Ex

2.8K 245 16
                                    

ketika hati terluka,
seseorang akan datang..
lalu, perlahan tapi pasti,
ia akan mengobati setiap luka yg ada..

dengan sendirinya,
hatipun akan memilih,
perihal siapa yg mengobati,
dan
perihal siapa yg melukai..

lantas hati akan memilih,
dengan siapa ia akan berbagi..



...

Doyoung menatap sendu foto dua pemuda yg saling tatap dengan senyuman lebar di ponselnya, betapa bahagianya ia saat itu. Betapa sempurnanya hari-harinya saat itu.

Ia sangat merindukan masa-masa itu. Masa dimana dia dan kekasihnya ralat 'mantan' itu selalu bersama.

Kemanapun Doyoung pergi, Yedam akan selalu menemani.

Kapanpun Doyoung sedih, Yedam selalu disisi.

Jika Doyoung sakit, Yedam akan semalaman menunggu disisinya.

Jika Doyoung belum pulang, Yedam akan terjaga menunggunya.

Yedam tak pernah meninggalkan Doyoung barang sehari, pun sebaliknya.

Tapi kini Doyoung sendiri, ia sakit sendiri, terluka sendiri, tak ada Yedam disisinya. Hyung kesayangannya itu sudah bukan miliknya lagi, meskipun masih tetap yang tersayang.

Iya, Yedam meninggalkan Doyoung tanpa alasan, meninggalkan semua kenangan manis yang selama ini mereka miliki.

Doyoung menerima? Tentu tidak, ia menolak dengan keras. Ia mengabaikan semua hal. Ia hanya ingin satu, BANG YEDAM.

Sudah satu tahun dan Doyoung masih mengingat jelas bagaimana ia ditinggalkan. Ia terpuruk, sangat terpuruk. Ia mencoba menahan Yedam tapi usahanya gagal.

Sudah empat bulan Doyoung berhenti mencari Yedam yang sepertinya sudah menemukan penggantinya.

Doyoung pun kini dekat dengan sesorang yang perlahan mengobati rasa sakitnya, meskipun belum sempurna. Yaah, kini ia punya seorang teman, mungkin.

Doyoung bertekad merelakan mantan kekasinya itu. Meskipun ia tak bisa membuang rasa cintanya. Doyoung memang terlalu mencintai Yedam. Itulah mengapa orang tuanya dulu selalu mengatakan padanya bahwa jangan menyukai sesuatu yang berlebih. Sukai dengan wajar, sisakan ruang untuk yang lain.

Kini Doyoung mengerti maksud kedua orang tuanya itu. Benar saja, tak ada ruang untuk orang lain lagi. Semuanya untuk Yedam.

"Doyoung-aaa.... kau tak mendengarkan aku?"

Suara lembut dari seseorang disampingnya itu berhasil membuyarkan lamunannya.

"haaah....?" Doyoung tergagap.

"sepertinya kau sudah lelah. Sebaiknya kita pulang" senyum tulus pemuda itu terukir di wajahnya.

"aaaah, maafkan aku Shio. Kepalaku sedikit pusing"

"baiklah, kita pulang saja" ia menarik pelan tangan Doyoung mengajaknya pergi.



...
Setelah mengantarkan Mashiho pulang, Doyoung kembali ke apartemennya. Ia langsung melemparkan dirinya ke sofa ruang tengah.

I For You | DoDam ♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang