4

2.8K 199 8
                                    

Flashback.

DECISION
°•
°•
°•

Hitam,,

Terimakasih telah menambah warna pelangi dalam hidupku

***

Sepanjang perjalanan pulang, Ruby hanya diam dan sibuk memainkan ponselnya. terkadang ia juga tidak sengaja menguping obrolan Kim dan Irene. di sebelahnya, Lalice juga tidak banyak bersuara atau berusaha mengajaknya berbicara, ia hanya fokus memainkan game online diponselnya. Suasana dalam mobil terasa awkward buat Ruby.

"Bro, let's go and get a feed of chicken" Ajak Lalice mengalihkan perhatian dari game onliennya dengan aksen slang NZ

Kim menoleh kebelakang, sementara Irene yang sedang menyetir hanya melirik dari kaca spion.
"Gimana bi?" Tanya Kim pada Ruby. Ia hanya melirik sesaat lalu mengangguk setuju "gue ikut aja"

Seperti sudah mendapat persetujuan, Irene memutar kemudi mengarah tempat makan yang biasa mereka singgahi. Mereka kembali sibuk dengan aktifitas mereka masing-masing.

"Lo berdua dibelakang kayak musuhan. Ngobrolin apa kek, biar makin akrab" celetuk Kim melirik dari kaca spion. Ruby dan Lalice yang merasa disindir mengalihkan perhatiannya ke depan.

"Orang dia dari tadi main game mulu" saut Ruby sekenanya. sombong banget nih orang. Sok cool lagi!

"Tau lo Lice, game mulu. Ajakin ngobrol kek" Irene yang tadi hanya diam, ikut menyaut.

"Kok gue?" Lalice menunjuk diri "Dia jugakan sibuk sedari tadi" lalu menunjuk Ruby dengan dagunya

"Ya iyalah.. Elo sibuk sama game lo itu, kak Kim sama kak Irene sibuk ngobrol berdua didepan. Gue, cari kesibukan sendirilah" sambar Ruby tak mau kalah

"Lah.. pada berdebat" Kim tertawa mendengar ocehan Lalice dan Ruby. Gara-gara lo.

"Udahan yuk turun. Kita uda sampai" Irene menengahi perkelahian saat mereka telah sampai tujuan. Kim yang sudah mendahului hanya terkekeh menyaksikan perdebatan itu.

"Minggir lo!" usir Ruby melirik tajam ke arah Lalice. Lalice membulatkan matanya dan reflex mengangkat kakinya menuruti perkataan Ruby padanya yang ingin keluar terlebih dahulu dari mobil. adik lo lagi pms kim?

"Lama amat lo berdua. Uda gue pesenin buat kalian" ucap Kim saat melihat Ruby dan Lalice datang.

"Punya gue tanpa sayur kan?" Tanya Lalice saat sudah duduk didepan Kim "humm" Kim mengangguk. Ruby menatap Kim yang sedang sibuk membolak-balikkan buku menu.

"Apa?" Tanya Kim menautkan kedua alisnya karna merasa diperhatikan sedari awal duduk tadi. Ruby tersenyum memperlihatkan barisan gigi putihnya. "Temenin gue ke toilet dong" pinta Ruby manja. Dih..Singa bisa sweet juga?

"Serasa lagi ngasuh bayi gue" sindir Kim melirik malas pada Ruby yang sudah menunjukkan senyuman manisnya. Sambil menggerutu, mau tak mau Kim menemani adik sepupunya itu ke toilet.

Setelah perut terisi, merekapun bergegas kembali pulang. Mengantar Lalice terlebih dahulu lalu Kim dan Ruby setelahnya. Suasana tidak jauh berbeda dengan yang tadi.

Lalice bukanlah orang yang banyak bicara meskipun itu saat bersama sahabatnya. ia lebih suka menjadi pendengar atau lebih memilih memainkan game favoritnya dari pada mengobrol. Sombong sudah disematkan padanya karena sikapnya itu. Sahabatnya sudah memahami karakter pribadinya yang satu itu. mereka hanya tersenyum saat orang yang tidak mengenal Lalice mengatakannya sombong atau angkuh. Dan Lalice tidak pernah terusik dengan anggapan orang terhadapnya. Ia hanya tertawa mengabaikan itu semua.

if i love HER why? (COMPLICATED) LesbiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang