8

2.1K 194 37
                                    

   Happy Reading
°

°
°
~Lake Tekapo & Lavender~
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


    Masih sama dengan hari-hari sebelumnya, Lalice masih mengantar jemput Ruby ke sekolah. Hal ini sudah semacam rutinitas baginya. Bukan lagi permintaan tolong Kim, sahabat sekaligus kakak sepupu Ruby.

Sebulan lebih mobil Kim tak juga kunjung selesai dari masa penyembuhan. Meski sebenarnya, bisa saja ia meminta mobil baru pada orang tuanya. Namun, keinginan itu ia urungkan karna mobil tersebut adalah mobil bersejarah untuknya. Mobil itu, tersimpan banyak kenangan yang tak akan pernah bisa Kim lupakan.

Strawberry and Cigarettes, terputar diradio mobil Lalice pagi ini. Ia ikut bersenandung memecah kesunyian saat menjemput Ruby dirumah Kim. Pagi ini, Lalice sebenarnya tak ingin masuk sekolah. Ia hanya ingin mengantar Ruby dan setelahnya, pergi ke tempat yang sudah lama tak ia kunjungi. Semenjak Kim meminta bantuannya untuk mengantar jemput Ruby, Lalice tak lagi ke tempat itu.

Ruby melarangnya agar tak bolos. Mau tak mau, Lalice menurutinya. Sifat penurut ini, bukan sifatnya sebenarnya. Lalice adalah gadis yang tak bisa diatur dan keras. Semakin dilarang, Lalice akan semakin melanggarnya. Ia tak perduli apa dan siapapun. Pemberontak.

Tin Tin

Mobil Lalice sudah terparkir rapi didepan rumah Kim. Sebelum tiba tadi, Lalice sudah memberitahu Ruby melalui pesan singkat agar segera bersiap-siap. Bukan hanya Ruby, Kim juga ikut menumpang.

"Tumben nebeng gue. Supir lo pada kemana Kim?" Tanya Lalice melirik ke arah Kim yang sudah duduk dibangku belakang.
Ruby mengulum bibirnya kedalam, menahan tawa mendengar perkataan Lalice yang menyindir.

"Jadi gue gak boleh nebeng nih?" Saut Kim

"Gue nanya. Bukan gak ngijinin. Sensi amat sih." Lalice melirik dari kaca spion depan.

"Wafat kali." Jawab Kim masa bodoh

"Rest In Peace" timpal Lalice

"Eh sialan! Becanda gue. Lagi pada sibuk." Kim meralat perkataannya. Dengan begitu, membuat Lalice dan Ruby tertawa.

"Eh tapi Lice, kok gue males masuk yah. Tempat biasa yuk." Ajak Kim mempengaruhi Lalice.

"Tadinya begitu. Tapi nih.." Lalice menunjuk Ruby yang duduk di sebelahnya dengan dagunya. "Gak dibolehin"

"Kalian itu yah, malas banget masuk. Tinggal datang duduk diam aja, malas. Sayang otak pinter tapi attitude minus." Kata Ruby pada Lalice dan Kim, sambil memutar bola matanya.

"Tau nih Kim. Padahal gue niat masuk. Pengaruh yang gak baik lo Kim." Hasut Lalice membuat Kim terpojok.

"Sialan" umpat Kim tak terima. Ia menendang kursi Lalice dari belakang. "Kenapa jadi kayak kebo dicucuk hidungnya lo? Tumben amat. Biasanya juga gak pedulian. Pacaran yah lo berdua?"

"Apaan. Enggak ada yah" bantah Ruby

"Penurut untuk jadi orang baik, gak ada salahnya kan? Lagian, bener kok apa yang dibilang Ruby. Elo aja emang sesat" ujar Lalice santai tak memperhatikan reaksi Ruby yang mengerutkan keningnya. Sementara Kim, ia memutar bola matanya.

"Kayaknya kepala lo habis kebentur tembok yah pagi ini? Tumben banget. Dasar bucin" Lalice hanya terkekeh mendengar ucapan sahabatnya itu.

"Maksudnya?"

"Gak ada maksud apa-apa Bi. Gak usah dengerin Kim. Mulutnya emang kurang dikasih vitamin. Makanya nyerocos mulu"

"What the F***!" Umpat Kim "Gak gue restui lo jadian sama adik gue" ancam Kim licik.

if i love HER why? (COMPLICATED) LesbiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang