"Bi, Pulang sekolah nonton yuk. Mau?" Tanya Lalice di tengah perjalanan menuju sekolah. Sama seperti hari-hari sebelumnya, Ruby akan dijemput Lalice untuk berangkat ke sekolah bersama. Berbeda dengan Kim yang berangkat sekolah dengan temannya.
"Berdua?" Ruby mengangkat kedua alisnya.
"Ajak Seulgi dan Rosie juga boleh"
"Gpp?"
Lalice mengangguk dengan senyumnya.
"Oke. Ntar gue ajakin mereka"
Setelah sampai disekolah, Lalice dan Ruby berjalan menuju kelas masing-masing. Bisikan-bisikan tak jarang terdengar oleh keduanya. dan mereka tak pernah mau ambil pusing dan selalu mengacuhkannya.
"Lice, itu adiknya Kim kan?" Lalice melirik dan tetap berjalan lalu mengangguk.
"Gebetan baru lo?" Temannya lagi penasaran.
Lalice berhenti tepat didepan kelasnya, kemudian menatap temannya yang banyak tanya tadi. Ia menghela nafas jengah.
"Jangan ganggu dia. Ngerti?"
Lalice masuk kekelas tanpa memperdulikan panggilan temannya itu.
Ajakan Lalice membuat Ruby sedikit bimbang. Antara menerima ajakannya atau menolaknya. Ia hanya tak ingin memberi peluang pada Lalice, pikirnya. Ruby selalu meyakinkan dirinya bahwa ia tak akan jatuh dalam perasaan, pada seorang yang bernama Lalice. Ia normal. Tekannya memastikan.
Ruby menutup bukunya saat bel pelajaran terdengar. Ia memejamkan matanya mengatur nafas berusaha santai. Ia risau. Ajakan dari Lalice menjadi sulit untuk di tolak. Teman yang di pikirnya dapat membantupun, ternyata sudah memiliki agenda masing-masing. Ruby mengendus malas. Langkah kakinya lambat menuju parkiran sekolah. Ia telah ditunggu Lalice disana.
"Loh kok sendiri? Mereka gak jadi ikut?" Tanya Lalice saat Ruby memasuki mobilnya.
Sambil memakai seatbelt, Ruby menggeleng kepalanya "Enggak. Mereka ada acara lain"
"Gpp kita nonton berdua? Kalau kamu gak mau, gpp kok bi. Kita langsung pulang aja" kata Lalice seakan menangkap reaksi ogah-ogahan diwajah Ruby.
"Gak kok, gue mau" bantah Ruby cepat. Ia tak enak menolak ajakan Lalice yang sudah baik mengantar jemputnya ke sekolah setiap hari. Menemani Lalice menonton mungkin bisa sedikit membalas budinya. Pikirnya.
"Oke, kita jalan" Ruby mengangguk menunjukkan senyumannya
Lo kadang aneh, bisa sweet banget, bisa dingin banget, bisa juga cuek banget. Gue gak tau apa ini, tapi gue ngerasa lo tau banget cara ngadepin gue. Pliss Lice, jangan suka apalagi jatuh cinta sama gue. Gue cuma gak mau pertemanan kita jadi rusak.
Lamunan Ruby buyar saat ponselnya bergetar. Layar menunjukkan nama teman sekelasnya Jovin atau biasa dipanggil Jo. Lalice masih fokus pada kemudinya. sedikit melirik Lalice yang fokus, Ruby memiliki rencana dibenaknya. apa gue cari tau, lalice suka gue atau enggak yah? Setidaknya kalau gue tau dia suka gue, gue bisa ada alasan dan Jo adalah tameng yang tepat untuk ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
if i love HER why? (COMPLICATED) Lesbi
RandomWARNING KHUSUS DEWASA 21+❌🚫 GUE GA PERNAH MELARANG KALIAN UNTUK MEMBACA CERITA-CERITA GUE. TAPI GUE CUMA MINTA DENGAN SANGAT, BACALAH JIKA KALIAN SUDAH MAMPU MEMILIH DAN MEMBEDAKAN APA ITU BAIK DAN APA ITU BURUK. KARENA JIKA KALIAN UDA MAMPU, KALIA...