my reply

974 118 20
                                    

nikmati saja:v
vomentnya jangan lupa❤











Hembusan nafas memburu keduanya saling bersahutan. Rose menarik nafas rakus saat jungkook melepas pagutannya. Bibir merah yang mengilap basah sedikit terbuka untuk mengais oksigen ke paru-parunya.

Jungkook dengan gemas mengecup kilat belah bibir yang terasa manis pada indra pengecapnya. Mengundang semburat merah yang mempermanis wanita yang berada dalam kukunganya. Tangan besar milik jungkook dengan lembut mengusap pipi rose yang semakin menghangat.

  Kekehan rendah jungkook terdengar ketika melihat rose tak berani menatap wajahnya. Mengingatkannya dengan chaeyoung-nya ketika merasa gugup. Benar-benar mirip. 

"Maafkan aku. Sulit rasanya mengontrol diriku sendiri."

Ucap jungkook meminta maaf. Membantu rose kembali berdiri tegak dan menyisir halus anakan rambut milik rose dengan jemarinya.

"Aku tau. Kurasa aku bisa memakluminya karena satu alasan yang.... yahh kau pasti paham maksudku." ringisan kecil rose membuat jungkook terkekeh ringan.

"Ya mungkin kalian berdua terlihat sama sekaligus berbeda dalam satu waktu."

"Dalam segi rupa kalian mungkin sama persis. Tapi dalam hal lainnya dia itu terlalu murni sedangkan kau terlihat seperti wanita tangguh."Keduanya tertawa setelah ucapan jungkook terlontar.

"Kuanggap itu sebagai pujian."

"Memang itu pujian untukmu."

Eunha yang melihat semuanya menahan amarah dengan mengepalkan tangannya. Meredam emosinya dengan menghembuskan nafas pelan dan menghampiri keduanya.

Rose menoleh saat dirasa ada seseorang yang mendekat. Senyum ramahnya tersungging ketika melihat eunha berjalan mendekat. Tak masalah jika senyumnya hanya dibalas dengan lirikan tajam.

"Ekhem!! jungkook, kau dicari eomma puncak acara akan segera tiba. Kau sebagai pimpinan perusahaan diharapkan untuk hadir." ucapnya eunha dengan lembut dan jungkook hanya mengangguk tanpa membalas senyum manis istrinya.

"Ayo, sebagai rekan kau harus ikut serta." eunha memberengut ketika jungkook bahkan lebih perduli pada rekan bisnisnya ketimbang istrinya.

"Kurasa aku butuh ketoilet sekarang. Sedikit membenahi make up-ku." Reaksi berbeda rose dapatkan dari kedua orang dihadapannya. Eunha dengan tatapan nyalang dan jungkook dengan raut muka tak enak.

"Baiklah akan kuantar."

"Tapi jungkook, pestanya.." ingat rose mencoba menolak secara halus.

"Eunha, bilang pada eomma aku akan mengantar rose sebentar."

Eunha hanya melotot marah saat jungkook dengan enteng menggandeng tangan halus rose menuju toilet. Kakinya menghentak keras pada lantai marmer sebelum melangkah pergi.

Rose yang melihat lewat lirikan matanya tersenyum miring. Sedikit merasa puas ketika melihat kemarahan wanita itu. Hanya sedikit puas, karena dirinya belum memulai rencananya dengan penuh.

Ini masih bagian terkecil, tidak boleh terlalu merasa puas. Bagian terbesarnya masih dia simpan dengan rapi. menunggu moment tepat jika ingin menikmatinya dengan penuh senyum kemenangan.

Untuk menunggu pesta besar kemenangannya, mungkin bermain-main sebentar dapat menghiburnya.

Eunha yang kembali seorang diri mendapat tatapan penuh tanya dari eomma jeon.

"Lohh, sayang dimana jungkook?" eomma jeon bertanya heran.

"Ke toilet eomma. Dia bilang mungkin sedikit terlambat." jelas eunha dengan senyum manisnya. Jisoo yang melihatnya mendengus dengan gumaman lirih.

End Game [rosekook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang