Defend (?)

1.3K 152 14
                                    


menunggu yang tidak pasti memang percuma..
biarkan dia pergi,
dengan begitu kau tak akan merasa khawatir...





Yedam duduk dibalkon apartemennya dengan tatapan kosong. Tidak... sebenarnya dia sedari tadi memang sedang melamun.

Sejak pulang kuliah satu jam yang lalu, pemuda manis itu hanya berdiam diri dibalkon kamarnya tanpa berkeinginan untuk beristirahat dikamarnya.

Yedam hanya terdiam, memikirkan kekasihnya. Aaahh, apa masih bisa disebut dengan kekasih (?)

Sudah hampir satu minggu ia menunggu kekasihnya itu. Kekasihnya memang satu apartemen dengan Yedam, Doyoung — kekasih Yedam selalu pulang larut malam. Ntah apa yang dilakukannya diluar sana.

Tapi sebenarnya Yedam tahu apa saja yang dilakukan kekasihnya diluar sana hingga larut, hanya saja ia memilih untuk pura-pura tak tahu. Yedam menunggu Doyoung sendiri yang bercerita kepadanya.

Iyaa.... Yedam tahu Doyoung dengan siapa diluar sana hingga larut malam. Yedam tahu apa yang dilakukan Doyoung dengan orang itu hingga larut malam. Yedam tahu.... Doyoung diam - diam menjalin hubungan dengan orang lain, yang juga Yedam 'sangat' kenal.

Tentu saja hati Yedam sakit, mengingat Doyoung tak pernah berkata jujur setiap kali Yedam bertanya perihal kepulangannya yang selalu larut malam.

Apakah benar Doyoung-nya sudah tak mencintainya lagi? Apakah Yedam harus melepaskan kekasihnya?

Yedam terlalu larut dalam pikirannya memikirkan Doyoung, hingga tak sadar bulir- bulir bening membasahi pipi mulusnya.

Hingga saat ini, Yedam selalu menunggu Doyoung yang tak pernah memberi Yedam kepastian tentang hubungan keduanya.

Bodohkan Yedam ????




melepaskan memang bukan perkara mudah,
tapi setidaknya kita mencoba...

kita bisa melihat,
perihal apa dan siapa yang dipertahankan..




Satu bulan sudah Yedam diabaikan Doyoung, kekasih tercintanya. Doyoung tak pernah mempedulikan Yedam. Doyoung tak pernah bertanya kabar Yedam. Doyoung tak pernah berbicara dengan Yedam. Mereka memang masih tinggal satu atap, tapi seperti tak menyaksikan kehadiran masing- masing.

Yaaa, Yedam pun mencoba mengabaikan Doyoung setelah ia berjuang dua minggu berbicara kepada Doyoung dan melakukan apa saja untuk menarik perhatian Doyoung-nya. Tapi apa yang Yedam dapat? Nihil. Doyoung tak pernah sekalipun menganggapnya ada. Tentu hati Yedam sangat sakit.

Kini Yedam hanya bisa pasrah. Bukankah sepasang kekasih itu harus berjuang bersama???

Yedam tetap terpaku pada kumpulan kertas - kertas dan laptopnya di ruang tengah saat pintu apartemennya berbunyi 'bib' menandakan seseorang menekan password pintu apartemennya.

Yedam menatap jam sekilas, pukul 1 —batinnya. Yedam pun pura - pura mengabaikan kekasihnya itu, pun Doyoung yang langsung melenggang masuk ke kamar mereka. Ia memejamkan matanya mencari ketenangan.

Ya, apartemen mereka sebenarnya ada dua kamar tidur, tetapi mereka berdua sudah sepakat satu kamar digunakan sebagai gudang dan mereka tidur satu kamar yang lain, hingga sekarang.

Yedam hanya bisa menghela nafasnya pelan, dadanya terasa sesak setiap melihat kekasihnya itu. Sungguh, ia ingin melepaskan kekasihnya itu.





jika kau mempertahankan sesuatu yang memang tak ingin kau pertahankan...

lebih baik menyerah...
sebelum semakin terluka...
membuang waktu, percuma..






I For You | DoDam ♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang