.
Sore cerah dengan sedikit angin mendera. Tepatnya, di beranda apartemen kecil kepemilikan Soobin, keduanya menghabiskan waktu bersama. Belum lagi, Soobin yang baru saja memasuki fase penyembuhan akibat kelalaiannya dan kesalahannya. Sejak itu, Yeonjun selalu menemaninya menghabiskan sore bersama.
Dua cangkir teh dengan asap yang masih mengepul menemani mereka dengan obrolan ringan sore hari. Obrolan yang berisi apa saja yang mereka lalui satu hari ini. Diselip berapa candaan agar ada sedikit tawa menyempil di antara mereka.
Tak ada lagi amarah di antara keduanya. Soobin telah meminta maaf dan Yeonjun memaklumi itu. "Tak ada suatu hubungan yang selalu berjalan mulus" ucapnya.
"Bin," Yeonjun memanggil kekasihnya yang sempat tertegun. Menggenggam tangan milik kekasihnya, Yeonjun tersenyum. "Apa kau percaya cinta?"
Soobin dengar ada nada ragu, pun ketika ia menatap kedua manik cokelat milik kekasihnya itu. Pancaran kata ragu masih ada disana.
"Tentu. Kenapa kamu meragukan aku?"
"Apa aku terlihat begitu?"
Soobin hanya menggeleng, membuat Yeonjun tergelak. Sejak kapan kekasihnya ini selalu menatap curiga padanya?
"Bin, aku kan hanya bertanya. Sebab, jujur aku bilang padamu. Aku memberimu kesempatan karena aku masih mencintaimu."
Ungkapan itu, mau tidak mau membuat senyum timbul di wajah Soobin. Kekasihnya ini, mulai pandai menggombal ternyata.
"Kamu tau Bae, aku merasa bahwa diriku tidak pantas lagi denganmu dan aku merasa aku-," terputus begitu saja, akibat kecupan singkat dari Yeonjun tepat dibibirnya.
Setelahnya hanya pipi yang memerah hingga menjalar ketelinga. Mereka berdua seperti baru saja menjalani apa yang namanya ciuman di bibir.
"Jangan katakan itu lagi. Kamu sudah beribu kali meminta maaf, Bin. Aku juga sudah memaafkanmu." Ungkap Yeonjun setelahnya. Memang, Soobin tak lelah untuk bertanya, siapa dulunya ia hingga mendapati malaikat jadi pendampingnya?
Angin menyapa keduanya, genggaman tangan itu masih enggan terlepas. Mereka masih mengabaikan teh yang mulai mendingin. Mendekat satu sama lain, menikmati sore dengan duduk di beranda, serasa memiliki dunia mereka sendiri.
Suasana ini, cukup mendukung untuk membuat Soobin lebih jujur ke diri sendiri. Si brengsek yang mencoba tobat dan melabuhkan hati hanya pada satu. Apalagi ketika mereka saling memandang, ada bintang indah yang bersinar di kedua mata indah milik Yeonjun.
"Yeonjun,"
"Iya, Bin?"
"Kamu... mau tidak aku perjuangin?"
"Tentu saja aku mau,"
KAMU SEDANG MEMBACA
P E T A K Sembilan || Soojun ✅✅
FanfictionCerita kisah kasih kedua manusia yang baru jadian, berbentuk daily sehari - hari dalam manis asam pahitnya hubungan. B X B, Soobin!seme Yeonjun!uke. Petak series.