Happy reading 🐷
-----
Saat Bryan kembali sambil membawa nampan berisi dua mangkuk bakso dan dua gelas es teh, seseorang sudah duduk bersama Kathniss.
Awalnya ia sedikit ragu untuk menyela obrolan mereka yang terlihat asyik, namun ia tadi tak sengaja mendengar suara perut Kath waktu dia mengajak Kath ke kelasnya.
Bryan berdeham - deham, "ehm.." gumam Bryan.
Sontak kedua perempuan yang asyik ngobrol itu menoleh, "Eh kak Bryan, mau pdkt sama Kath ya? Ya udah deh, Shakira gak ganggu. Kath, kalau kak Bryan nembak lo, diterima aja. Jomblo itu gak enak, kesepian soalnya. Hmm... Shakira pergi dulu ya, bye" ucap Shakira sambil beranjak dari bangku yang dia duduki.
Dalam sekejap pun Shakira sudah menyusup ke kelompok lain dan ikut ngobrol sambil tertawa bersama mereka, Shakira memang gampang menyesuaikan diri dengan orang lain.
Tak jarang banyak siswa yang suka dengan sikapnya yang friendly.
"Ehm, ini aku beliin bakso. Dihabisin ya" pinta Bryan sambil menyodorkan semangkuk bakso dan segelas es teh ke depan Kathniss.
"Makasih kak" ucap Kath.
"Sama - sama" jawab Bryan.
Mereka memakan baksonya, hanya ada dentingan suara garpu dan sendok yang saling beradu. Tidak ada obrolan yang menyela aktifitas mereka.
Bryan sendiri hanya sesekali mencuri pandang Kath yang sedang sibuk dengan baksonya, tanpa sadar ia tersenyum saat melihat hidung Kath yang memerah sebab kepedasan.
"Beautiful" gumam Bryan yang masih belum melepaskan tatapannya dari Kath.
Kath yang mendengar ucapan Bryan pun langsung mendongakkan kepalanya, "ada apa kak?" tanya Kath.
Bryan pun jadi salah tingkah, "eh, gak ada" jawab Bryan malu - malu.
'Ah, gue salah dengar kali' batin Kath, Kath melanjutkan aktifitasnya tanpa memikirkan ucapan Bryan tadi.
Bryan pun memutuskan untuk menetralkan rasa canggung yang sempat tercipta sebab ucapannya tadi, "Kath, kamu kok bisa jatuh tadi? Kan sudah dipasang papan peringatan" tanya Bryan.
"Saya tadi jalannya sambil melamun, jadi jatuh deh saya" jawab Kath apa adanya.
"Kalau sedang ada masalah, kamu bisa cerita ke saya. Saya siap dengarin kamu kapan dan dimana saja" ucap Bryan.
Kath menengguk salivanya kasar, ia teringat kejadian di rooftop tadi.
"Kak, lebih baik mana. Ngomong terus terang tapi nyakitin, atau pura - pura tapi bisa nyenengin orang?" tanya Kath.
"Maksud kamu?" tanya Bryan balik.
Kath menghela napasnya, kemudian dia menceritakan semuanya yang barusan dia alami di rooftop. ".... Kak, menurut kakak saya salah atau enggak?" tanya Kath.
Ada setitik rasa lega ketika Bryan tahu hubungan Nino dan Kath yang sebenarnya, mereka sebatas sahabat masa kecil. Tidak lebih, 'aku bersyukur karena aku masih dikasih kesempatan buat dekatin kamu, hampir aja aku nyerah gara - gara hubungan kamu dan Nino yang sangat dekat' batin Bryan.
Bryan berdeham untuk menghilangkan lamunannya. "Kamu gak salah, justru itu yang terbaik. Lebih baik kita bicara jujur dari awal dari pada kita memaksakan diri dengan dia, yang ada nanti dia kecewa sama kamu" jawab Bryan.
"Tapi dia tahu alasan kamu buat jauhin dia?" lanjut Bryan.
Kath menggeleng.
"Nah itu dia, kamu harus bilang ke sahabat kamu itu alasan yang jelas. Kamu gak suka kan lama - lama berlarut dalam masalah? Bukankah lebih baik masalah itu diselesaikan dengan cepat?" nasehat Bryan.
KAMU SEDANG MEMBACA
About You ✔
Teen FictionCOMPLETED WARNING: Hanya cerita pasaran yang membosankan dan udah banyak yang buat cerita semacam ini, tapi gak salah kan kalau coba buat? Mungkin akan membosankan diawalannya, sedikit mengandung unsur real life (namun lebih banyak khayalannya). Ka...