Golden Time

2.4K 275 23
                                    

Recomended song : Stephani poetri - i love you 3000

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Recomended song : Stephani poetri - i love you 3000

- The Last chapter.

Autumn sudah kembali datang. Menyambut musim berangin dengan dedaunan kecoklatan yang berguguran. Saat tepat menggunakan setelan coat kemana-mana. Angin lembut namun membekukan itu sama sekali tak cocok untuk kulit yang sering memerah karena diterpa dingin.

Taman kota, kini ramai dikunjungi di waktu senja. Menghabiskan waktu sembari memandang mentari tenggelam, membuat indah suasana karena dedaunan berwarna cokelat yang diterpa cahaya, tampak lebih indah. Golden time, begitu jika Yeonjun menyebutnya.

Yeonjun suka saat-saat seperti ini, dimana golden time sedang terjadi. Karena tangannya akan di genggam erat Soobin dan membawanya ke taman kota selepas penat dari belajar. Terkadang, senandung pelan dari Soobin juga terdengar. Saat dimana keduanya memutuskan untuk duduk santai di salah satu bangku, jangan lupakan dua cup kopi sebagai pemisah keduanya.

Seperti saat ini, keduanya melepas penat setelah belajar. Berjalan beriringan sembari menggenggam tangan satu sama lain. Sesekali, Soobin menyapa beberapa para bocah yang melewati mereka. Terkadang menjahili para bocah hingga menangis. Tak jarang, membuat Yeonjun malu akan kelakuan kekasihnya.

Dan golden time kembali lagi. Tepat jarum panjang menunjuk angka 12. Tepat pukul 6 sore. Sorot cahaya yang mengenai dedaunan tampak indah dalam sekali lihat. Ada suasana hangat yang mendekap di waktu ini.

"Kamu suka mataharinya?" pertanyaan random, dari Soobin membuat Yeonjun mengangguk.

"Sangat suka. Sebab se-waktu kecil, Mama sering mengajakku jika sore begini." ujarnya dengan senyum yang mana, sekali lagi membuat Soobin bersyukur memiliki Yeonjun dalam perjalanan hidupnya.

Soobin, sebenarnya merahasiakan ini dari seminggu lalu. Tanpa Yeonjun ketahui. Soobin akan berlutut di depan Yeonjun hari ini, menyatakan sesuatu untuk menegaskan pada Yeonjun, apa statusnya dalam hidup Soobin. Meski tanpa bunga maupun cincin. Biarlah itu nanti, pengakuan dahulu lebih baik.

"Aku mau bilang sesuatu, tapi jangan tertawa ya," Soobin memulai, ia tau ini akan memalukan tapi apa boleh buat. Dalam hal ini, ia sudah berkomitmen untuk menjelaskan pada Yeonjun, apa yang selalu ia inginkan dari dulu.

Membawa Yeonjun hidup bersamanya.

Dan Soobin benar-benar berlutut di hadapannya. Dengan menggenggam tangan milik Yeonjun, sembari menatap manik kelam dari kekasihnya itu.

"Yeonjun, dengan ini aku menyatakan, maukah kau hidup denganku?"

Suara kicau burung yang terbang terdengar, diikuti suara tawa Yeonjun yang bisa dibilang, apa ya, lucu? membuat Soobin mengernitkan dahi.

"Kamu, gak mau?"

"Maaf Bin, kata-katamu terlalu klise jadi aku tertawa." Yeonjun setelah berkata seperti itu, melanjutkan tawanya yang belum selesai.

Suasana yang Soobin kira akan romantis, malah jadi seperti ini. Mau tak mau itu membuatnya cemberut. Kesal, mau melamar malah ditertawai. Soobin kembali duduk di sebelah Yeonjun, sembari mengabaikan kekasihnya yang tertawa tentu saja.

"Ketawa terus, seneng banget kamu Bae!"

"Idih, ngambek. Lagian, tanpa kamu bilang begitu, aku selalu mau kamu ajak kemanapun dan tinggal bersama terus."
Katanya, sedikit membuat Soobin menjadi malu karena tindakan bodohnya.

"Kamu tau kan, kamu itu takdirku aku takdirmu bin!"

Dan Soobin akhirnya tersenyum. Benar apa yang Yeonjun bilang, mereka telah di satukan takdir. Ya begitu, mereka percaya. Golden time hari ini, acara lamaran yang kacau, hingga genggaman erat keduanya cukup membuktikan bahwa keduanya selalu bersama, kan?





"Tapi ya, kamu ngelamar kok gak bawa cincin sama bunga? gak modal ih!"

"Urusan bunga sama cincin mudah, sekarang ini kamu mau gak sama aku?"

"Ya tentulah."





-- Selesai --

hay, ini Ari. Mau ngucapin terima kasih banyak sudah membaca book Soojun yang sederhana ini. juga mendukung soobin untuk yeonjun wkwkwkwk.

Terima kasih! Ari harap kita akan berjumpa lagi di book Soojun lainnya. salam semanis coklat hangat,
with love, Ari pamit!

P E T A K Sembilan || Soojun ✅✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang