*₊ Asmaraaaa~ ₊*

82 10 4
                                    

"itu tadi sapa sih? yang punya asrama apa ya? tapi kok bocil gitu?" sarada melengos kesal. ia masih memikirkan kelakuan kurang ajar anak kecil yang ada di depan asrama tadi.

"MBA SEPATUNYA DILEPAS DONG. TAU INI MANSION TAPI HARGAI KEK INI SAYA NYAPU."

gausah ngegas dong, sat.

"iya kali," eyedi memperbaiki posisi ranselnya. "mana ada bocil yang berani kayak gitu kalo bukan yang punya sini."

"lagian kita kenapa sih pakek disuruh tinggal di asrama kumuh kayak gini?"

yang dikata sara kumuh itu cuman karena tempatnya berdebu, ya maklum bangunannya full kayu jadi gampang debuan.

nyatanya itu beneran mansion yang mungkin lebih besar dari rumahnya.

kedua perempuan itu masih berusaha menaiki satu per satu anak tangga yang tiada habisnya. eyedi sudah berkali-kali memperbaiki ransel merah marun-nya, sementara sarada?

ia sudah kelelahan mengangkat koper geretnya.

"kamu juga sih, pakek koper. jadi capek sendiri kan?"

"ya kan aku gatau kalo asrama ini ga ada liftnya,"

"mana ada asrama ada liftnya, mba," suara itu berasal dari laki-laki yang muncul dari lorong lantai dua.

rambut bagian belakangnya yang sedikit gondrong, kaos hitam polos press body, juga celana jeans hitam yang sedikit kebesaran.

"berat nih kayaknya," ia mendekati sarada, tersenyum kecil namun manis dan berbekas. "gue bantu ya."

"oh iya, thanks by the way."

sarada tersenyum kikuk. ia kembali memperhatikan lelaki yang kini berjalan di depannya. eyedi mengikuti di sampingnya.

"gue hongjoong btw, kamar gue di lantai dua tadi, kamar nomor 205" ia kembali memamerkan senyumannya, sembari mengangkat koper berat milik sarada.

meski badan hongjoong kecil, ia tampak tidak begitu kesusahan untuk mengangkatnya. sangat kontras dengan tenaga yang dikeluarkan sarada yang lebih berisi darinya.

"gue sarada," ucapnya memperkenalkan diri. "ini kembaran gue, eyedi."

"wah, kalian kembar pertama yang ada di asrama ini."

eyedi baru ingat sesuatu, "apa baru kita bertiga yang ada di asrama ini?"

hongjoong terdiam, mengingat-ingat.

"kalau adik ketua asrama di depan tadi dihitung, sebenarnya di asrama ini baru ada 7 orang sih. masih sepi, sorean kayaknya anak-anak pada kesini."

sarada membelalakkan mata.

"bocil tadi itu ketua asrama??"

"gue juga kaget awalnya," hongjoong kembali menekuni setiap anak tangga yang ia lewati. "kalo dilihat-lihat dia kayak baru 17 tahun dan emang bener dia baru 17 tahun."

"kok bisa sih?"

"hmm...." hongjoong kembali terdiam sejenak.

"dari  kita semua yang ada di asrama, cuma dia dan bocah itu aja yang punya kemampuan itu."

eyedi dan sarada bertatapan satu sama lain, bertanya-tanya kebingungan.

entah waktu yang terasa cepat karena adanya hongjoong atau ia yang memang sekuat itu hingga bisa membawa koper berisi batu milik sara dengan cepat, mereka bertiga sudah sampai di lantai tiga.

sebenarnya lantai tiga ini setengahnya digunakan sebagai balkon terbuka, dengan beberapa kamar berjendela yang menghadap balkon tersebut sementara sisanya berada di dalam koridor.

Asrama AsmaradanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang