Chance

1.8K 169 24
                                    


kau terlalu dalam berada dihatiku,
hingga saat ingin menghapusmu,
aku merasa menyakiti diri sendiri...







***
Udara memang jadi semakin dingin jika menjelang pagi seperti ini. Pemuda manis ini masih belum bisa terlelap, banyak hal yg membuat netranya enggan terpejam . Disampingnya, sesosok pemuda yang paling ia cintai sudah terlelap sedari tadi.

Semakin lama Yedam —— pemuda manis—— menatapnya, semakin terbuka kembali luka yg kemarin sempat ia torehkan kepadanya. Iyaa, kemarin orang yg sangat amat ia sayang itu juga merupakan orang yg sangat amat membuatnya terluka. Mungkin baginya dia tak melakukan suatu kesalahan yang fatal dan dia masih bisa cuek hingga sekarang, rasanya pun aneh sampai sekarang.

Seketika Yedam kembali memikirkan hal yang terjadi kemarin setelah Yedam merasakan ada yang janggal "lagi" dan ditambah mimpinya yang sama datang lagi dengan anggunnya membuat Yedam tiap bangun terisak membuat dadanya terasa semakin sesak.

Pertanyaan demi pertanyaan terus menghantui pikiran Yedam untuk kekasihnya itu, Doyoung.

"Apa kamu bakal ngelakuin hal bodoh lagi?"

"Apa kamu bakal ngulang kesalahan yang sama untuk kesekian kalinya?"

"Apa kamu bakal minta kesempatan lagi untuk kesekian kalinya?"

dan masih banyak lagi pertanyaan yang menghantui pemuda manis itu..

Memikirkan hal itu saja membuatnya terluka. Sesungguhnya Yedam ingin menanyakan banyak pertanyaan kepada Doyoung, tapi apa daya, Yedam tak sanggup,  ia takut ia akan menangis didepan Doyoung, dan Yedam pasti akan terlihat begitu bodoh jika harus menangis karena mereka. Memang seharusnya Yedam tidak menangis untuk mereka.

"Bodoh memang jika ia harus menangis karena mereka lagi dan lagi.." Yedam bermonolog dalam hati

Yedam menutupi mulutnya dengan tangannya, ia takut pemuda disebelahnya terbangun mendengar isakan dari bibir Yedam.

Ia kembali mengingat beberapa hari yang lalu. Ia tanpa sengaja melihat pesan singkat di ponsel milik Doyoung. Yedam kembali menghela nafas kasar.

flashback on...

Kening Yedam berkerut melihat ada pesan masuk dari kontak yang baru kali ini ia lihat.

'siapa ini,' batin Yedam.

Ntah, Yedam tak pernah selancang ini untuk membuka pesan di ponsel Doyoung. Yedam sadar masing-masing orang perlu privasi bukan.

Selama Doyoung tak meminta, Yedam tak pernah mengutak-atik ponsel Doyoung, pun Doyoung. Mereka saling menghargai, saling percaya.

Tapi kali ini Yedam sungguh lancang, ia membuka pesan yang baru saja masuk dari ponsel Doyoung. Matanya membelalak lebar, panas, dadanya terasa sesak. Tanpa disadari satu isakan lolos dari bibir manisnya yang langsung dibungkam dengan tangan Yedam.

Yedam kembali meletakkan ponsel Doyoung dan berbaring membelakangi Doyoung yang masih dengan isakan kecil yang belum bisa ia hentikan.

Doyoung yang merasa terganggu tidurnya pun terbangun, ia mengerjapkan matanya berulang kali membiasakan matanya dengan cahaya. Ia menoleh kearah pemuda disebelahnya itu, dan memberikan Yedam kecupan ringan dikepalanya seperti pagi-pagi sebelumnya.

"pagi hyung,"

Yedam hanya membalas dengan deheman. Namun saat tangan Doyoung memeluk pinggang Yedam dari belakang, saat itu pula Yedam melepaskan tangan Doyoung pelan dan membuat Doyoung sedikit tersentak.

I For You | DoDam ♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang