Bab 3: Aku benci Gusti

114 7 0
                                    

Sebentar,baru saja dia sedang mengeluarkan jurus anti-tolak,bukan? Maksudku,siapa yang enggan luluh akan perkataannya?

"Please deh,kamu mau apasih kemari? aku nggak ada waktu buat ini tau nggak", Aku berdiri membawa novel beserta tas jinjingku ini agar segera pergi dari tempat ini yang telah membuatku enggan menetap terlalu lama.

"Eh,Ved tunggu dulu!", Gusti menggenggam tanganku dari belakang,spontan aku menoleh ke arahnya.

"Ini kita kok mirip orang pacaran yang lagi bertengkar sih?", ujarnya

Yaampun

Asli,aku otw ngakak tapi tidak jadi. Kamu harus kuat,Ved. Tahan... tahan...

Aku menjawabnya dengan se-cool mungkin, "Oh,masa?", dia membalasku dengan cengar-cengir. Waduh,gawat.

"Apasih cengar-cengir!", teriakku. Aku tidak munafik,dia menyebalkan sekaligus sangat tampan sekali. Sudah kupastikan,wajahku semerah tomat kali ini.

"Lucu banget kalau lagi tersipu. Padahal tadi itu aku enggak niat nggombal. Yang tadi nggombal,kamu malah b aja"

Tamat sudah hidupmu,Vedra.

Gusti merenggangkan genggamannya. Seakan tau apa yang aku pikirkan,dia memberiku sebuah kotak kecil dengan pita berwarna hitam.

"Ini apa coba? mau nyogok gini amat"

"Kalau aku berniat menyogokmu,sudah pasti aku bingung"

"Lah ngapain bingung?"

"Soalnya aku tau,cewe seperti kamu enggak suka disogok pake barang"

"Terus?"

Dia mendekat selangkah kedepan,lalu membisikku "Tapi pake rasa cinta"

Sudah,tak usah ditanya bagaimana kabarku sekarang. Tidak usah tertawa.

"Apasih! Udah ah,aku udah dijemput Grab!", wajahku sudah tidak berwarna merah lagi. Otw ke-unguan.

"Oh gitu ya,mana liat plat drivernya", pintanya. Seketika aku lupa kalau aku belum memesannya. Aku menggaruk kecil tengkukku yang sebenarnya tidak gatal dan hanya bisa diam.

"Kamu itu enggak punya bakat bohong,jadi enggak usah bohong. Apalagi coba-coba bohong sama yang sudah berpengalaman",katanya.

"Iya iya,kamu memang pembohong hebat kelas kakap"

"Iya aku memang pembohong. Tapi urusan perasaan,aku enggak pernah bohong".

"Kamu diajarin Dilan sama Nathan ya nggombalnya?",tanyaku

"Bukan,Ved."

"Terus?"

"Aku bisa gombal itu outodidak pas deket kamu"

"Tau ah!",aku membalasnya sembari memukul lengannya yang berotot itu.

"Hahahah bercanda,Ved. Gitu aja pake ngambek. Nanti kalau aku gemes terus nggombalin kamu lagi nanti salah lagi"

"Mangkanya jangan kaku gitu sama aku. Nanti jadi sayang loh",imbuhnya.

"Idih,ngaco!"

"Pulang sama aku aja. Enggak aku bawa kemana-mana kok"

"Emang aku barang?pake dibawa kemana-mana"

"Hahahah ya enggak lah. Kamu bukan barang,tapi kamu calon pacar Gusti Yann Syahreza"

"Enggak mempan jurusmu ke aku",jawabku santai

"Yaudah. Ini aku menawarkan,iya atau iya?"

"Enggak."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 05, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Senja ButaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang