Cinta... What is it actually? I really don't get it! Bukankah kalau kita hidup bersama selama 5 tahun, kita bisa menamai hubungan itu cinta? Atau... jika kita memberi label hubungan itu berpacaran serius, bukankah pasti ada cinta didalamnya?
Cinta... Satu kata yang mudah diucap tapi sangat sulit dicerna.
Jika aku dapat memutar waktu maka aku akan segera kembali ke masa lalu... untuk tidak mencintaimu, tidak berpacaran denganmu dan tidak hidup bersamamu selama 5 tahun dan membuang-buang masa mudaku dengan percuma.
Jika cinta itu kamu... maka aku akan memilih untuk berbalik lari dan pergi menjauhimu, segera... sebelum kembali aku terseret ke dalamnya dan mati terkubur di sana.
Jika cinta itu kamu, maka aku tidak mau kamu kembali menemuiku dan memulai kisah ini kembali bersamaku.
"Capt..." Suara copilot di sebelah membuat konsentrasiku terpecah; antara melakukan calling dengan ATC atau menanggapi panggilannya.
Aku mengangkat tangan kananku untuk menghentikan ia berkata lebih jauh dan segera melakukan kontak dengan ATC "FCN requesting for descent..."
Setelah selesai mendengarkan jawaban ATC aku memutar kepalaku dan mendelik tajam ke arah copilot senior disebelahku, copilot incompetent yang bersikap seolah ia baru saja lulus dari akademi penerbangan.
"What?" Kataku singkat, padat dan jelas, menunjukkan emosiku yang sedang tidak stabil belakangan ini.
"Sorry Capt, saya cuma mau mengingatkan untuk request descent" Walaupun suaranya tidak bergetar, jelas terselip kegugupan dibalik kata-katanya ketika berhadapan denganku, EL Rigel... Captain senior yang terkenal kalem, tetapi mematikan lawannya dengan menerjang mereka melalui lisanku yang tajam.
Aku mengibaskan tanganku tanda bahwa semua sudah teratasi dan bahwa aku kembali tidak ingin di ganggu dengan obrolan singkat oleh rekan kerjaku di cockpit ini.
Pikiranku kembali melayang bebas meninggalkan kesibukanku untuk mendaratkan pesawat ini kembali ke base-nya. Walaupun hanya 5 menit aku perlu sejenak untuk melamunkan Natasha, perempuan bermata teduh yang selama beberapa minggu ini telah menganggu konsentrasiku bekerja sehingga mendapat julukan "Capt El Gelo" - Captain yang memiliki mood swing akut.
🛬🛬🛬
Dengan malas aku menekan password dan membuka pintu apartemen, melepaskan sepatu dan menaruhnya di dalam lemari sepatu. Tidak ada sepatu Nat di sana, berarti wanita itu belum kembali dari tempat hang out - nya bersama rekan-rekan kerjanya.
Waktu sudah menunjukkan pukul 22.55 dan tampaknya Nat akan kembali lebih larut dari biasanya. Aku mengambil ponsel dan meninggalkan sebuah pesan whatsApp, karena tidak mungkin juga suara percakapan kami dapat mengalahkan bisingnya musik di club tempatnya berada sekarang.
"Baby i'm home, i think i'm going to bed early, so tired today. See you at home"
Selesai mengetik kata terakhir aku meletakkan lenganku diatas dahi dan mulai memejamkan mata. Bayangan pertengkaran terakhir kami mengulang kembali di kepalaku.
"El... Aku belum siap untuk menikah! Masih banyak mimpiku yang belum terwujud. Saat ini aku sedang meniti karirku, my dream to become a chief editor, is this close baby" suara Natasha mencoba meyakinkanku untuk menunda niatku untuk melamarnya.
"Yeah i know Nat, but i'm not young anymore. My parents huh they pushing me to get marry right away. Babe we have been living together for almost 5 years, what's the different with getting married anyway?"
"El menikah itu adalah one life commitment and i'm not sure we are ready with that kind of thing"
Aku menghela nafas panjang berusaha meredam emosiku ketika berdebat dengan Natasha, wanita yang sangat keras kepala, tetapi sangat ku cintai itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bandara, Pesawat dan Cinta (TAMAT)
Short StoryKumpulan cerita pendek based on true story dari rekan-rekan kerja di udara. Bandara, Pesawat dan Cinta mereka adalah saksi bagaimana cinta itu dapat tumbuh, berkembang dan mati. Ini adalah sebuah Cerita Pendek based on true story dari tokoh-tokoh ya...