Gue sama mas taeyong sekarang lagi beres - beres untuk berangkat ke rumah orang tua gue, kita berniat untuk menginap dua hari ini, karena kata mas taeyong dia mau bicara serius sama bunda dan ayah gue tentang pernikahan kita. Duh, sumpah ya... Gue bener - bener gugup dan takut banget, nggak tau kenapa? Tiba - tiba aja perasaan ini muncul tanpa sebab, gue cuma takut kehilangan mas taeyong entah kenapa?.
"Udah siap semua?" tanya nya ke gue yang sedang melipat pakaian untuk di masukan ke koper.
Gue ngangguk. "Udah, yuk berangkat!" ucap gue dengan antusias nya. Dia mah cuma ketawa aja ngeliat tingkah gue.
"Sini biar saya bawa koper kamu" gue mengerucutkan bibir gue. Dua tuh kenapa labil banget sih? Kemarin aja 'aku' sekarang pake 'saya' besok nya 'cyin' kali ya? Gedek bener heran  ̄ˍ ̄.
Mas taeyong mengrejapkan mata nya bingung melihat gue kayak gini. "Ke-kenapa?"
"Nggak! Yaudah ayok berangkaaaat" rengek gue.
"Iya ayok!"
◈◈◈
"BUNDAAAAAAA AYAAAHHHHH REY PULANGGGG!!!"
"Sayang? Kamu ngapain ke sini? Kamu lagi berantem sama taeyong heuh?" ucap bunda yang lagi menangkup kedua pipi gue.
Gue membelak. "E-enggak bun, aku sama mas taeyong kok ke sini nya, lagi juga dia yang mau kalo mau ke rumah bunda" bunda ngangguk paham.
"Yaudah, sekarang mana taey–"
"Pagi bun..." sapa mas taeyong yang sambil membawa koper gue. Hehe jadi babu dulu ya bweh.
Dia ngelirik sinis ke gue. "Awas ya!" ancam nya nyaris tak terdengar.
"Kalian apa kabar?"
"Baik kok bun" jawab mas taeyong.
"Syukur deh... Emang nya ada acara apa kamu datang ke sini?" tanya bunda pada nas taeyong sebari menggiring kita ke sofa.
"PAK SUPRIIII"
"Iya nyonya?"
"Tolong kemas pakaian mereka ya di kamar rey dulu" pak supri mengangguk paham lalu ia membawa kedua koper kecil itu.
Dan sekarang tinggal gue, mas taeyong dan bunda di ruang tengah. Kayak nya dari tadi mas taeyong jadi pendiem gitu deh, dia kenapa sih?.
Gue nyenggol lengan nya yang cuma di respon lirikan doang. "Kamu Ken––"
"Ekhem, bunda yoona, pak donghae nya dimana?" tanya mas taeyong menyergah.
"Ooh iya bunda lupa, ayah lagi nggak di rumah untuk sebulan ini, dia ada kerjaan di luar negri"
"Lah?Lagi bun?" bunda mengangguk.
"Lalu bagaimana saya harus meminta restu nya?" gumam nya.
"Kamu mau minta restu nak?" tanya bunda dengan antusias nya.
"Eh? Eng! T-tadi nya, tapi karena pak dong––"
"Bunda telfon!" bunda yoona langsung mengambil ponsel nya yang ada di saku celana oblong nya itu dan mengetik nama suami nya di sana.
Gue sama mas taeyong cuma saling tatap. "Halo yah?" bunda mengeraskan suara nya.
"Iya bun ada apa?"
Bunda sempat natap kita berdua sembari mengembangkan senyuman yang penuh arti itu. "Taeyong mau bicara penting nih, dengerin ya!"
"…iya"
Gue mengepalkan kedua tangan gue ke udara, berniat untuk menyemangatin dia. Mas taeyong mengambil nafas panjang dan berdehem sebentar. "H-halo pak donghae?" terdengar ayah gue yang terkekeh di sebrang sana.
"Saya sebentar lagi akan menjadi ayah mertua mu taeyong, jangan panggil saya pak lagi! Panggil saya ayah saja" titah ayah di sana.
"I-iya yah…"
"Mau bicara apa sama saya?"
"To do point saja, saya ingin meminta restu untuk menikahi anak ayah, reysya" ucap nya dengan lancar. Sebenarnya gue tau hati dia udah kayak lagi maratonan deh, soalnya gue liat dari raut wajah nya yang tenang tapi kelihatan panik juga dengan nada bicara nya.
"Kamu ini bagaimana sih taeyong? Saya kan sudah merestui kamu dari dulu, kenapa harus meminta restu lagi?"
"Tidak yah, maksudnya.... Biar hati saya tenang saja kalau mendengar langsung dari anda" ayah terkekeh lagi.
"Baiklah nak, says tau kalian sudah sama - sama dewasa, kalian tau mana yang harus di jalani dan mana yang harus di jauhi, jadi ayah percaya sama kalian berdua, tapi! Khusus buat mu taeyong, jangan buat anak saya tersakiti!" jelas sang ayah.
Mas taeyong tersenyum dan menghela nafas lega. "Syukurlah... Saya lega sekarang, dan untuk itu saya akan usaha kan untuk mencintai, menyayangi, dan menjadi pemimpin keluarga saya nanti"
"Ayah percaya itu nak, ah iya, sudah dulu ya? Saya masih banyak kerjaan nanti saya hubungi lagi"
Pip!
"Ekhem! Ciee yang udah lega niyeee" ledek gue.
"A-apa sih kamu rey!"
"Hehe, jadi gimana nih? Kan udah di restui, berarti hari ini langsung nikah?" seketika jadi hening.
Gue cuma ngerjapin mata gue berkali - kali. "Wedan kamu rey!" setelah itu bunda pergi.
"Sabar sayang! Nggak hari ini juga nikah nya" dan dia juga pergi.
Emang gue salah ngomong ya?
To Be Continued
Haiii? Ada yang menunggu ff ini? Huhu ku harap.
Maaf ya kalau nggak jelas gini :(
Ingatkan aku jika ada typo!
KAMU SEDANG MEMBACA
Secretary |• lee Taeyong
Fanfic[END] -Galak tapi imut -sombong tapi baik -suka nyalahin sekertaris nya -gengsinya gede -ga mau miliknya di ambil orang -GANTENG, NO! SUDAH MAPAN -sangat dewasa tapi keras kepala -paling benci kotor -sangat setia dan tidak suka bohong -suka banget...