2. Pulang

68 53 48
                                    


"Di bumi ada kamu."

Zar

***

Zar itu kuat, walaupun tadi dia muntah banyak sekali tapi dia tidak pingsan.

Bukan Mal mendoakan dia pingsan tapi aneh saja dimantanya. Lagian kalau Zar pingsan dia juga yang akan repot.

Kata Mal sih ogah banget dah.

Karena kondisi Zar yang sudah tidak memungkinakan, akhirnya mereka memutuskan untuk pulang.

Awalnya Mal menawarkan untuk pulang naik taksi saja tapi Zar menolak.

Yasudah Terserah.

Perjalanan pulang diisi dengan keheningan dan dinginnya malam. Mal merapatkan lagi switernya. Karena kondisi yang sangat dingin Mal mengantuk.

Zar yang melihat Mal dari spion, hanya mengulum senyum dan menarik tangan Mal untuk melingkari perutnya.

Mal yang melihatnya hanya ternganga tidak percaya Zar bisa semanis ini.

"Gapapa peluk aja," kata Zar dengan nada yang sangat lembut.

Ya ampun di mana letak kealayan sosok Zargiro Adiksana.

"Gausah sok romantis," kata Mal dengan nada yang sok jengkel padahal di dalam hatinya udah kaya ada orang dangdutan bikin dagdigdug gitu.

"Romantis salah, alay salah. Ternyata bener cowok selalu salah di mata cewe," balas Zar dengan nada yang di buat sederamatis mungkin.

Mal mendengus tidak suka dengan omongan Zar.

"Serah lo deh."

Zar tidak mengindahkan perkataan Mal, dia langsung mengambil tangan Mal dan melingkarkannya di perutnya. Sesekali Zar mengelus-elus tangan Mal.

Walaupun Mal keliatan nggak peduli sama keadaan sekitar tapi dia juga manusia yang punya hati.

Mal tidak bisa mengontrol jantungnya yang terus-terusan berdetak tidak karuan kaya lagi ada orang main rebanaan di dalamnya.

Tukan Mal jadi alay, gara-gara virusnya Zar nih jadi gini deh.

Tak terasa mereka berdua sudah sampai di depan rumah Mal.

Mal segera turun dari motornya dan Zar melepas helm Mal. Karena jujur Mal memang tidak bisa membuka kaitan helm. Katanya sih ribet. Dasar ya Mal itu ribet apa ajang modus buat di romantisin Zar.

"Udah sana masuk." Zar mendorong bahu Mal agar segera masuk karena cuaca semakin malam semakin dingin saja.

"Lo gamau mampir dulu?" tanya Mal pada Zar.

"Nggak usah, udah malem juga," balas Zar.

"Tapi lo tadi kan muntah banyak banget. Mampir sebentar gue bikinin teh anget," bujuk Mal.

"Cie perhatian cie." Zar berusaha menggoda Mal dengan menaik turunkan kedua alisnya. Mal hanya memutar bola mata malas.

"Emang ya salah gue ngomong sama lo. Udalah gue masuk." Mal segera membuka gerbang rumahnya, namun tiba-tiba ada tangan yang menarik tangannya dan mengakibatkan dia berbalik ke belakang lagi.

"Hehe gitu aja ngambek. Gue gapapa kok, lo nggak usah khawatir."

"Iyaiya secara lo kan keturunan hulk jadi kuat," balas Mal di sertai senyuman mengejek.

"Huss calon mertua kok di samain sama hulk sih, nanti nggak di restuin."

"Lahh ya bodoh amat dah. Cowok di luar sana banyak bukan lo aja," balas Mal dengan menjulurkan lidahnya.

"Daasar nakal, sini kasih hukuman dulu" Zar menarik badan Mal agar merepat padanya dan dia menyetil kening Mal membuat Mal mengaduh kesakitan.

"Haduh sakit," balas Mal dengan nada kesakitan.

"Ututuutu.. kasian, sini cium dulu," balas Zar degan bibir yang dimonyongkan.

Mal segera menabok kepala Zar dan berlari meninggalkannya.

Zar hanya tertawa dengan keras melihat keluncuan pacarnya itu.

"Ternyata gue beneran sayang sama lo Malvesya Ananda," katanya berbicara sendiri, seolah-olah Mal masih ada di depannya.


***
Giamana bab ini?
seru?
baper?
Masih mau lanjut?
Jangan lupa vote dan coment:)
Follow instgram @sintamel02

Zar & MalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang