5. Aneh

30 27 21
                                    


"Banyak pikiran bakan bebani otak."

Mal


***


Kejadian tadi membuatnya tidak bisa tidur. Perlakuan Mal yang tiba-tiba memeluk Zar membuatnya senyum-senyum sendiri ditempat tidurnya. Rasanya dia malu sekali.

Tapi Mal juga memikirkan maksud dari perkataan Aldo, bukannya dia mau selingkuh dengannya tapi aneh saja kenapa tiba-tiba Aldo mengatakan hal seperti itu.

Ya, Mal memang dekat dengannya tapi tidak lebih hanya sebatas hubungan senior dan junior. Aldo memang baik selalu membantu Mal jika dia mendapat kesulitan di sekolah.

Bahkan teman-temannya mengira Mal dan Aldo berpacaran.

Kedekatan Mal dan Aldo berawal ketika Mal jatoh dari tangga yang ada di kelas 12 Aldo membantunya dan sejak saat itu mereka saling mengenal. Entah bagaimana kejadiannya Mal lupa.

Ahh, Mal tak mau ambil pusing terserah Aldo saja mau suka sama siapa itu haknya, yang terpenting Mal hanya menyukai Zar.

Suara hpnya mengagetkan Mal. ternyata ada pesan masuk dari orang yang sedang dia pikirkan. Ehh tunggu jangan salah paham bukan Aldo tapi Zar.

Zar : udah tidur?

Mal : Mau tidur.

Zar : Jangan mikirin gue mulu.

Mal : Geer amat jadi orang, heran.

Zar :  Nggak usah ngeles.

Mal : Dasar anak dukun.

Zar : Dasar anaknya sequidwerd.

Mal : Kok gitu?

Zar : Kembar cueknya.

Mal : Dah sana tidur lo, ngebacot aja.

Zar : Masih kangen:(

Mal : Paan sih alay banget deh.

Zar : Kok gitu:(

Mal : Dahlah, gue mau tidur.

Zar : Selamat tidur sayang:*


***


"Selamat pagi semua," sambut Mal pada penghuni rumah yang ada di meja makan.

Bau harum masakan Hani membuat cacing di perutnya berdemo untuk segera di beri makan.

"Selamat pagi," suara lembut Hani mamanya terdengar juga.

Menit berikutnya yang terdengar hanya suara alat makan. Setelah selesai Mal membantu mama mencuci alat piring.

"Mal, sini papa mau ngomong," suara Surya memanggil. Mal segera menghampirinya.

"Kenapa pah?"

"Nanti malam kamu nggak ada acarakan?"

"Hmm, nggak ada kayanya."

"Yaudah, nanti malam ikut kita malam malam sama rekan bisnis papa ya."

Jujur Mal malas ikut dalam acara seperti itu, pasti yang akan dibahas hanya bisnis dan bisnis. Tapi ini yang meminta papa maka Mal hanya bisa pasrah saja.

"Iya pah."

**

Tak terasa langit sudah menggelap saja, menandakan malam akan tiba.

Tok..tok..tok..

"Mama boleh masuk."

"Iya masuk aja Mah."

Mal sedang berada di kamarnya untuk bersiap memenuhi janjinya pada papa.

"Nih mama beliin kamu dres." Mama menyerahkan dress berwarna merah muda.

"Ya ampun sampe di beliin baju baru.Spesial apa sih acaranya Mah," tanyanya.

Aneh saja, padahal dia kira acara biasa saja tapi keliatannya seperti acara serius.

"Udah nggak usah banyak omong, cepet papa udah nungguin di bawah."

"Yaudah, sana mama keluar."

**

Di sinilah kita berada di sebuah kafe yang cukup megah. Dan di sana sudah ada rekan bisnis papa.

"Apa kabar Brams, sudah lama kita tidak bertemu." Surya berjabat tangan dengan temanya dan Hani melakukan hal yang sama.

"Kenalkan ini anakku Malvesya." Surya memperkenalkan Mal dengan rekan bisnisnya. Mal memberinya salam dan menunjukkan seyumnya yang manis.

"Mal, kenalkan ini Om Brams dan Tante Laura."

"Cantik sekali anakmu."

"Siapa dulu dong yang membuatnya haha." Seketika tawa mereka pecah gara-gara lelucon Surya yang receh sekali.

"Dan kenalkan ini anakku Dirka."

*

*

*

Kira-kira dirka siapa ya?
Ikuti kelanjutnnya:)
Jangan lupa vote dan coment:)
Follow instagram @sintamel02

Zar & MalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang