Gathan buru-buru menyelesaikan acara masaknya lantaran sosok yang sedari tadi bergelayut manja dipunggungnya membuat konsentrasi masaknya buyar.
"Hot daddy banget sih?" Goda Ken.
Gathan jadi serba salah sekarang. Jika ia memulangkan Ken ke Jakarta, mungkin saja perempuan itu akan melaporkan dirinya sebagai pelaku pembunuhan Davin.
Tapi kalau Gathan tetap menahannya disini, bukan tidak mungkin malah dirinya yang akan segera frustasi karena menghadapi kecentilan adik kelasnya itu.
"Ya Tuhan, bisa minggir sebentar gak sih? Lo mau kena sup panas, hah?" Gathan akhirnya mengomel.
"Siapa suruh gak minta bantuan gue?" Sahut Ken.
Gathan pun menaruh panci berisi sup di meja makan. "Mandi sana, jorok."
"Gue gak bawa baju ganti sama daleman."
Gathan menarik nafasnya. "Makanya liat dulu sana, semuanya udah gue siapin di kamar mandi." Ucapnya selembut mungkin.
"Cabul banget, emang lo tau ukuran daleman gue?"
Gathan memejamkan matanya, berusaha untuk tidak emosi di pagi yang sudah cukup buruk ini.
🍃
Tengah malam Ken terbangun, tenggorokannya terasa kering lantaran sebelum tidur tadi ia lupa minum air putih.
Ken berjalan gontai kearah dapur. Hingga matanya menangkap sosok berpakaian serba hitam yang berdiri menghadap pantry, memunggunginya.
"Tan."
Yang merasa terpanggil lantas menoleh. "Belum tidur?" Tanya Gathan sambil membawa botol berisi susu ke meja makan.
Ken pun mengambil gelas lalu ikut duduk di meja makan. "Haus." Ucapnya sambil menuangkan air ke gelas. "Lo mau kemana malem-malem gini?"
Gathan mengernyit. "Kemana? Gak kemana-mana. Gue lagi gak bisa tidur aja."
Hening setelahnya. Keduanya mulai sibuk dengan pikiran masing-masing. Rasa kantuk Ken pun sirna seketika setelah menenggak segelas air.
"Tan, sampe kapan lo mau ngurung gue disini? Gue kangen Ibu, gue yakin mereka juga panik nyari gue."
"Gue bakal mulangin lo kalo lo sendiri udah siap." Gathan menatap gadis dihadapannya dengan lamat.
Ken mengerjap tak mengerti. "Maksud lo?"
"Lo harus siap tutup mulut tentang keberadaan gue disini. Dan juga lo harus ngelupain apapun itu yang bersangkutan sama gue. Termasuk kematian Davin."
"Oke, gue bakal tutup mulut. Tapi gue gak akan semudah itu ngelupain lo. Setelah kita balik kesana, lo harus tetep ada disamping gue. Ayo kita jalanin hubungan, itu kan yang lo mau?"
Gathan menggeleng. "Lo gak seharusnya kenal gue. Lo bisa liat sendiri, gue bukan orang baik."
"Lo takut gue ngebocorin soal pekerjaan lo selama ini?"
Gathan menatap lurus sepasang manik dihadapannya. Siapa sangka jika Ken sudah mengetahui semuanya?
Gadis itu diam-diam selalu memperhatikan Gathan yang keluar malam dengan setelan hitamnya sambil membawa tas besar. Ken juga beberapa kali menemukan noda darah di sepatu converse Gathan.
"Gue gak mau lo pergi cuma karena ini. Toh gue bakal tutup mulut."
"Kerjaan gue bahaya, dan gue gak mau lo terlibat apalagi terluka."
Ken bangkit. Tangannya terulur untuk melingkar di bahu Gathan. "Izinin gue ada di sisi lo selama gue mampu."
🍃
KAMU SEDANG MEMBACA
El-Prad [J.W.S]
Fanfiction"Lo mungkin gak bakal biarin gue hidup sampe besok, makadari itu gue gak berontak."