ia sudah menyadari sesuatu yang aneh, ia harus tau betul apa sesuatu itu.
"Banyak yang menggangguku, latihan cheerleader yang padat, prom karena aku belum punya pasangan, dan ujian kelulusan sebentar lagi!"
"Kau kan sering diberi dispensasi karena bagus dalam cheerleader, prom juga kau tinggal memilih siapapun yang kau ingin ajak karena mereka pasti mau, ujian? Kau mana peduli soal ujian bahkan ujian kelulusan!"
"Kau benar, namun kurang tepat pada bagian cheerleader. Aku memang bagus dalam cheerleader, tapi akhir-akhir ini berat badanku naik padahal aku akan menjadi Top Flyer."
"Top Flyer?"
Aku mengangguk pelan, "Orang yang ada dipuncak piramid saat kami tampil nanti." ucapku.
Hoseok mengangguk tanda mengerti, lalu sedetik kemudian ia berjalan lebih cepat kedepan, berhenti didepanku, memandangiku.
"Kau memang terlihat lebih berisi dari kemarin."
Aku hanya menatapnya dengan kesal sebelum pergi mendahuluinya ke kelas.
***
Hidupku semakin lama semakin membosankan saja.
Aku ingin segera tamat dari sekolah, aku tidak ingin lanjut kuliah, aku hanya ingin tidur tetapi mendapatkan penghasilan.
Sebelum pikiranku semakin kemana-mana, ponselku bergetar didalam laci. Terdapat pesan singkat dari Aeri yang mengatakan kalau ia tidak bisa latihan hari ini.
"Huh? Biasanya dia paling rajin.." gumamku pelan.
Aku tidak membalas pesannya dan kembali memikirkan hal-hal yang ingin kulakukan sebelum pelajaran di jam terakhir ini berakhir.
***
"Kau tak mau bolos saja?" tanya Hoseok setelah mengetahui aku akan latihan hari ini. Namjoon di sampingnya menatap Hoseok dengan tatapan aneh namun ia malah bertanya kembali hal yang sama.
"Penampilan kami dua minggu lagi, jadi aku harus mulai rajin. See you guys!" ucapku sebelum pergi ke lapangan basket indoor.
Artinya aku akan bertemu Yoongi dan juga Jimin disini. Huh, ingin rasanya aku bolos. Malah Aeri tidak latihan.
Tapi apa boleh buat, aku hanya akan mengerjakan kewajibanku. Dengan santai, aku memasuki lapangan itu yang sudah dipenuhi lumayan banyak orang. Tatapanku entah kenapa langsung menuju tempat Jimin biasa duduk diantara para penonton. Dia tidak ada disitu.
Aku menghela napas, senang karena ia tak ada disitu, lalu mulai mengucapkan mantra. Lupakan Jimin, lupakan Jimin, lupakan Jimin!
"Yehri! Kau lama sekali!" teriak Leekyung, kapten cheerleader yang kumohon jangan lupakan betapa bencinya aku dengan sikapnya. Aku mendekatinya lalu menaruh tas ku di antara tas anak cheerleader yang lain sebelum berdiri dihadapannya.
"Lama? Aku hanya terlambat lima menit, dan tentu saja masih banyak amggota yang belum datang. Kau saja datang cepat pasti ingin melihat anak basket latihan dan cari perhatian." ucapku dengan sinis. Leekyung seperti biasa memandangku dengan tatapan merendahkan miliknya yang tak pernah sekalipun menggentarkanku. Namun aku tau kalau itu hanya cara ia menahan air matanya, aku sudah mengenalnya cukup lama umtuk tau kebiasaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Queen Bee (Yoonmin)
FanfictionSungguh, Jeon Yehri tidak dapat mempercayai penglihatannya. Min Yoongi, ketua basket yang digandrungi banyak cewek, sedang mencium pipi Park Jimin yang terlihat malu-malu. Ia dibuang demi Min Yoongi? Cowok itu bahkan tidak bisa berjalan dengan high...