"Morning.... Lana!"
Pagi hari di Terminal Keberangkatan Internasional CGK masih terlihat lenggang. Laki-laki yang mengenakan seragam pilot ber-bar empat di bahunya bergegas mengejar pramugari yang sedang berjalan di depannya.
"Em... morning." Perempuan cantik yang bernama Lana itu menoleh. Ia tampak terkejut melihat orang yang menyapanya.
"Kamu mau terbang ke SIN ya, Na?"
Lama Lana membiarkan laki-laki di sebelahnya menanti jawaban.
Laki-laki itu bernama Rey Putra Tarigan, mantan kekasih Lana. Tampan, dan digilai banyak wanita. Di usianya yang sangat muda Rey juga sudah berhasil menjadi Captain di maskapainya.
Setelah lama memberi jeda akhirnya Lana memberi jawaban singkat untuk Rey, "Iya."
"Kalau aku mau terbang ke KUL Na." kata Rey. Sebuah senyuman terukir di wajahnya.
Lana mengacuhkan ucapan Rey. Tidak ada komentar yang terlontar dari mulut Lana, hanya terdengar bunyi suara hak sepatunya bersahutan dengan bunyi geretan koper di lantai.
"Aku tahu kamu nggak tanya tapi aku mau kamu tahu aku terbang ke mana pagi ini Na." kata Rey menolak menyerah.
Lana tetap diam enggan untuk berbicara dengan laki-laki tampan di sebelahnya bahkan untuk sekedar berbasa basi pun ia tidak mau.
"Lana, landing CGK aku antar kamu pulang ya?"
Seolah tidak merasa terganggu dengan keacuhan Lana, Rey masih saja mengajaknya berbicara.
"Hmmm kok nggak dijawab Na? Kenapa? Kamu keberatan?"
Laki-laki itu memperhatikan raut wajah Lana, meski tampak dingin tetapi Rey tahu Lana mulai merasa jengah berada di dekatnya. Rey tahu Lana sangat pandai menyembunyikan perasaannya, beda dengan dirinya yang seperti kertas penuh coretan. Sangat mudah ditebak dan sangat bisa dibaca.
Dengan sabar Rey menunggu jawaban keluar dari bibir Lana.
"...." Lana masih saja diam. Dan mereka terus berjalan bersisian dalam diam sampai Rey kembali mengajukan pertanyaannya, "Masih marah ya sama aku? Masih belum bisa maafin aku?"
Rey meraih tangan Lana dan menghentikan langkahnya. Ia menatap Lana, menuntut, meminta sebuah jawaban.
Lana tahu tanpa sebuah jawaban, Rey tidak akan begitu saja melepaskannya. Untuk alasan itu akhirnya ia bersuara juga, "Maaf mas bisa nggak kita bahas nanti? Aku nggak mau mood-ku berantakan buat terbang pagi ini."
"Lana, aku nggak bermaksud ganggu kamu. Aku juga nggak bermaksud minta balikan. Tapi please Na, kasih aku kesempatan buat jelasin semua dan setelah itu semoga kamu bisa maafin aku." Suara laki-laki itu terdengar memelas.
"Mas please! Jangan bahas ini sekarang. Aku mau kerja!" Keluh Lana kesal.
"Oke... oke... aku tunggu sampai kamu siap buat ngomong sama aku. Aku duluan ya Na, pesawatku parkir di gate 1."
Laki-laki itu menjauh, sedetik kemudian ia berbalik dan tersenyum.
"Jangan keseringan minum kopi ya! I love you so much princess."
Laki-laki itu menghilang dari pandang mata.
Dan Lana pun pergi menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bandara, Pesawat dan Cinta (TAMAT)
Cerita PendekKumpulan cerita pendek based on true story dari rekan-rekan kerja di udara. Bandara, Pesawat dan Cinta mereka adalah saksi bagaimana cinta itu dapat tumbuh, berkembang dan mati. Ini adalah sebuah Cerita Pendek based on true story dari tokoh-tokoh ya...